Buat kamu yang baru nge-update aplikasi Instagram, pasti kamu udah lihat fitur barunya yang ada di atas laman feed kamu. Tombol fiturnya seperti ini, nih.

Fitur baru ini adalah Instagram Stories, dimana kamu bisa berbagi foto dan video keseharian kamu dalam format slideshow. Biar makin kece, kamu juga bisa customize foto dan video kamu dengan berbagai emoji, teks, dan drawing tools yang tersedia. Slideshow tersebut akan otomatis “menghilang” setelah 24 jam.

Kok, kayaknya familiar?

Soalnya konsep fitur ini memang hampir sama dengan konsep Snapchat! Setting-nya pun mirip banget. Misalnya, kamu juga bisa mengatur siapa aja yang bisa melihat Stories kamu, melihat siapa aja yang udah melihat Stories kamu, sampai mengirim direct message ke Stories orang lain.

Lalu apakah ini berarti Snapchat bakal turun pamor dan nggak hits lagi di mata para pengguna media sosial?

Nope, we don’t think so. Meskipun mirip, tapi masih ada banyak keunikan yang dimiliki masing-masing, sehingga kedua kubu nggak tampil seratus persen sama.

Menurut Mark Zuckerberg, CEO Facebook, Instagram membuat fitur ini untuk menyesuaikan kebiasaan orang-orang belakangan ini, yaitu berbagi foto dan video cuplikan keseharian mereka. Harapannya, fitur Instagram Stories ini bisa bikin Instagram  tetap disukai dan dipakai banyak orang.

Snapchat dikenal dengan medsos yang asyik menampilkan image yang apa adanya dan “nggak sempurna”. Hal ini berbanding terbalik dengan Instagram, karena pengguna Instagram lebih cenderung menampilkan image yang kece dan well-curated.

Kalau grid Instagram kamu terkonsep dengan rapi, kamu pasti nggak suka kalau ada satu foto atau video di grid Instagram kamu yang melenceng keluar konsep. Jadi, kalau kamu ingin sharing hal-hal dalam keseharian kamu tapi nggak mau "merusak" grid Instagram kamu, gunakan, deh, Instagram Stories!

Tapi Instagram Stories nggak (atau mungkin belum?) punya fitur andalan Snapchat, yaitu filter. Jadi buat kamu yang masih suka selfie-selfie pakai filter a la klan Kardashian, Snapchat stories bukan tempat yang tepat buat kamu.

Awalnya, memang banyak orang yang bingung dengan maksud dan kegunaan fitur baru ini. Bahkan ada yang bilang kalau Instagram dan Twitter (yang juga baru meluncurkan fitur serupa) sengaja “ngajak berantem” Snapchat. Waduh?

Padahal kalau ditelisik, udah banyak, kok, aplikasi yang serupa Snapchat sebelum Instagram Stories diluncurkan. Sebut aja Wickr, SlingShot, Egg, bahkan Twitter yang baru-baru ini juga merilis fitur serupa. Meskipun begitu, posisi Snapchat nggak bergeming dan tetap menjadi platform favorit anak muda untuk berbagi keseharian!

Ada juga yang bilang kalau Instagram Stories adalah Snapchat for adult. Anak muda mungkin merasa kurang kekinian kalau nggak eksis di berbagai memdsos, tapi adult likes to keep it simple. Sampai sekarang, pasti orang dewasa di sekitar kamu yang ngerti Snapchat cuma sedikit.

Makanya, orang-orang (baca: orang dewasa) yang nggak kepengen memakai sejumlah medsos yang berbeda-beda mungkin bakal suka dengan Instagram Stories, sebagai pengganti Snapchat. Mungkin bagi mereka, buat apa mengunduh dua aplikasi yang berbeda, kalau ada satu aplikasi yang menawarkan fitur dua aplikasi itu sekaligus?

Kesimpulannya, mau Instagram “nyontek” Snapchat atau nggak, kesuksesan platform media sosial tergantung pada sejago apa pihak platform-nya membaca tren dan minat masyarakat, lalu membuat platform tersebut menjadi sesuatu yang berguna untuk kedepannya. Setuju?

(sumber gambar: blog.instagram.com, techcrunch.com, theverge.com)