Dalam seri "Profesiku", kamu bisa kenalan dengan berbagai profesi, lewat cerita para senior yang menekuninya. Kali ini, yuk, kenalan dengan profesi tutor Matematika dan IPA bersama Nisa!

Khoirunnisa Istiqomah, atau yang biasa dipanggil Nisa, adalah seorang Tutor‍ Matematika dan IPA di YCAB Foundation, Jakarta. Sebagai seorang fresh graduate berumur 23 tahun yang baru lulus kuliah tahun lalu, Nisa baru bekerja di YCAB Foundation sejak dua bulan lalu. Meski begitu, Nisa sudah pernah bekerja sebagai tutor di sebuah bimbingan belajar selama satu semester, saat dia masih kuliah. Nisa adalah sarjana S1 lulusan Institut Teknologi Bandung‍ jurusan Biologi‍, angkatan 20011

Profesiku:

"Tutor Matematika dan IPA di YCAB Foundation, Jakarta. Saya baru bergabung sejak bulan Agustus 2016, jadi baru jalan dua bulan."

Tugasku sehari-hariku:

• "Mengajar untuk anak-anak Paket A (SD), Paket B (SMP), dan sebagian Paket C (SMA)"
• "Mempersiapkan administrasi pembelajaran, seperti silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran."
• "Jadi wali kelas"

Modal yang perlu dimiliki untuk profesi ini:

"Sebenarnya profesi pengajar memang lebih pas kalau diisi oleh lulusan jurusan Pendidikan, tetapi lulusan jurusan murni juga bisa jadi pengajar, kok! Yang penting kita punya dasar ilmu pelajaran yang kita ajarkan, dan kita memang passionate mengajar.

Kalau untuk soft skill, yang namanya jadi pengajar mesti sabar, mau terus belajar, dan bisa kreatif dalam menjelaskan materi."

Tahapan yang dilalui untuk mencapai posisi sekarang:

"Secara umum, jenjang karir seorang pengajar relatif tidak terlalu ribet, karena fresh graduate pun juga bisa jadi guru. Kalau saya sendiri, sebelum menjadi tutor di YCAB ini, saya pernah mengajar di sebuah bimbingan belajar selama satu semester."

Hal-hal yang disukai dari profesi ini:

"Menurut saya, profesi guru adalah profesi yang nggak pernah membuat saya bosan. Setiap hari, pasti ada aja hal yang menarik saat mengajar murid-murid saya. Jadi pengajar juga bikin saya bisa bekerja sambil menebar manfaat, ketika saya sharing pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Hal ini adalah kesempatan yang nggak mau saya lewatkan!"

Tantangan bekerja di profesi ini:

"Kayaknya kamu-kamu, pembaca Youthmanual masih sekolah, bisa bantu jawab pertanyaan ini, deh, hehehe.

Ya, tantangannya adalah kalau murid saya nggak ngerti-ngerti, meski sudah dijelasin berkali-kali. Sebagai guru, saya harus putar otak, karena mungkin cara ngajar saya yang salah.

Tantangan lainnya adalah menghadapi anak-anak yang bandel dan berkelakuan “ajaib”. Sebagai guru, tentunya saya nggak boleh langsung emosi dan main hukum aja. Saya harus cari cara yang bisa memberikan efek jera bagi siswa yang nakal, tanpa hukuman fisik."

Tips untuk anak muda yang ingin bekerja di profesi ini?

"Menurut saya, jadi pengajar mesti bermula dari niat. Tanpa didasari niat tulus untuk mengajar, pasti kita cuma dapat capeknya doang, karena jadi pengajar itu melelahkan. Sebagai guru, kamu harus menghadapi sekumpulan manusia dengan pikiran dan karakter yang beragam, lho, bukan seonggok kertas atau sebuah layar komputer aja.

Coba belajar untuk kontrol emosi. Kalau kamu sedikit temperamen, coba untuk menahan ekspresi kemarahanmu. Kalau kamu baperan, coba belajar menahan rasa bapernya. Maklumlah, terkadang ‘kan murid suka jail sama gurunya, walau niat mereka, sih, sebenarnya cari perhatian aja, bukan karena benci sama gurunya.

Overall, kalau kamu mau dapat kesempatan untuk mendewasakan diri, cobalah jadi pengajar!"

(sumber gambar: expertads.com)