Bekerja Sebagai Jurnalis: Menarik, Nggak, Sih?
- Dec 07, 2018
- Beby Nurdiana Rohman
Jurnalis merupakan pekerjaan yang cukup digandrungi akhir-akhir ini. Kalau kamu ingin menjadi jurnalis, biasanya kamu akan bekerja di stasiun TV, Koran, majalah dan bisa juga di suatu lembaga. Nama lain dari jurnalis yang biasa kita dengar ialah Wartawan.
Secara umum jurnalis adalah seseorang yang melakukan kegiatan jurnalistik atau orang yang secara teratur menuliskan berita, dan tentunya tulisan atau juga laporan tersebut akan dimuat di koran sebagai berita atau di stasiun-stasiun TV.
Duh kerja sebagai jurnalis, capek, nggak, ya? Harus berani berdesak-desakan sama orang dong ya? Kerja jadi jurnalis keren, nggak, sih? seru, nggak, kerja sebagai jurnalis? Tantangannya apa aja, ya, kalau mau jadi jurnalis?
Wah-wah! Kamu akan segera menemukan jawaban dari semua pertanyaan itu, gaes! mumpung ada satu teman kita, nih, yang bekerja sebagai jurnalis di lembaga filantropi. Yuk, kita tanya-tanya langsung seputar dunia jurnalistik bersama dengan (beliau nggak mau disebut nama aslinya) Mancung!
Halo Mancung! Kamu kerja sebagai jurnalis dimana sih?
“Halo! Gue jadi jurnalis di lembaga filantropi yang sudah cukup terkenal di Indonesia, nih. Nggak sebut nama nggak apa-apa, kan? Hehe”
Wah, keren ya! Emang kalau jadi jurnalis kerjaannya atau job description-nya apa, sih?
“Kalau di stasiun-stasiun TV kan biasanya jurnalis diharuskan untuk mencari berita gitu ya, sesuai tema yang sedang happening? Kalau di tempat gue kerja, gue keseringannya meliput tentang berbagai kegiatan kemanusiaan. Gue memberikan liputan sebagai laporan kepada masyarakat bahwa donasi yang diberikan oleh masyarakat kepada lembaga filantropi yang dimana tempat gue bekerja, telah diwujudkan dalam bentuk bantuan kemanusiaan.”
“Selain itu, gue juga punya tanggungjawab lainnya. Sebagai staff lembaga filantropi, semisal gue lagi meliput dan menemukan orang yang membutuhkan pelayanan kesehatan dan sebagainya, nah, gue harus memberitahu orang tersebut bahwa lembaga filantropi tempat gue bekerja ini dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhannya dalam sektor kesehatan.”
“Setelah meliput berbagai macam tema dan sebagainya. Gue juga punya tanggungjawab untuk menulis semua liputan di website resmi tempat gue bekerja. Sebelumnya, gue sudah membicarakan tentang laporan kepada masyarakat, kan? Nah, laporan tersebut berbentuk tulisan berita di website resmi tempat gue bekerja yang bisa dibaca oleh seluruh masyarakat.”
Memangnya, apa alasan kamu memilih untuk bekerja sebagai jurnalis?
“Gue mau menambah pengalaman, sih. Gue mau merasakan, bagaimana, sih, bekerja sebagai seorang jurnalis, tuh. Dan ternyata, setelah dijalani, menarik dan seru juga pekerjaan yang satu ini. Selain itu, gue kan, kuliah di Program Studi Sosiologi, ya, gue mau menerapkan aja, apa yang telah gue pelajari sebelumnya. Sayang-sayang, kan, udah belajar empat tahun tapi ilmunya nggak terpakai.”
Memangnya, bekerja sebagai jurnalis sesuai ya dengan Ilmu Sosiologi?
“Nggak sesuai sepenuhnya, sih. Di Sosiologi, gue belajar banyak banget teori-teori, kan, ya. Nah, ketika gue bekerja, teori-teori itu sebenarnya nggak kepakai sepenuhnya. Tapi, yang harus digarisbawahi adalah nafas atau semangat dari Sosiologi itu sesuai banget, lho, dengan bekerja sebagai jurnalis. Sosiologi itu sendiri, kan, sering banget melakukan penelitian dengan cara wawancara dan observasi. Nah, menjadi seorang jurnalis juga sama-sama melakukan wawancara dan observasi layaknya melakukan penelitian dalam Sosiologi.”
“Terus, di Sosiologi juga, ketika gue melakukan penelitian, gue dituntut harus kritis dalam menanggapi semua fenomena yang ada dalam penelitian gue. Nah, poin berpikir kritis ini pun menjadi kesesuaian antara Sosiologi dan menjadi seorang jurnalis.”
Kemampuan yang harus dimiliki sebagai seorang jurnalis, tuh, ada apa saja, sih?
“Kalau kemampuan utama dari para jurnalis, sih, sebenarnya harus punya kemampuan dalam hal tulis-menulis ya, karenakan setelah meliput, liputan tersebut harus ditulis layaknya berita. Selain itu, modal yang harus dimililki kalau mau jadi jurnalis ialah modal nekat. Maksudnya, kita pasti akan ketemu narasumber yang sifatnya suka curigaan dan malah cenderung defensif. Ya, kita harus nekat untuk mengubah sifat dan rasa curigaannya narasumber ke kita.”
“berpikir kritis juga merupakan modal yang harus dimiliki oleh jurnalis. Oh, iya, sebagai jurnalis biasanya punya tanggungjawab untuk mengumpulkan foto-foto sesuai dengan apa yang diliput. Nah, kalau mau jadi jurnalis, kemampuan dalam menggunakan kamera juga penting, lho.”
Bagaimana suka dan dukamu bekerja sebagai seorang Jurnalis?
“Duka yang umum banget dialami, sih, misalnya seperti bingung mau menulis apa karena tidak ada tema untuk ditulis. Kalau duka yang bikin kesel, sih, berkaitan dengan perizinan dalam meliput yang kadang dipersulit. Terus juga, ada narasumber yang susah sekali untuk diwawancarai karena yang tadi sudah gue ceritakan, mereka cenderung curigaan. Walaupun terlihat sebagai duka, tapi ini juga sebagai tantangan buat gue dalam menyelesaikan pekerjaan gue.”
“Kalau sukanya bekerja sebagai jurnalis, gue sering banget, sih, jalan-jalan gratis. Jadi, gue juga nggak bosen gitu harus berdiam diri, duduk di depan komputer selama berjam-jam. Gue pun jadi punya banyak koneksi. Selain itu, wawasan juga bertambah seiring dengan banyaknya liputan-liputan yang gue kerjakan. Pokoknya seru banget, sih, kerja sebagai jurnalis kalau kita seseorang yang nggak bisa kerja dengan stay di depan komputer seharian.”
Tips untuk temen-teman yang mau menjadi jurnalis?
“harus berani capek dan nggak manja yang paling penting. Kedua hal tersebut penting karena kita nggak pernah tau bagaimana keadaan di lapangan. Entah itu suasananya ramai atau sepi, narasumbernya juga entah bisa diajak bekerjasama atau nggak dan banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.”
“Biasanya juga, jadi seorang jurnalis harus siap dengan pekerjaan yang berpindah-pindah tempat. Jadi, harus biasa dan berani dengan berpergian seorang diri. Lalu, kalau mau menjadi seorang jurnalis, harus punya mental baja dengan berbagai label yang disandangkan kepada kita. Contohnya saja deh, jurnalis kan sering meliput banyak hal, ada beberapa narasumber yang mungkin merasa tidak nyaman dengan kehadiran jurnalis, kalau semisal kita dicap atau dilabeli yang tidak sesuai dengan diri kita yang sebagai jurnalis, ya, jangan marah dan jangan menyerah untuk terus meliput.”
***
Nah, dari penuturan Mancung tentang pekerjaannya sebagai jurnalis, bagaimana, nih, gaes, menurutmu? Menarik, nggak, sih bekerja sebagai jurnalis?
Baca juga:
(Sumber gambar: thoughtco.com, globaljournalist.org, commons.wikimedia.org, 123RF.com, pressgazette.co.uk)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus