Ingin Jadi Pengusaha Muda? Perhatikan Hal-Hal Berikut Ini!

Pernah bertemu dan mewawancarai beberapa pengusaha muda seperti Tyovan Ari sang pendiri Bahaso, Gibran Rakabuming putra Presiden Jokowi yang sukses berbisnis kuliner, Yukka Harlanda pemilik sepatu Brodo atau membaca profil pengusaha lainnya di Youthmanual, membuat saya belajar banyak tentang prinsip-prinsip keren yang mereka pegang. Prinsip ini bisa jadi pelajaran buat kita supaya bisa sukses di usia muda seperti mereka.

Meskipun banyak pengusaha muda bermunculan. Tapi tentu menjadi pengusaha nggak semudah membalikkan telapak tangan. Dirangkum dari berbagai sumber dan wawancara bersama para pengusaha muda, berikut hal-hal yang harus kamu perhatikan. Sttt, hal-hal ini nggak diajarkan di sekolah, lho!

1. Networking adalah kemampuan paling penting!

Di sekolah atau kampus, kamu mungkin bisa sukses dengan menyelesaikan tugas. Tapi dalam membangun bisnis, kamu bisa sukses dengan membangun network. Network akan membantu kamu bertemu dengan orang-orang yang lebih dulu sukses, orang-orang yang bisa memberi kesempatan atau mungkin pelajaran. Tanpa network, bisnis kamu akan tumbuh. Namun, network membantu kamu lebih cepat mencapai tujuan.

“Kemampuan bersosialisasi, tuh, penting banget, lho. Sayangnya, sistem pendidikan di Indonesia masih fokus kepada nilai akademik aja, padahal kita harus menyeimbangkan kemampuan akademik dengan kemampuan bersosialisasi.” – Tyovan Ari

2. Nggak akan pernah berhenti belajar

Menjadi pengusaha nggak seperti sekolah atau kuliah. Kamu nggak boleh cuma tahu soal pelajaran atau jurusan tertentu aja. Kamu harus mengetahui BANYAK HAL. Misalnya, kamu ingin menjalankan usaha di bidang sepatu. Tapi kamu harus tahu soal marketing, menajemen manusia, bahkan pengetahuan tentang bahan dan cara membuat sepatu. The learning never ends.

“Aku founder dan owner, dan selalu terjun langsung dalam operasionalnya. Tiap pagi, aku pasti ngobrol dengan Aldi, sang manajer operasional, untuk mendengar laporan, keluhan, masukan dari konsumen serta karyawan, di setiap outlet Sate Taichan "Goreng". Kalau ada masalah, kita rembukin bareng-bareng, kita cari jalan keluarnya." - Niko “Okin” Al-Hakim

3. Kamu bakal bekerja terus menerus dan memikirkan bisnis kamu

Kalau kerja kantoran, kamu hanya bekerja delapan jam sehari. Atau paling lama 12 jam ketika lembur. Tapi berbeda dengan membangun usaha. Kamu akan terus memikirkan bagaimana mengembangkan usaha kamu. Bahkan kalau sudah punya karyawan, kamu akan merasa bertanggung jawab terhadap mereka. Istilahnya, 24 jam nggak akan cukup, sob!

“Sebagai entrepreneur, Sabtu Minggu kadang masih mikirin kerjaan juga. Memikirkan apa, ya, kira-kira hal lain yang bisa kita lakukan untuk membesarkan perusahaan.” – Samuel Pandu Amarta

4. Siapapun kamu dan sehebat apapun rencana bisnis kamu, kamu pasti mengalami kendala

Menjadi pengusaha, apalagi di usia muda, merupakan pilihan akan ketidakpastian dalam hidup. Kamu nggak bisa kaku, harus fleksibel dan pantang menyerah. Karena siapapun kamu dan sehebat apapun rencana bisnis yang sudah kamu susun, kamu pasti akan mengalami kendala.

“kita harus pantang menyerah. Meskipun Chilli Pari banyak menghadapi tantangan di tahun pertamanya—misalnya, pesanan dibatalkan tiba-tiba, atau ada yang nggak melunasi pembayara, saya nggak boleh menyerah. Cobaan-cobaan seperti itu adalah bagian dari lika-liku perjalanan bisnis.” – Gibran Rakabuming

5. Kamu bakal mulai kehilangan teman-teman

Waktu kerja kamu yang nggak “jelas” bikin kamu sulit menyesuaikan diri dengan teman-teman. Jaan keluarnya, tetaplah menjaga komunikasi meskipun lewat chat atau telepon. Jangan hanya menanyakan pertanyaan basa-basi. Namun biasakan menanyakan sesuatu yang lebih bermakna. Dengarkan cerita mereka dan bangun hubungan yang real.

“Kalau tantangan untuk diri gue pribadi adalah, gue harus mengorbankan waktu bersosialisasi dan nongkrong bareng teman, karena sibuk dengan pekerjaan. Semua pekerjaan pasti kadang butuh pengorbanan waktu pribadi, sih. Tetapi gue merasa, pengorbanan ini lebih besar kalau kita menjadi founder perusahaan.” - Christopher Situmorang

6. Nggak ada yang lebih bikin bahagia selain bisa memberi pekerjaan dan manfaat bagi orang lain

Bisnis yang kamu rintis di usia muda mungkin akan mengalami banyak tantangan. Tapi kebahagiaan dan kepuasan akan datang ketika kamu bisa memberi pekerjaan dan manfaat bagi karyawan atau konsumen kamu. Istilahnya, kamu bisa memberi dampak di usia yang mereka bilang “anak bawang”.

“Sekarang Brodo sudah punya lebih dari 100 orang karyawan. Setiap kali mereka happy, saya juga jadi ikutan happy. Cerita sedikit, ya. Beberapa bulan ke belakang, penjualan Brodo sempet melebihi ekspektasi sehingga kita bisa kasih bonus ke karyawan. Meskipun nggak banyak, tapi mereka senangnya minta ampun. Hal-hal kayak gini bikin saya terus mutar otak supaya Brodo berkembang lebih besar.” – Yukka Harlanda

 

(Sumber gambar: Youtube.com, hubspot.net)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 13 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1