5 Momen Ketika Kamu Harus Berhenti Membandingkan Hidup Kamu dan Hidup Orang Lain
- Feb 26, 2016
- Dian Ismarani
Kamu tahu nggak, sob, kenapa banyak quotes yang nyuruh kita berhenti membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain? Karena membanding-bandingkan hidup begitu memang lebih banyak ruginya daripada untungnya. Malah bisa bikin kita terpuruk!
Menurut data Kompas, total penduduk Indonesia saat ini sekitar 255 juta jiwa, dan sekitar 17,5 juta orang dewasanya mengalami gangguan mental emosional berupa anxiety dan depresi!
Jakarta ibukota tercinta pun didapuk sebagai kota dengan penderita gangguan jiwa tertinggi di Indonesia. Survei yang dilakukan sepanjang 1995- 2004 menyebutkan, sekitar 16 dari 100,000 penduduk Jakarta mengalami gangguan jiwa. Serem abis, kan?
Kenapa saya membahas depresi begini? Karena menurut penelitian, depresi nggak hanya terjadi di kalangan menengah ke bawah aja. It’s not all about money. Depresi juga bisa terjadi di kalangan anak muda dan orang dewasa produktif, yang padahal berkecukupan secara ekonomi serta berpendidikan tinggi.
Alasannya kenapa? Salah satunya, karena mereka terlalu banyak membandingkan hidup mereka dengan orang lain melaui media sosial! Yep, aktivitas media sosial yang detil ternyata bisa memicu orang lain untuk saling membandingkan kehidupan, dan berujung ke depresi bagi orang tersebut. Nah, lho!
Kalau gitu, nggak usah pakai media sosial aja! Well, bakal jadi polemik lagi, sih. Soalnya ada banyak manfaat lain yang bisa kita dapat dari media sosial.
Kembali ke soal membandingkan hidup, cara yang paling bijak tentu saja dengan lebih banyak bersyukur ya, gaes. Selain bersyukur, inilah lima momen di mana kamu harus berhenti membandingkan hidup kamu dengan orang lain, sebelum berujung ke stress, bahkan depresi.
Ketika kamu merasa teman-teman kamu lebih cantik, lebih ganteng, atau lebih gaul.
Nggak semua orang terlahir dengan gen kece bak model, kulit yang selalu mulus, selera keren, atau pembawaan yang cool “dari sananya”. Tapi percayalah, setiap orang terlahir unik. Kita lahir dengan karakter masing-masing yang nggak bisa dibanding-bandingkan. Kita cuma perlu “mengatur” agar keunikan kita nampak lebih menonjol daripada kekurangan kita.
Ketika kamu merasa nggak punya cukup uang untuk membeli barang-barang yang teman-teman kamu beli.
Kalau kamu sedih karena belum bisa beli sepatu ini, tas anu, game console itu, makeup inu demi mendongkrak level pergaulan dan kekinian, ingat-ingat aja mantra ini: “Kamu sudah punya lebih dari yang kamu butuhkan!”. Percaya, deh, walaupun kamu belum punya semua barang yang kamu INGINKAN, sebenarnya kamu sudah punya semua hal yang kamu BUTUHKAN. Trus, ingat, sob, BELUM punya bukan berarti nggak akan punya. Sabar aja! Toh, untuk saat ini, kamu sudah punya lebih dari yang kamu butuhkan.
Ketika teman-teman kamu punya pacar atau menikah lebih dulu dan mereka punya hubungan amat sempurna.
Wahai jomblo, nikmatilah segala ejekan tentang status yang sebetulnya harus kamu syukuri ini. Ada banyak, kok, manfaat menjadi jomblo. Misalnya, kamu jadi punya lebih banyak waktu untuk belajar, kumpul bareng keluarga, nongkrong bareng teman-teman, and just do whatever you want. Ketika nanti kamu sudah pacaran serius—dan jadi jarang punya waktu untuk diri sendiri—kamu akan kangen sama hal-hal ini.
Ketika teman-teman kamu punya keluarga yang hangat atau orang tua yang keren.
Kita nggak bisa memilih lahir di keluarga mana. Kalau bisa, mungkin kita semua kepengen lahir dengan nama belakang Bakrie atau Kardashian. Tapi percayalah, keluarga adalah tempat “pulang” yang paling nyaman. Kalau kamu merasa keluarga kamu kurang hangat, kuncinya cuma satu: komunikasi. Perlakukan anggota keluarga kamu sebagaimana kamu ingin diperlakukan oleh mereka. Banyak-banyak curhat ke anggota keluarga supaya mereka menjadi lingkaran terdekat kamu.
Ketika teman-teman kamu mulai dapat pekerjaan yang prestisius.
Bagi saya, dalam mengejar karier, yang penting saya bahagia. Saya nggak mau berkarier di pekerjaan yang nggak bikin saya bahagia. Dan pada akhirnya, rasa puas karena bekerja di bidang yang saya cintai mengalahkan rasa puas karena profesi seprestisius apapun. Jadi, kamu nggak perlu membandingkan pekerjaan kamu dengan pekerjaan orang lain. Yang perlu kamu utamakan adalah kebahagiaan kamu dengan pilihan pekerjaan kamu yang sekarang sekarang.
***
Ingat, sob, kita nggak punya kewajiban untuk lebih baik dibanding orang lain. Kita punya kewajiban untuk lebih baik dibanding diri kita yang kemarin *betulin jilbab*
(sumber foto: whstatic.com, bbci.co.uk, convertwithcontent.com, justjared.com)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus