Mengintip Sistem Pendidikan di Tiga Negara Maju. Indonesia Bisa Tiru Nggak, Ya?
- Dec 04, 2018
- Jessica Jelita Murni
Pendidikan adalah salah satu aspek penting yang dapat menentukan kemajuan suatu negara. Hal tersebut karena dengan kualitas pendidikan yang mumpuni, maka sumber daya manusia yang terdidik di negara tersebut pun akan mumpuni pula. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pendidikan yang progresif karena sistem tersebut lah yang akan menjadi pedoman bagi proses pendidikan pada suatu negara.
Kali ini, saya mau ajak kamu untuk menengok sistem pendidikan yang baik di tiga negara maju. Sudah siap untuk terkagum-kagum?
1. Jepang
Mungkin kamu sudah tahu bahwa Jepang sangat dikenal sebagai salah satu negara yang kaya akan teknologi canggih. Nggak heran, sistem pendidikan di Jepang pun sudah berbasis teknologi! Wih, mantap banget nggak tuh?
Eits, ada tapinya nih, gaes. Meskipun surganya teknologi canggih, tapi Jepang tetap menghargai tradisi lama dalam proses belajar mengajar, lho. Jepang sangat mengedepankan pelajaran tentang moral dan etika. Bagi pemerintah Jepang, penguasaan terhadap ilmu pengetahuan alam dan sosial nggak ada gunanya apabila nggak diimbangi dengan pendidikan moral dan etika.
Saya pribadi, sih, setuju. Hehehe.
Tapi, bagaimanapun juga hard skills tetap perlu diasah, ya. Maka dari itu, siswa-siswi SD di Jepang difokuskan terlebih dahulu pada pendidikan moral dan etika sebelum diberikan pendidikan formal. Nggak heran, orang-orang di Jepang nggak hanya terkenal akan kecerdasannya, tapi juga keteraturan dan ketertibannya.. Hehehe.
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Jepang yang hampir 5,96 triliun USD menjadi bukti bahwa Jepang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang saya katakan sebagai pengantar tadi, pendidikan adalah aspek penting untuk pengembangan sumber daya manusia, dan Jepang berhasil membuktikan bahwa keduanya memang saling berkaitan.
Oya, siswa-siswi di Jepang pun diharuskan untuk mempelajari kaligrafi dan puisi Jepang sebagai bentuk pelestarian budaya mereka. Eniwei, puisi adalah salah satu karya sastra yang cukup bermanfaat untuk dipelajari, gaes. Karya sastra dapat meningkatkan rasa empatimu karena karya sastra memungkinkanmu untuk menerima perspektif yang berbeda.
2. Finlandia
Saya yakin kamu nggak asing lagi mendengar bahwa Finlandia adalah negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Biaya pendidikannya disubsidi oleh pemerintah.
Buat kamu yang belum tahu, sekolah-sekolah di Finlandia memberikan waktu istirahat yang sangat banyak untuk para siswa-siswinya. Contohnya, hampir setiap sesi belajarnya adalah 45 menit untuk belajar dan 15 menit untuk beristirahat. Pemerintah Finlandia percaya bahwa terlalu lama belajar nggak akan menambah produktivitas, melainkan hanya menjenuhkan. Lebih baik kalau belajar dengan waktu secukupnya, lalu beristirahat dengan secukupnya.
Guru-guru di Finlandia pun memiliki jadwal mengajar hanya selama 4-5 jam per harinya. Lalu, ekstra 2 jam untuk pengembangan profesi. Nggak heran, ‘kan, selain membuat kegiatan belajar-mengajar lebih efektif dan produktif, tapi Finlandia juga menghasilkan guru-guru yang semakin cerdas dan progresif. Untuk menjadi seorang guru di Finlandia pun diwajibkan untuk meraih gelar master terlebih dahulu.
Kurikulum nasional di Finlandia dibuat hanya sebagai pedoman, sedangkan pelaksanaannya dibuat sefleksibel mungkin. Lagipula, siapa juga yang mau belajar dengan sistem yang kaku?
Penerapan kurikulum SMP dan SMA di Finlandia sengaja dibuat selayaknya dunia perkuliahan. Siswa-siswinya diperbolehkan memilih mata pelajaran kesukaan mereka. Alhasil, mereka hanya akan datang pada saat jam mata pelajaran yang telah mereka pilih.
Trus, sekolah-sekolah di Finlandia pun nggak menerapkan yang namanya peringkat atau ranking. Pemerintah Finlandia percaya bahwa semua muridnya meraih peringkat 1 alias pintar. Siswa yang perlu mendapatkan bimbingan khusus pun tetap dibimbing kok, tapi tetap ditempatkan di dalam kelas dan program yang sama dengan siswa-siswa yang lain. Alhasil, eksistensi kesenjangan dalam dunia pendidikan di Finlandia pun kecil banget. Nggak ada tuh yang namanya siswa yang bodoh dan siswa yang pintar di sana. Baik guru maupun siswa, didorong untuk bekerja sama satu sama lain untuk kemajuan pendidikan bersama.
3. Amerika
Saya pernah baca di sebuah platform bahwa pendidikan di Amerika menanamkan filosofi: bukan menghukum, melainkan memajukan orang lain alias encouragement. Wah, apa tuh?
Contohnya gini gaes, siswa-siswi di Amerika nggak akan pernah menemukan nilai berwarna merah di rapornya. Hal itu karena prestasi seseorang nggak bisa diukur menurut ukuran kita. Selain itu, dengan menuliskan nilai dengan tinta merah dapat membuat siswa merasa tertekan dan bodoh. Makanya, guru-guru di Amerika berpikir bahwa: “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan.”
Oya, ujian di Amerika pun dibuat dengan cara yang jauh dari kata mengintimidasi. Misalnya, nih, kamu ada sidang skripsi. Pertanyaan para dosen pengujinya pasti sangat serius dan membuatmu harus siap. Tapi, pada saat seorang penguji mengajukan pertanyaan kepadamu, para penguji lainnya nggak akan turut menekanmu, melainkan memberikanmu “jalan” untukmu memberi jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut. Wih, bijak banget, ya?
Jangan berburuk sangka dulu ya, gaes. Meskipun salah satu penerapan sistem pendidikan di “Negeri Paman Sam” seperti demikian, bukan berarti para guru atau pendidik bermaksud mencetak generasi muda yang cepat merasa puas diri, lho. Tentu saja, selain diberikan motivasi, siswa-siswi yang masih kurang dalam belajar tetap dibimbing secara khusus dan intensif agar di ujian-ujian selanjutnya bisa mendapatkan nilai yang bagus.
Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan rasa takut? Mungkin saja bisa, tapi nggak akan seefektif dan semaksimal ketika kamu memacu semangat orang tersebut untuk terus maju. Tentunya, dengan didikan yang tepat pula.
***
Saya setuju kalau pendidikan di Jepang, Finlandia, dan Amerika adalah sistem yang sangat progresif dan mampu memenuhi kebutuhan zaman akan sumber daya manusia berkualitas. Tapi, belum tentu cocok diterapkan seratus persen di Indonesia, lho. Merubah sistem nggak segampang komen nyinyir di medsos!
Meskipun demikian, bukan berarti kita nggak boleh meniru kebaikan-kebaikan dari sistem pendidikan ketiga negara di atas dengan tetap menyaringnya agar sesuai dengan nilai yang dianut negeri ini. Apalagi kalau memang sudah terbukti efektif dan membantu kita dalam belajar dan mengembangkan diri. Nggak usah ribet mikir gimana caranya negara ganti sistem, tapi mulai aja dulu dari mengubah diri kita sendiri. Yegak?
Mungkin, sistem pendidikan, terutama kurikulum nasional kita belum sebaik mereka. Tapi… Yuk, kita beri waktu untuk pemerintah kita memperbaikinya perlahan demi perlahan! Sudah ada beberapa upaya pemerintah kita perihal tersebut, lho. Salah satu contohnya adalah penerapan soal-soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Ujian Nasional Matematika SMA sejak tahun 2018 ini dan juga pada SBMPTN tahun 2019 mendatang.
Jadi, sudah siapkah kamu menghadapi perubahan?
(sumber gambar: teachermagazine.com, centerforajustsociety.org, hipwee.com, vemale.com)
Baca juga:
-
Finlandia Bakal Jadi Negara Pertama yang Menghapuskan Mata Pelajaran Umum di Sekolah
-
10 Ciri Khas Sistem Pendidikan di Jepang yang Bikin Banyak Negara Terkagum-Kagum
-
Sekolah Gratis di Jepang Buat Kamu yang Ingin Merasakan Kerennya Sistem Pendidikan Jepang
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus