Cari tahu tentang semua jurusan kuliah disini
Temukan pengalaman dan jawaban dari Mentor Rencanamu dan pengguna lain
5 tahun yang lalu
Karena aku wartawan Travel, kegiatan sehari-hariku nulis berita seputar tempat wisata, makanan, tren perjalanan seperti apa, dsb. Untuk liputan, biasanya aku bakal datengin tempat2 kayak restoran, pasar, rumah pembuat kue (untuk makanan). Atau kunjungin tempat wisata. Selain itu, aku cari berita juga kadang melalui internet (melansir situs luar negeri) dan kontak beberapa narasumber terkait isu yang lagi ku garap.
By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie
5 tahun yang lalu
Hal paling penting itu jangan jadi wartawan amplop hahaha. Dengan kamu nerima amplop (seringnya isi uang), kamu bakal merasa indebted ke mereka dan mereka bisa "setir" kamu untuk nulis berita sesuai apa yg mereka mau :(
Jadi wartawan kudu wajib harus skeptis. Artinya, kamu gak bisa langsung percaya sama sesuatu yg dikasih tau orang. Kamu harus gali terus informasi lain terkait apa yg dikasih tau ke kamu. Pernah ada satu kasus aku wawancara orang, dia ngomong panjang lebar aku catet aja. Pas sampe rumah mau garap berita, aku riset lagi di google dari beberapa sumber soal apa yang dia omongin. Dan ternyata dia kasih informasi ke aku sedikit meleset. Coba kalo wartawan ga skeptis, mereka bakal percaya aja apa yang diomongin orang walaupun sebenernya itu informasi palsu.. Bisa heboh dunia persilatan
By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie
5 tahun yang lalu
Sepengetahuanku kalau untuk saintek memang lebih fokus ke sains dan tekno. Untuk sains sendiri, biasanya lebih fokus pada fenomena alam (contohnya bunga bangkai yang mekar di Bogor awal tahun ini), dan biasanya akan sering tektok sama pihak BMKG.
Kalau untuk tekno akan lebih sering bahas soal teknologi terkini. Tapi gak hanya seputar gadget terbaru atau review gadget, kamu juga akan tulis soal aplikasi, informasi keamanan di internet, dsb. Kalau tekno akan lebih sering tektok sama Menkominfo. Begitu sihh
By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie
5 tahun yang lalu
Hmm tergantung kampus sih. Karena dulu aku ambil jurusan ilkom, lalu konsentrasi jurnalistik di semester 3. Jurnalistik sendiri setiap kampus beda pakemnya. Kalo kampusku lebih ke arah media cetak dan daring, jadi akan banyak nulis. Kalau kampus lain setauku jurnalistiknya lebih ke broadcast dan radio.
Anak smk masuk jurnalistik? BISA BANGEEET HAHAHA. Aku tuh smknya dulu jurusan teknik komputer dan jaringan hehe. Hal yang harus disiapin sebagai wartawan itu tahan banting dan tahan mental. Tahan banting kena omel kalo informasi yg kamu tulis sedikit melenceng (salah 1 huruf di nama orang aja bisa fatal, apalagi salah tulis jabatan). Tahan mental karna jurnalis selalu kerja di bawah deadline, terlebih lagi kalo kamu jurnalis yang ditaruh di kanal yang mengharuskan kamu untuk tulis berita cepat.
By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie
5 tahun yang lalu
Kalau untuk nulis berita sambil mendengar sebenernya aku pribadi juga masih kesulitan sih. Triknya itu kamu nyalain rekaman hp, terus kamu sembari ketik apapun yang kamu denger. ada yang kelewat gapapa, karna kamu bisa denger ulang dari rekaman untuk lengkapin bagian yg kosong.
Nah proses dengerin ulang rekaman sembari nulis informasi
yang kurang ketulis itu namanya transkrip. Transkrip ini penting untuk
wartawan karna melalui transkrip, kamu bisa baca ulang untuk nentuin
angle (sudut pandang berita) apa yang mau digarap.
Bisa banget kokkk jadi fotojurnalis aja. Tapi kalo untuk bidang itu aku kurang paham, maaf yaa
By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie
5 tahun yang lalu
Kritis dalam dunia jurnalistik itu kamu ga boleh percaya sama satu informasi secara mentah2 alias kamu kudu cari tau lagiii dari narasumber lain. Tapi ini tergantung kondisi ya, kalo narsumnya kredibel ya gapapa. Terus juga kritis itu kalo menurutku pribadi adalah dengan jadi wartawan independen. Kenapaa? Karena dengan begitu kamu ga akan bisa disetir untuk condong ke sudut pandang kanan atau kiri. Kamu bakal lebih mudah untuk liat suatu isu dari berbagai sudut pandang, terlebih lagi soal isu politik. Kritis ga akan bikin parno sih, malah bakal bikin semakin open-minded
By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie
5 tahun yang lalu
Sukanya kalo untuk sekarang, karna aku wartawan Travel, lebih sering liputan seputar makanan dan tempat wisata. Dukanya aku masih dalam masa transisi dari kebiasaan nulis hard news soal politik ke soft news soal travel. Tapi sejauh ini aku enjoy aja sih karena aku berhasil kerja sesuai cita2 hehe
By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie
5 tahun yang lalu
Karena aku senang nulis dan salah satu medium yang menurutku tepat untuk menyalurkan hobiku adalah dengan jadi wartawan, jadi yaaa aku milih untuk jadi wartawan. Aku juga orangnya thrill-seeker dan seneng liputan, makanya pas kuliah suka banget kalo ada tugas liputan. Aku pernah liput 2 demo besar bbrp tahun lalu loh hahaha. Pengalaman itu yg bikin aku makin mantep untuk menekuni dunia jurnalistik.
By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie
5 tahun yang lalu
Untuk tahap pencarian berita yang benar-benar kredibel yaitu jangan pakai satu narasumber aja. Tapi itu bisa dikondisikan. Kalau narasumber yang dipakai memiliki jabatan yang jelas dan paham akan isu yang diberitakan, kamu bisa pakai dari dia aja. Contohnya kalau aku mau tanya soal program pariwisata di Indonesia, tentunya narasumber utamaku adalah orang Kemenpar.
Tapi kalau berita yang kamu tulis itu sedikit susah untuk mencari narasumber yang kredibel, kamu bisa wawancara 2 - 3 orang supaya dapat sudut pandang berbeda. Dan intinya, banyakin riset. Berita apapun yang kamu cari, riset adalah nomor satu. Karna kalau kamu gak riset, kamu gak paham sama isu yang ditulis. Kalau gak paham isu, kamu gak tau harus wawancara narasumber yang kayak gimana hehe
By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie
5 tahun yang lalu
Working hours fleksibel banget sih. Aku pribadi kadang udah garap berita dari jam 9 pagi, trus kadang di jam2 tertentu kosong karna ga ada bahan, trus kadang baru ada bahan garapan di jam 7 sore. Tapi itu karna aku wartawan travel ya dan cenderung banyak nulis berita timeless yg ga perlu ditayangin di hari itu juga, jadi untuk nulis berita lebih leluasa jamnya. Liputan bisa pagi, siang, sore, malem tergantung apa yg diliput. Besok aku liputan jam 6 sore - 8 malem haha. Kalo shift lebih ke editor sih
By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie