Alasan Kenapa Kamu Nggak Boleh Patah Semangat Saat Gagal SBMPTN 2019

Hari ini mungkin jadi hari yang paling ditunggu-tunggu oleh kamu para pejuang SBMPTN 2019. Soalnya, di hari ini pengumuman kelulusan akan diumumkan serentak jam 15.00 WIB di laman Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

Seperti yang sudah diketahui, dari begitu banyaknya pendaftar SBMPTN 2019 pastilah diantaranya ada yang nggak lulus. Tapi, menurut saya, ketidaklulusan ini bukanlah untuk membuat kamu berputus asa, apalagi membuat kamu sampai berpikiran kalau ini adalah akhir dari segalanya.

Of cource, NGGAK, gaes! Justru, hal ini harusnya bisa menambah semangat kamu untuk bisa masuk Perguruan Tinggi yang kamu favoritkan. Alasannya apa sampai saya bisa bilang begitu?

Sederhananya, alasannya karena 5 hal berikut ini:

1. Masih ada ujian mandiri

ujian mandiri

Baca juga: Info Lengkap Jalur Seleksi Mandiri PTN 2019

Saat kamu dinyatakan nggak lulus SBMPTN 2019, kamu bisa mencoba jalur lain yang saat ini sedang berlangsung yaitu seleksi mandiri. Nah, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang jalur mandiri ini, gaes.

Pertama, jalur mandiri di setiap universitas itu berbeda-beda. Artinya, kalau kamu mendaftar jalur mandiri di Universitas X maka akan berbeda syarat dan peraturannya dengan Universitas Y.

Misalnya, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melaksanakan jalur mandirinya atau yang biasa dikenal program Mandiri ITS dengan berdasarkan nilai UTBK aja tanpa tes tambahan lainnya. Berbeda dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang melaksanakan jalur mandirinya atau yang biasa dikenal dengan UTUL UGM dengan ujian tertulis dan menggunakan skor UTBK.

Kedua, yang membedakan jalur mandiri dengan SBMPTN adalah uang pangkal. Kalau mahasiswa yang masuk melalui jalur SNMPTN/SBMPTN cuma bayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) aja, maka mahasiswa yang masuk melalui jalur mandiri ini diharuskan membayar UKT plus uang pangkalnya, gaes.

Tapi jangan berkecil hati dulu, ada beberapa universitas yang menyediakan jalur mandiri tapi nggak membebani uang pangkal kepada mahasiswanya. Selain itu, buat kamu pejuang bidikmisi, juga nggak perlu khawatir. Soalnya, di beberapa kampus juga menyediakan beasiswa bidikmisi.

Untuk info lebih lanjut mengenai uang pangkal dan bidikmisi, silahkan langsung kunjungi laman resmi universitas-universitas yang kamu tuju, ya.

2. Daftar sekolah vokasi

sekolah vokasi

Pendidikan vokasi/sekolah vokasi adalah pendidikan tinggi yang menujang pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Sekolah vokasi sendiri meliputi pendidikan diploma 1/ Ahli Pratama, diploma 2/ Ahli Madya, diploma 3/Ahli Madya dan diploma 4/Sarjana Terapan—yang setara dengan program pendidikan akademik Strata 1 a.k.a S1

Nah, buat kamu yang nggak suka dengan dengan teori dan suka praktik atau merasa lebih senang berada di lapangan daripada di belakang meja, menurut saya, sekolah vokasi adalah tempat yang cocok buat kamu, gaes.

Dengan kamu kuliah di sekolah vokasi, pengalaman dalam bekerja akan lebih banyak didapatkan. Trus, skill-skill yang akan digunakan di dunia kerja juga lebih terasah.

Kalau tetap ingin mengambil gelar S1, kamu bisa melanjutkan jenjang kariermu setelah menyelesaikan pendidikan vokasimu ini. Hah? Berarti ngulang dari awal lagi dong?

Eitsss, tenang! Nggak perlu mengulang lagi 4 tahun untuk mendapatkan gelar Sarjana, kok. Kamu cuma harus menempuh pendidikan selama 4 semester atau 2 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana!

Jadi, nggak usah minder kalau kamu kuliah di vokasi, sedangkan teman-teman kamu kuliah S1. Kenapa begitu? Soalnya keberhasilan seseorang itu nggak dilihat dari gelar yang ada di belakang namamu. Melainkan bagaimana kamu bisa struggle menghadapi perkembangan dunia yang cepat dengan skill yang kamu miliki.

3. Masuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

PTN versus PTS

Yups, sudah bukan rahasia lagi bahwa banyak stereotipe yang sering dikaitkan untuk mahasiswa yang berkuliah di kampus swasta. Mulai dari pelabelan mahasiswa buangan lah, anak orang kaya lah, hingga momok menakutkan yang menyatakan sulit diterima kerja kalau berasal dari kampus swasta.

Sebetulnya ini adalah miskonsepsi banget. Soalnya berdasarkan job fair hingga interview kerja yang saya lakukan, para perekrut nggak terlalu peduli darimana asal kampusmu. Yang mereka pedulikan itu hanya sekitar jurusan kuliah apa yang kamu ambil, pengalaman apa yang kamu punya, kemampuan apa yang kamu miliki, dan kontribusi apa yang bisa kamu berikan ke perusahaan.

Jadi, nggak ada salahnya kalau kamu mencoba PTS. Toh, saat ini, banyak PTS yang mutu pendidikannya nggak kalah dengan PTN. Contohnya, aja BINUS University—yang menjadi salah satu kampus terbaik di Indonesia versi QS World University Rangkings.

Anyway, soal biaya. Ya, memang, sih, agak sedikit mahal dibanding PTN. Tapi jangan risau dan pusing sendiri, karena sekarang banyak kampus swasta yang sudah banyak menyediakan beasiswa dan jalur prestasi untuk calon mahsiswanya. Tenang, semua itu ada solusinya.

Yang penting, mau kamu kuliah di kampus swasta atau negeri sebetulnya sama aja, sih, gaes. Tinggal bagaimana diri kamu sendiri yang menentukan masa depan kamu nanti.

4. Gap year

gap year

Nggak bisa dipungkiri, istilah gap year masih dipandang sebelah mata di negara kita. Soalnya, dalam istilah umum, gap year itu rehat, berhenti atau cuti untuk sekolah, kerja, atau kuliah. Kalau dalam konteks kuliah, gap year maksudnya "nganggur" dulu selama setahun untuk menunggu SBMPTN/seleksi mandiri.

Maksud "nganggur" di sini bukan berarti kamu menjadi pengangguran atau luntang lantung nggak jelas gitu ya, gaes. Tapi lebih mempersiapkan amunisi untuk menghadapi SBMPTN/seleksi mandiri pada tahun berikutnya atau melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat atau mempersiapkan kebutuhan finansial terlebih dulu.

Nggak cuma itu, sisi positif lainnya dari gap year buat kamu yang masih belum bisa mengenali diri sendiri. Kamu jadi punya waktu selama 1 tahun untuk benar-benar memantabkan hati apa yang menjadi minat, bakat, dan passion kamu. Dan apakah bidang tersebut sudah cocok dengan jurusan kuliah yang ingin kamu tuju atau belum.

***

Intinya, gini, gases. SBMPTN itu bukan tujuan supaya kamu bisa mendapatkan kampus favorit. Tapi, SBMPTN itu cuma salah satu cara yang bisa kamu gunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Karena nyatanya, masih ada banyak cara atau kesempatan lain untuk kamu menggapai cita-citamu dan kesuksesanmu.

Jadi, sedih boleh, tapi jangan terlalu lama terhanyut dalam kesedihan, apalagi sampai menyalahkan diri kamu sendiri. Segeralah bangkit dan lakukan yang terbaik!

 

Baca juga:

 

(Sumber gambar: thehappinesshunter.com, sv.ugm.ac.id, sevima.com, fliplacement.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 9 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 19 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1