Halooo. Terkait perlakuan tidak mengenakkan sebenernya ga cuma di kalangan wartawan saja, tapi pasti pernah terjadi di profesi lain hehe. Tapi kalau yang dimaksud adalah tindakan represif dan kekerasan terhadap wartawan yang sedang meliput, sejauh ini dari pihak Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Dewan Pers, dan beberapa organisasi wartawan lain terus berusaha membela kawan-kawan yang mengalami hal tersebut :) Doain aja yaa semoga perlakuan tidak mengenakkan tersebut cepat diusut tuntas.

Selama apa yang kamu kerjakan sebagai wartawan itu benar, kamu gak perlu takut untuk terus membuat berita :D

By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie

Engga kok. Dari jurusan lain malah lebih bagus karena bakal lebih ngerti isu. Contohnya, anak ekonomi biasanya dicari untuk jadi wartawan ekonomi

By : Nabilla - Alumni Ilmu Komunikasi Univ Bakrie

Hai! Aku juga dulu tidur sehari itu cuma 3-5 jam. Ga baik sih. Tapi dulu aku punya mindset bahwa setiap orang punya waktu yang sama sehari, 24 jam. Kalau kita ngegunain waktu kita sama kaya yang lain, apa value added kita ? Tapi cara aku ngimbanginya dengan makan sehat dan olahraga, itu bisa nge recover tubuh kita lebih cepet lho!

By : Yoga - Alumni Jurusan Akuntansi Telkom University

Hai dek! aku pernah di posisi itu, memang kalau kita lg diposisi itu, kita harus lebih cape dan lebih effort. Dan juga jangan nunda kerjaan ya secape apapun kamu. Nanti pasti kamu yang merasakan manfaatnya. Cara bagi waktunya adalah dengan menentukan prioritas kita mau kemanaa.

By : Yoga - Alumni Jurusan Akuntansi Telkom University

Menarik nih, dulu ada temen aku yg kaya gini. Cara nya adalah meyakinkan orang tua kamu kalau apa yang kamu lakukan sekarang adalah hal positif yang bermanfaat untuk perkembangan kamu. Dan temen aku jg berhasil meyakinkan orang tuanya, semoga berhasil!

By : Yoga - Alumni Akuntansi Telkom University

Kalau masalah prospek sih menurut aku gaperlu khawatir! Karena banyak banget peran di dunia profesional yang bisa diambil oleh seorang dokter hewan. Kamu bisa baca "33 profesi dokter hewan" supaya lebih jelas. Semoga jawabannya membantu :) mungkin drh Tania mau menambahkan.

By : Ferda - Mahasiswa Kedokteran Hewan Univ Brawijaya

Hallo!! Kalau tips persiapan dari aku sih pelajari materi-materi tes yang bakal kamu ikutin nanti (misal sbm), perbanyak latihan soal dan tentuin target kamu dalam latihan soal sampai kamu yakin bakal lolos seleksi dan masuk kampus impian. Untuk tips memilih kampus sendiri bisa disesuaikan sama minat dan kemampuan karena setiap kampus punya kehidupan kampus dan keketatan seleksi yang berbeda, harus banyak2 cari informasi tentang kampus dan jurusan impian kamu.

Kalau menurut aku sih yang harus dipupuk dan ditingkatkan itu rasa cinta kamu terhadap hewan, biar nantinya bisa makin maksimal ngejalanin perkuliahan. Semangat!

By : Ferda - Mahasiswa Kedokteran Hewan Univ Brawijaya

Bisaaa! Percaya gak, aku punya asma dan sumber alergiku adalah serpih kulit hewan! Tp ya berarti aku harus maintain kondisi aku dgn masker, vitamin, dan obat2an. Kalau niat dan alergi kamu msh bisa dimanage, tenang ajaaa!

Oh jangan lupa konsultasi terus dgn dokter kamu ya, biar punya strategi untuk memanage alergi kamu! Selalu sedia obatnya jg yaaa :)

By : drh Tania - Alumni Kedokteran Hewan IPB

Kita juga belajar statistika (biostatistika veteriner) karena statistika untuk kedokteran hewan beda dengan statistika untuk matematika. Itu yg paling susah sih. Sisanya yg kepake terus adalah menghitung dosis obat atau konsentrasi vaksin, jd gak terlalu ribet

By : drh Tania - Alumni Kedokteran Hewan IPB

Hallo!! Masalah waktu dan kepadatan studinya ga jauh beda sama kedokteran umum karena jenis2 materi yang dipelajari juga linear / serupa. Kalau masalah koas mungkin drh Tania lebih tau karena beliau yang sudah pernah menjalani.

By : Ferda - Mahasiswa Kedokteran Hewan Univ Brawijaya