Pahlawan Masa Kini Indonesia: Kamukah Itu?

Pada 10 November 1945 silam, terjadi salah satu pertempuran besar di tanah Bumiputera, yakni Pertempuran Surabaya (Jawa Timur) atau lebih dikenal sebagai Peristiwa 10 November. Bisa dibayangkan, teriakan pilu dan luapan emosi terdengar bersahut-sahutan kala itu demi merebut kembali harga diri bangsa. Singkatnya, pertemuan berdarah tersebut telah memakan ribuan korban jiwa, sehingga kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Perang Melawan Bangsa Kolonial

Anyway, meskipun para pahlawan nasional telah berjuang mati-matian untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan para agresor alias penjajah, bukan berarti generasi muda bisa santai sambil ongkang-ongkang kaki menikmati kemerdekaan itu. Kita masih memiliki tugas besar yang juga penting, yaitu mempertahankan kemerdekaan. Percayalah, mempertahankan sama sulitnya dengan memperjuangkan, bahkan mungkin jauh lebih sulit. Mempertahankan agar perjuangan terbaik yang telah diusahakan dan dibangun bermalam-malam nggak runtuh karena sebuah kesalahan yang hanya dibangun dalam satu malam. Ya, sebagai generasi muda, kamu, saya, dan teman-teman se-Indonesia sudah sepantasnya bahu-membahu mempertahankan harga diri bangsa dan membangun Indonesia menjadi lebih besar serta lebih baik.

Tentu saja, perjuangan masa kini jangan disamakan dengan perjuangan era kolonial. Bukan zamannya lagi berjuang dengan bambu runcing dan senjata tradisional lainnya. Bahkan, sebenarnya, bukan zamannya lagi berperang satu bangsa dengan bangsa yang lain, sehingga menimbulkan pertumpahan darah. Sekarang adalah zamannya bersaing secara sehat dan tetap mengedepankan hak asasi yang dimiliki setiap manusia tanpa pandang bulu.

Janji kemerdekaan belum sepenuhnya terselesaikan secara utuh. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita tuntaskan bersama. Sebut saja: akses pendidikan dan kesehatan yang belum sepenuhnya memadai, kesejahteraan rakyat yang belum merata sampai ke pelosok negeri, penegakkan hukum dan keadilan setara bagi semua golongan belum terealisasi dengan baik.

Tahun demi tahun, kompetisi politik terus menerus memanas, terutama pada saat menghadapi tahun pemilu, seperti tahun 2019 mendatang. Sebagai negara demokrasi yang mengedepankan kebebasan berpendapat bagi semua golongan masyarakatnya, sepatutnya segenap rakyat menggunakan kebebasan tersebut dengan tetap memikirkan rasa persatuan nasional. Menghadapi tahun politik, nggak sedikit tebaran fitnah dan ujaran kebencian satu kelompok dengan kelompok lain merajalela demi berebut “kursi besar" politik. Terlebih lagi, di era digital ini, mudah saja bagi setiap orang melakukan hal keji tersebut melalui media sosial.

Selain itu, tanpa sebutir peluru pun, para “agresor" masa kini pun bisa mengambil keuntungan ekonomi dari Ibu Pertiwi, bahkan merampas budaya warisan nenek moyang kita yang mengedepankan kesopanan dan keramahan, lalu menggantikannya dengan budaya yang sangat bertentangan dengan karakter itu baik secara langsung, maupun nggak langsung. Sayangnya, seringkali kita nggak menyadari hal itu.

Memang betul, ada berbagai ramalan prediksi bahwa sekitar tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara yang besar dan nomor satu di dunia. Gaes, Indonesia sangat beruntung karena berlokasi strategis, berwilayah yang luas, kaya akan suku bangsa, dan bersumber daya alam melimpah. Akan tetapi, apabila sumber daya manusia Indonesia nggak mumpuni dan memiliki rasa cinta tanah air serta rela berkorban, sia-sia sajalah segala kelebihan yang Indonesia miliki. Maka dari itu, sumber daya manusia merupakan salah satu aspek penting yang perlu Indonesia tingkatkan dan fokuskan. Dengan kata lain: Kamu.

Bisa menimba ilmu sebanyak-banyaknya, mengukir prestasi sampai tingkat internasional, dan mengenyam pendidikan setinggi-tingginya sampai ke negeri Cina memang sangat hebat. Namun, apalah gunanya semua itu jika hanya untuk kepentingan dirimu sendiri? Nggak cukup hanya pintar dan berdaya juang tinggi, tapi memiliki kemauan berbagi dan berkorban bagi bangsamu adalah bentuk kepahlawanan yang bisa kamu berikan bagi Indonesia.

Coba, deh, belajar untuk membagi waktu dan hidup kita untuk kepentingan bangsa melampaui batas-batas geografis dan perbedaan identitas. Apa profesi yang akan kamu tekuni kelak?

Jadilah pengusaha yang nggak hanya meningkatkan profit, tapi juga meningkatkan kesejahteraan karyawan dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Jadilah jurnalis yang mengangkat nilai-nilai moral dari setiap peristiwa, senantiasa menyuarakan kebenaran tanpa rasa takut, dan memberi ruang bagi kaum marjinal. Jadilah pejabat politik yang tak lagi bekerja berdasar kepentingan politik dan memperkaya diri sendiri, tapi mengedepankan kepentingan bersama (common interest).

Atau mau menjadi youtuber atau blogger? Maka, jadilah youtuber atau blogger yang nggak menciptakan konten-konten nirfaedah hanya supaya bisa viral, melainkan berusaha menciptakan konten-konten berfaedah dan dapat menggerakkan netizen melakukan hal-hal yang baik.

Spesialisasi Kerja

Oya, jangan jadikan keberagaman budaya di Indonesia sebagai alasan untuk enggan bekerja sama. Ingat, tanpa kerja sama dan menurunkan ego serta kepentingan pribadi, nggak mungkin kemerdekaan Indonesia dapat terealisasi. Mengutip tulisan Bapak Agus Harimurti Yudhoyono yang berjudul Menghidupkan Heroisme Era Milenial: “Perbedaan adalah rahmat. Keberagaman adalah anugerah. Kita memang tidak sama, tapi kita bisa bekerja sama.” Aih, mantap betul, Pak! Terlebih lagi, kemampuan bekerja dalam tim juga sangat penting untuk ditumbuhkembangkan, lho. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, bukan? Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, setiap orang bisa saling melengkapi satu sama lain.

Kamu adalah pahlawan, saya adalah pahlawan, semua rakyat Indonesia adalah pahlawan. Kita semua adalah pahlawan masa kini yang sepatutnya benar-benar bertingkah laku selayaknya seorang pahlawan. Tak ada gunanya lagi menyebarkan fitnah dan menyikut satu sama lain. Sekarang adalah saatnya kita bersatu padu sebagai pahlawan masa kini Indonesia. Tak perlu langsung berbuat hal-hal besar, mulailah dari hal-hal kecil dengan tekun dan konsisten.

Kalau kata @timbtp, menjadi seorang pahlawan itu berat karena wajib memberi manfaat, tulus dengan niat, kelak terhormat.

Selamat berjuang sebagai seorang pahlawan! Selamat Hari Pahlawan! MERDEKA!

 

(sumber gambar : tirto.id, pedomanbengkulu.com, hanggaraprathama.wordpress.com)

 

Baca juga :

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1