Hati-Hati, Punya Fans/Lovers Ternyata Berbahaya, lho!

Sekarang ini, nggak hanya selebritis, politisi, tokoh yang bisa punya haters dan lovers/fans. Anak muda biasa-biasa saja, yang “prestasi”-nya punya posting-an menarik di medsos atau followers yang lumayan bisa punya fans serta haters.

Siapa pun dia,  nggak ada orang yang suka punya haters. Sebaliknya, lovers atau fans bisa bikin berbunga-bunga. Padahal, kadang punya lovers dan fans punya sisi negatifnya juga. Walau tentu saja, nggak semua fans seperti ini.

Yang kamu harus waspadai saat punya lovers/fans adalah:

1-Kamu akan sangat didukung. Walau salah.

Saat melakukan sesuatu yang positif, tentu dukungan akan sangat berarti. Tapi saat ada kekeliruan atau hal yang kurang, akan tetap di-support. Sikap fans yang kayak begini nggak hanya bikin kamu nggak belajar dari kesalahan. Tapi juga bisa menganggap yang SALAH adalah BENAR. Menyesatkan, tuh!

2-Anti kritik.

Nggak sedikit juga para fans dan lovers yang sensi dan alergi abis terhadap kritik. Biasanya sih, kalimat andalan para oknum fans: “Ah, sirik pasti kamu.”, “Biarin, dong. Suka-suka dia.”, "Ngaca dulu, sebelum komentarin orang."

Padahal, justru kritik lah yang bisa membangun kamu. Jangan sampai kamu juga ikutan kebal dan antipati terhadap pendapat orang lain.

3-Memicu konflik.

Dalam banyak kasus, masalah justru jadi makin parah akibat perang antara fans/lovers dan haters. Apalagi ada oknum pendukung yang kalau komentar nggak  kalah kasarnya dibandingkan haters.

4-Membuat orang lain nggak simpatik.

“Sebenarnya gue biasa aja sama dia, tapi gue ilfil banget sama fans dan pendukungnya.”

Sering kan, dengar komen yang seperti ini?

Ternyata kelakuan lovers yang berlebihan bisa bikin orang nggak simpatik sama kamu.

“Tapi ‘kan, perilaku mereka (fans/lovers) nggak ada hubungannya sama gue?” Mungkin kamu berpikir demikian. Namun bagaimanapun juga, fans itu membawa nama kamu. Masih inget dong, sama fans klub sepak bola anarkis yang bikin nama klubnya jadi ikutan jelek? 

5-Pujian selangit, untuk pencapaian yang biasa aja.

“WOW, bagus banget banget banget, kak!”

“Gila, ini sih, keren banget. Level internasional.”

Hal annoying lainnya dari para oknum fans adalah puja-puji yang berlebihan. Yang begini nih, yang bisa bikin halu, bikin kamu merasa hebat banget. Padahal mungkin belum seberapa.

Selain itu, sikap fans yang begini juga nggak memacu kamu untuk be a better person dan menjadi rendah hati. Alhasil, pencapaian kamu pun jadi mandek.

Tahu nggak kalau orang-orang sukses justru nggak mau terbuai sama pujian dan pencapaian mereka. Michael Dell, founder perusahaan teknologi raksasa Dell bahkan punya prinsip, "Rayakan (pencapaian) untuk satu nanodetik, lalu lupakan."

pujian quotes

6-Fans = real friends? Really?

Apakah fans yang memujamu adalah teman sejati? Yakin? Mengutip kata-kata Laila, penulis Youthmanual, ”Ribuan follower dan komen “dukungan” di setiap postingan Instagram kamu nggak berarti apa-apa, lho. Mereka hanyalah penonton. They will only watch you, and won’t really help you when you fall.”

Lagi-lagi, nggak semua fans seperti ini.

Cuma kamu harus bisa memilah, dan nggak rancu antara oknum lovers sama teman yang benar-benar dekat dan bisa mendukung kamu. 

Kalau kata Dumbledore di Harry Potter, teman yang baik adalah teman yang bisa menunjukkan bahwa kamu salah bukan yang selalu memujamu dan membiarkan apapun perbuatanmu, “It takes a great deal of courage to stand up to your enemies, but a great deal more to stand up to your friends.”

7-Bikin kamu susah ikhlas dan “doyan pujian”.

Cacian memang menyakitkan, namun pujian bisa menjadi jebakan.

Melakukan sesuatu dengan tulus dan ikhlas memang nggak gampang. Coba tanya aja sama mas Tulus #zzzzz. Apalagi, kalau ada pujian-pujian yang bikin hidung kembang kempis.

Lebih jauh, ujung-ujungnya kamu bisa haus pujian saat melakukan sesuatu. It happens, gaes!

Nama: Si Kece

Hobi: Memancing. Memancing pujian. #eaaaak!

8-Memuja berlebihan, membenci berlebihan.

At the end, semua yang belebihan itu nggak bagus. Termasuk memuja berlebihan.

Nggak sedikit pemuja berat yang akhirnya berubah menjadi pembenci nomor wahid.

Bisa karena do’i kecewa atau bermuka dua. Atau di saat kamu nggak berdaya dan nggak "hip" lagi, lovers tersebut berpaling dan malah menjatuhkan.

(sumber gambar: http://toyotaofplano.net, mulpix.com, danbaileyonline.co.uk)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 25 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1