9 Tanda Kalau Kamu Adalah Orang yang Pasif-Agresif

Gaes, ada yang udah pernah denger istilah pola perilaku pasif-agresif, belum?

Buat yang belum, pasif-agresif adalah cara seseorang untuk menyampaikan kekecewaan atau rasa marah secara tersirat. Umumnya, pola perilaku ini timbul dari rasa enggan untuk mengungkapkan emosi negatif secara langsung, karena takut adanya backlash atau dampak negatif yang lebih buruk jika dilakukan dengan demikian.

Pasif-agresif muncul akibat emosi negatif yang terpendam, sehingga emosi tersebut akan secara tidak sadar terungkap lewat tindakan atau kata-kata. Mereka akan terus membuat orang lain merasa bersalah dengan “sentilan-sentilan” yang absurd sampai orang tersebut menyadari kesalahan apa yang dibuatnya.

…gmz, ya?

Biasanya, pola perilaku ini jarang disadari oleh siapapun—karena sifatnya yang nggak mencolok seperti luapan emosi yang lebih massive seperti kemarahan. Untuk mengetahui apakah kamu memiliki pola perilaku pasif-agresif, cek tanda-tanda yang di bawah ini, deh!

1. Kamu sering bilang kamu “baik-baik saja”, padahal kamu merasa sebaliknya

1

Menyangkal perasaan sendiri adalah hal paling klasik yang dilakukan oleh orang dengan pola perilaku pasif-agresif. Dibanding menyatakan perasaan kamu yang sebenarnya, kamu lebih baik bersembunyi di balik kalimat “gue nggak apa-apa, kok”, dengan harapan orang lain bisa mengerti perasaan kamu yang sebenarnya. Duh!

2. Kamu sering mengakhiri pembicaraan dengan kata “terserah” ketika merasa kesal

Kata “terserah” adalah senjata pamungkas orang pasif-agresif dalam mengakhiri pembicaraan atau perdebatan. Karena kamu percaya dengan meluapkan emosi secara langsung hanya akan membuat keadaan lebih buruk, kamu berusaha untuk menghindari komunikasi emosional dengan cara mengatakan sesuatu yang nggak akan membuat lawan bicara kamu berargumen lebih lanjut.

3. Kamu sering menanyakan pertanyaan yang sifatnya menuduh

Beberapa komentar yang dilontarkan orang pasif-agresif terkesan memojokkan dan membuat orang lain merasa tersinggung. Komentar seperti “udah nggak bener, lo, ya?” atau “kok lo gitu, sih?” terkesan mengancam orang tersebut jika saja mereka nggak melakukan sesuatu yang kamu tidak kamu senangi.

4. Kamu sering menyayangkan sesuatu yang nggak berjalan sesuai dengan harapan kamu

4

Ketika orang lain dapat move on dari suatu kegagalan dengan mudah, beda halnya dengan orang pasif-agresif. Jika kamu sering mendapati diri kamu berkata “sayang banget, ya, coba aja kalau XXX YYY, pasti nanti bakal ZZZ”, selamat, kamu adalah salah satunya!

5. Kamu sering menambahkan opini yang tidak perlu ketika menyampaikan pujian

Orang pasif-agresif sangat dikenal memiliki rasa cemburu yang tinggi. Maka, nggak heran kalau mereka jarang memberikan pujian yang tulus, bahkan terkesan membandingkannya dengan yang lain. Misalkan, kamu memuji teman kamu yang jago fisika, tapi ya nggak pinter-pinter amat seperti kakak kamu yang juara OSN, sih. Asyem!

6. Kamu sering mengabaikan orang lain

Pasif-agresif juga bukan berarti kamu selalu "nyinyir" menyindir orang lain agar emosi negatif kamu bisa dirasakan oleh orang lain, lho. Ketika kamu mendapati diri kamu sering menghindari dan memberikan silent treatment pada orang-orang yang mengecewakan kamu dan membuat kamu kesal, hal ini juga menjadi salah satu perilaku pasif-agresif yang mencolok.

7. Kamu sering menunda-nunda pekerjaan

7

Nggak cuma orang lain, orang dengan pola perilaku pasif agresif juga kerap kali mengabaikan pekerjaannya alias procrastinating. Biasanya, jika kamu dihadapkan dengan tugas yang nggak kamu senangi atau nggak kamu kuasai, kamu malah menunda dan mengerjakannya dengan setengah hati alih-alih mengungkapkan kesulitan kamu.

8. Kamu sering mengeluh tentang orang lain di belakang mereka

Eits, jangan samakan hal ini dengan bergosip, lho, ya. Maksudnya, orang pasif-agresif mengutarakan rasa ketidak sukaannya terhadap sifat atau tindakan seseorang terhadap dirinya, tapi enggan untuk membicarakan ketidaknyamanan ini pada orang yang bersangkutan dan malah menceritakan hal tersebut pada orang lain yang nggak bersangkutan. Jadi, kamu berusaha bersikap baik-baik saja di depan mereka, tapi di balik itu, kamu kesal setengah mati sampai diomongin!

9. Kamu sering mengingat kesalahan kecil orang lain terhadap kamu

Kind people don’t hold grudgebut passive-aggressive people do. Mereka selalu mengingat kesalahan-kesalahan yang orang lain lakukan dan selalu berusaha menemukan momen yang tepat untuk mengungkit-ungkit atau bahkan membalasnya! Jadi, teman kamu pernah melupakan hari ulang tahun kamu dan kamu bilang kamu nggak pernah melupakan hari ulang tahunnya agar dia merasa bersalah, hal itu termasuk perilaku pasif-agresif, lho!

(sumber gambar: kinja-img.com, giphy.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
voocccie | 2 bulan yang lalu

I recently decided to try something new and came across bitcoin online casinos https://casinohex.jp/online-casinos/bitcoin-casinos/. I've been interested in cryptocurrency for a long time, but I didn't think it would work so well in casinos. Deposits take seconds, and withdrawals are instant.…

Industri Game Makin Menjanjikan, Inilah Pilihan Profesi Untuk Para Pecinta Game
kebidananUnesa | 3 bulan yang lalu

Yuk teman-teman bisa dibaca artikel dibawah ini yang merasa stress saat kuliah https://s1kebidanan.fk.unesa.ac.id/post/tips-kuliah-tanpa-stres-bisa-kok

7 Tips Ampuh Hadapi Tugas Kuliah yang Numpuk Biar Kamu Tak Merasa Stress
Big Head | 4 bulan yang lalu

Wow, this hobby is pretty cool! If you're interested in reading about other fun hobbies, check it out here: https://hobiapaaja01.wordpress.com

10 Hobi yang Mencerminkan Kepribadianmu
Ica Test | 6 bulan yang lalu

Kuliah di luar negeri bukan hanya soal menempuh pendidikan, tapi juga soal membuka cakrawala baru dalam hidup. Ada banyak keuntungan yang bisa dirasakan mahasiswa internasional, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut adalah tujuh keuntungan utama kuliah di luar negeri, beserta pemikiran…

7 Keuntungan Kuliah di Inggris
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2025 PT Manual Muda Indonesia ©