Profesiku: Vice President of Marketing, Mohamad Ario Adimas
- Jul 03, 2018
- Nadia Fernanda
Dalam seri "Profesiku", kamu bisa kenalan dengan berbagai profesi, lewat cerita para senior yang menekuninya. Kali ini, yuk, kenalan dengan profesi Vice President of Marketing bersama Mohamad Ario Adimas!
Gaes, kalian percaya, nggak, kalau kesuksesan itu bisa jadi milik siapa saja?
Youthmanual nggak percaya banget kalau yang namanya kesuksesan itu cuma buat orang-orang tertentu aja—untuk orang-orang yang cuma lolos SBMPTN, untuk orang yang ekstrovert, atau untuk orang-orang yang bisa lulus kuliah 3.5 tahun. Jalan kesuksesanmu, tuh, jauh lebih besar dari sekadar bisa masuk PTN, berkepribadian easygoing, ataupun lulus cepat!
Kali ini, Youthmanual mau ajak kamu kenalan dengan Mohamad Ario Adimas, lulusan Teknik Industri Telkom University (yes, dari PTS!) yang kini menjadi Vice President (VP) of Marketing di Loket, platform Ticketing Management Service (TMS) yang sungguh berfaedah. Bareng Dimas, kamu bisa dapetin insight kalau sukses itu sesungguhnya ditentukan oleh bagaimana kamu belajar dan mengembangkan diri, bukan dimana kamu melakukannya. Cus, disimak!
Profesiku:
“Vice President (VP) of Marketing di Loket, salah satu perusahaan di bawah GO-JEK Group.”
Tugasku sehari-hari:
“Secara garis besar, VP of Marketing memimpin fungsi pemasaran di perusahaan secara menyeluruh.
Nah, dalam sehari-harinya, itu termasuk melingkupi penyusunan strategi pemasaran, turut dalam eksekusi aktivitas pemasaran yang sudah dirancang sedemikian rupa, menentukan strategi branding, menganalisa target dan kebutuhan pasar, menyusun strategi komunikasi, sampai menyusun strategi public relation. Banyak juga, ya?”
Alasan memilih profesi ini:
“Saya merasa bahwa marketing adalah perpaduan antara seni dan bisnis—yang menurut saya adalah sesuatu yang sangat menantang. Posisi seseorang sebagai marketer, tuh, bisa dibilang ibarat ujung tombak perusahaan yang harus bisa menyampaikan nilai-nilai perusahaan lewat produk yang kita punya sekreatif mungkin.”
Modal utama untuk menjalani profesi ini:
“Kamu harus punya kemampuan analisa yang baik. Untuk apa? Tentunya untuk dapat “membaca” pasar lewat behavior mereka. Ini penting untuk dikuasai agar kamu bisa membuat strategi marketing yang tepat dan juga dapat dipahami dengan baik oleh target pasar.
Lalu, ada juga kemampuan lainnya yang nggak kalah berguna seperti kreativitas baik dalam fungsi visual maupun non-visual, juga fungsi eksekusi yang kuat. Kalau cuma ngide tapi nggak mampu menjalankannya, nggak ada gunanya, dong?”
Hal yang menarik selama menjalani profesi ini:
“Menjadi seorang marketer berarti saya bertanggung jawab untuk memikirkan dan memastikan bagaimana produk yang dimiliki perusahaan dapat diterima oleh target pasar. Dan pastinya hal seperti itu nggak bisa dianggap sebagai sesuatu yang remeh, dong, ya.
Makanya, nih, tiap kali target pasar menunjukan respon positif terhadap suatu produk, selain perusahaan sebagai product owner, biasanya marketer juga menjadi actor utama yang disorot di dalamnya. Soalnya, kita-lah dalang dibalik strategi komunikasi agar dapat membuat produk tersebut relatable dan pesannya bisa diterima oleh mereka.”
Kendala yang pernah ditemukan selama bekerja, dan cara mengatasinya:
“Yang sering aku lihat di dunia kerja, sih, masih ada banyak marketer yang kurang mampu mengolah dan memahami data, dan terlalu berharap pada intuisi. Ini tentunya fatal banget, karea bisa-bisa mereka membuat strategi yang nggak tepat dan langkah yang akan diambil masih sangat berisiko.
Belajar dari pengalaman, di kasus saya, saya coba, deh, memperkuat fungsi data sebagai fondasi yang cukup dalam pengambilan keputusan pemasaran, agar langkah saya semakin terarah dan meminimalisir risiko yang dapat terjadi di masa depan.”
Miskonsepsi paling umum mengenai profesi ini:
“Apa, ya? Kayaknya soal marketer yang suka disalah artikan dengan sales, deh. Hahaha.
Padahal, tim marketing itu selalu berkerja satu langkah sebelum tim sales mulai bergerilya di lapangan. Marketer bertanggung jawab untuk menciptakan nilai dari suatu produk agar bisa menciptakan kebutuhan dalam pasar. Setelah itu, baru deh tim sales mengkomunikasikan nilai tersebut secara aktif di pasar dengan strategi yang sudah dirancang.”
Karier yang dijalani untuk mencapai posisi ini:
“Pastinya nggak instan, ya. Hehehe.
Awal karier saya dimulai dari tahun 2010 sebagai seorang Consumer Market Insight di PT Bakrie Telecom, lalu saya pindah menjadi Digital Strategist dan Strategic Coordinator di Kompas Gramedia. Saya juga pernah menjadi Digital Marketing Manager di Microsoft, Marketing Manager di Telkomsel, General Manager untuk Marcomm dan Public Pelation di Indosat Ooredoo sebelum saya bekerja di perusahaan dan menduduki jabatan saat ini.
Untuk memperkaya kemampuan diri, dulu saya juga pernah pernah aktif ikut organisasi Indonesia Marketing Association (IMA) sebagai President untuk student chapter Telkom University, sampai terakhir saya menjabat sebagai direktur Indonesia Marketing Association untuk chapter nasional.”
Peran serta kampus dalam mendukung karier:
“Eniwei, saya lulusan program studi Teknik Industri Telkom University, yang menurut saya pribadi benar-benar berperan penting dalam “membentuk” saya sampai menjadi seperti sekarang ini.
Prodi TI di Telkom University adalah yang satu-satunya prodi TI yang berfokus pada industri jasa, dimana prodi serupa di kampus lain lebih fokus ke manufaktur, terutama dari kurikulumnya. Itu yang membuat lulusan Teknik Industri Telkom punya poin pembeda, karena kita lebih siap untuk terjun industri-industri yang sifatnya jasa, yang mana merupakan industri yang tengah naik daun belakangan ini. Apalagi industri-industri digital yang tengah rama searang, kebanyakan merupakan industri yang menjual sebuah jasa. Materi-materi yang diberikan seperti Manajamen Pemasaran, Manajemen Service Operation, Product Development, dan bahkan Kalkulus sangat bisa diaplikasikan di dunia kerja.
Laboratorium Telkom University juga bisa dibilang sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. Untuk TI sendiri, laboratorium-laboratorium yang disediakan seperti Perancangan Fasilitas Tata Letak, Simulasi Bisnis, Sistem Produksi dan Otomasi merupakan beberapa yang memiliki fasilitas yangs angat baik.
Selain itu, dari sisi event, Telkom University sering banget mengadakan event yang menunjang soft skill mahasiswa untuk belajar lebih banyak. Sarana dan prasarana yang sifatnya non-akademik pun juga sangat bagus, seperti contohnya Telkom memiliki sebuah Student Center yang berupa satu bangunan yang berisi tempat-tempat himpunan dan organisasi kemahasiswaan. Mengingat banyak mahasiswa Telkom University yang statusnya anak rantau, jadi dari pihak Telkom University sendiri menyediakan banyak fasilitas yang membuat mereka merasa nyaman di kampus.
Bicara soal staf pengajar, dosen-dosen Telkom University merupakan gabungan antara akademisi dan praktisi. Jumlah dosen yang juga merupakan praktisi bahkan cukup banyak, sehingga mahasiswa bida mendapatkan full perspective baik dari sisi teori maupun praktek di lapangan (case study). Ada dosen yang merupakan pemilik perusahaan provider telekomunikasi, ada dosen yang pernah menjabat sebagai GM di Telkom sendiri, dan masih banyak lagi.
Career Development Center (CDC) Telkom lumayan aktif dan kuat. Mereka sangat mendukung pengembangan karier mahasiswa maupun lulusannya dan sering membuat event-event yang sifatnya memaksimalkan potensi kita di dunia kerja. Mereka juga sering menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan untuk membuat sebuah recruitment event sendiri, dan mereka rutin menjalin relasi yang kuat dengan alumni. Jadi, buat kamu mahasiswa Telkom University yang ingin mencari kesempatan kerja, nggak usah bingung karena kamu bisa memberdayakan CDC kampus secara efektif.”
Tips untuk anak muda agar sukses berkarier dan berkarya di masa depan:
“Tentukan mimpi dan tujuan kamu sedini mungkin. Idealnya, ketika kamu mulai belajar dan berkerja, kamu tahu ujung perjalanan anda seperti apa, sehingga motivasi untuk menaklukan semua tantangan tidak pernah padam.”
Tertarik untuk cari tahu lebih lanjut mengenai Telkom University dan profesi Vice President of Marketing? Cari tahu di sini.
Baca juga:
- Inilah Hal-Hal Keren dan Seru Seputar Telkom University
- Profesiku: IT Service Monitoring, Dewa Made Rai
- Jurusanku: Teknik Industri Telkom University, Sancita Utami
- Profesiku: Muhammad Mufid Luthfi, Cofounder dan Chief Marketing Officer IDCloudHost
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus