Profil Profesi: Peter Gloriano - Instruktur Gym, Nggak Sekedar Modal Tampil (2)

Masih ingat dengan artikel tentang instruktur gym bau badan ini? Errr, wait, no. Inti tulisannya bukan tentang itu deng, tetapi tentang serba-serbi profesi instruktur gym :D

Penasaran lanjutannya? Yuk, sambung obrolan dengan Peter Gloriano Kaihena, seorang instruktur gym senior yang punya spesialisasi mengajar kelas dance Hip Hop.

Tarik, bang!

Coba, dong, describe your typical working day!

Sebelumnya, saya kasih gambaran kesibukan instruktur gym dalam sebulan dulu, ya.

Seorang instruktur yang bekerja full time di sebuah franchise gym minimal harus ngajar 12 kelas dalam seminggu, durasi masing-masing satu jam. Dalam sehari, seorang instruktur bisa ngajar di beberapa cabang gym yang berbeda.

Setiap instuktur mendapatkan satu hari libur dalam seminggu, dan yang menentukan harinya adalah perusahaan.

Biasanya saya bangun jam 5 pagi, lalu jam 5.30 atau 6 sudah berangkat. Jam 7 pagi, saya sudah sampai di gym, lalu nyantai-nyantai dulu sambil sarapan.

Habis sarapan, saya ngajar. Biasanya saya ngajar dua kelas berturut-turut, misalnya, kelas jam 8-9 lalu kelas jam 9-10. Maksimal diselingi satu kelas. Setelah itu saya mandi, lalu makan.

Kemudian saya harus ngajar lagi jam 4 sore, tetapi di cabang gym yang berbeda. Kebetulan lokasinya jauuuh sekali dari gym pertama. Kalau pulang dulu nggak mungkin, karena jamnya nanggung. Akhirnya biasanya saya muter-muter dulu di mall, ngabisin waktu.

Sesampai di gym kedua, saya ngajar sekitar jam 4 sore. Trus malamnya, ngajar lagi jam 7 di tempat yang sama. Setelah itu saya nggak langsung pulang, karena jalanan lagi macet-macetnya. Biasanya saya baru jalan pulang jam 10an malam, dan sampai rumah jam 11 malam. Besoknya begitu lagi.

Di tahun-tahun awal bekerja sebagai instruktur gym, hari-hari saya padat luar biasa, karena status saya masih seorang mahasiswa sekaligus atlet taekwondo. Akhirnya saya nggak kuat, dan melepas taekwondo. Skripsi saya juga jadi ketunda lama banget, hahaha.

Apa, sih, hal-hal paling menyenangkan menjadi seorang instruktur gym?

Bagi saya, menyaksikan progress member, dari yang nggak bisa melakukan gerakan-gerakan yang saya ajarkan, menjadi bisa. Hal itu bikin saya seneeeng banget. Apalagi kalau dari awal, member-nya memang kelihatan antusias dan semangat ingin bisa. Saya juga makin semangat ngajarnya.

Trus, saya juga senang karena di gym saya bisa ketemu banyak orang dari latar belakang yang berbeda-beda dan membangun network. Kalau nggak ketemu di gym, saya nggak mungkin bersinggungan dengan orang-orang ini, deh.

Trus, apa hal-hal yang menyebalkan dari profesi instruktur gym?

Nggak boleh sakit! Karena instruktur gym dibayar per kedatangan. Kalau nggak datang, ya nggak dibayar.

Saya juga suka malas kalau harus berhadapan sama member yang ngeselin. Sering, lho, ada member nyebelin. Ya, tetapi saya tetap harus santai.

Soal jam kerja bagaimana? Emangnya nggak capek?

Capek, sih, tapi saya nggak masalah, karena sebanding dengan bayarannya, hahaha.

Kalau kita rajin dan berhasil menjadi instruktur yang sukses (baca: kelasnya banyak peminat), pendapatan seorang instruktur gym bisa jauh lebih besar dibandingkan pendapatan pegawai kantoran biasa, lho.

Sebagai bayangan, gaji sebulan pegawai kantoran sebulan bisa saya dapatkan dalam seminggu. Kasarnya, beli motor sebulan sekali juga bisa.

Jadi memang capek, tapi sebanding dengan penghasilannya.

Menurut Peter, bagaimana prospek profesi instruktur gym di Indonesia?

Menjanjikan, terutama di mega gym yang semakin kesini semakin berkembang, ya.

Ada banyak instruktur yang sebelumnya sudah bekerja kantoran, namun akhirnya alih profesi jadi instruktur gym full time. Padahal pendapatan mereka dari kerja kantoran cukup, kok. Mungkin mereka melihat bahwa penghasilan instruktur lebih menjanjikan.

Tetapi kesuksesan seorang instruktur sangat tergantung kedisiplinan masing-masing orang, sih. Misalnya, di awal karir, saya cuma bisa ngajar 1-2 jenis kelas. Tetapi saya giat mempelajari jenis kelas lain, ngambil pelatihan, ngambil sertifikasi, nambah ilmu dari kelas para instruktur yang lebih senior, akhirnya saya jadi maju.

Boleh bagi-bagi tips untuk yang berminat menjadi instruktur gym?

Pertama, tentukan motivasi kamu. Kenapa mau jadi instruktur? Sebaiknya, sih, karena kamu memang suka olahraga dan cinta mengajar. Bukan hanya karena ingin tampil atau mengejar uang, misalnya.

Kedua, tentukan spesialisasi kamu. Walaupun kamu akan ngajar beragam kelas, kamu perlu punya satu spesialisasi yang pada akhirnya akan menjadi ciri khas kamu. Mungkin yoga? Body Pump? RPM? Zumba?

Ketiga, harus ikhlas belajar segala macam kelas. Misalnya, biarpun saya nggak suka-suka banget sama Body Pump dan Body Combat, saya tetap harus mempelajarinya, supaya kemampuan mengajar saya meluas. Nggak ngejar kelas Hip Hop melulu.

Keempat, jangan lupa selalu jaga kesehatan. Bukan apa-apa. Kalau absen karena sakit, nggak dapat bayaran! Hahaha.

Terakhir, harus pintar mengatur keuangan. Sebagai instruktur gym, kita ‘kan dibayar per datang, trus lokasi mega gym biasanya di dalam mall. Wah, godaan untuk konsumtif, tuh, besar sekali.

Kalau kamu nggak cermat mengatur pendapatan, uang kamu akan habis entah kemana. Jangan-jangan habis buat nongkrong aja. Tabungan nggak ada, barang yang kebeli juga nggak ada.

Pernah, lho, beberapa teman instruktur mengeluh nggak punya uang saat akhir bulan. Padahal seharusnya instruktur nggak punya keluhan “bokek di tanggal tua”, karena kami digaji per datang, bukan per bulan. Uangnya pada kemana, tuh?

Jadi, kelolalah penghasilan dengan sebaik mungkin. Lebih baik nyicil beli mobil ‘kan, daripada uangnya habis buat nongkrong melulu?

***

Wow, ternyata banyak banget sisi dari instruktur gym yang nggak pernah kebayang sebelumnya!

Yang menarik, ternyata instruktur gym adalah profesi yang usahanya sangat berbanding lurus dengan hasilnya (baca: penghasilan), ya. Nggak mungkin, tuh, kerja gaji buta. Apalagi yang “mengawasi” kerjanya bukan bos, melainkan para member gym. Kemampuan fisik dan people skills keasah sekaligus!

Bagi kamu para gym junkies dan ratu Zumba, apakah ini profesi idamanmu? *pakai celana legging warna neon, setel lagu house music*

(sumber foto: Laila Achmad)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1