Umumnya, setiap perusahaan memiliki standar gaji, terutama gaji karyawan fresh graduate alias karyawan “junior” yang baru lulus kuliah. Meskipun begitu, nggak mustahil bagi seorang fresh graduate untuk mendapatkan starting salary yang lebih tinggi dari standar yang ditetapkan.

Wah, caranya gimana, tuh? Dari hasil ngobrol dengan staf HRD, pimpinan perusahaan, dan pengusaha startup, Youthmanual jadi tahu bahwa sebenarnya starting salary kamu bisa di atas rata-rata, kok, asalkan kamu punya…

… pengalaman kerja. “Lah, gue ‘kan fresh grad! Mana punya pengalaman kerja, Kak?” Gini ya, ‘dek-adek. Seperti yang sudah pernah Youthmanual ceritakan di sini, kesempatan kerja untuk anak kuliahan, tuh, ada banyak, lho (termasuk kerja di Youthmanual mungkin? #promosi). Malah ada banyak mahasiswa yang berhasil bikin startup sendiri. Nah, kalau kamu punya pengalaman kerja semasa kuliah, kamu jadi punya nilai jual untuk mendapat gaji yang lebih tinggi. Dengan catatan, pengalaman kerja kamu masih nyambung dengan bidang kerja yang kamu lamar. Jadi pengalaman kamu sama mantan disimpan dalam kenangan aja, ya *langsung baper*

… ijazah dan gelar yang “tinggi”. Biasanya, pelamar fresh graduate lulusan S2 akan mendapat gaji yang lebih tinggi dibandingkan pelamar fresh graduate lulusan S1. Wajar, dong. Lulusan S2 ‘kan sudah mengeluarkan tenaga dan ongkos kuliah yang lebih tinggi daripada lulusan S1. Pelamar fresh graduate juga bakal mendapat starting salary yang lebih tinggi kalau dia dulu kuliah di universitas ternama—terutama universitas luar negeri—atau kuliah di dua jurusan sekaligus. Dengan catatan, nilai kuliahnya juga harus memuaskan, ya.

… hasil tes kerja yang oke banget! Kalau kamu harus menjalani rangkaian tes kerja, jalanilah dengan sungguh-sungguh! Jangan sekedar pasang target bisa lolos tes dan diterima kerja, tapi pasanglah target agar hasil tes kamu outstanding. Apalagi kalau kamu diminta memberikan portofolio atau contoh karya, maka berikanlah contoh karyamu yang terbaik. Kalau hasil tes dan portofolio kamu luar biasa, perusahaan akan semakin tertarik mempekerjakan kamu, dan kamu punya peluang yang semakin besar untuk menawar gaji.

… banyak skill atau keahlian. Semakin banyak keahlian yang kamu miliki, semakin tinggi pula value kamu. Dengan demikian, saat melamar kerja, cantumkan segala skill kamu dalam Curriculum Vitae dan, kalau bisa, tunjukkan saat wawancara. Jangan diam-diam aja ya, sob! Ketika melamar kerja, “pamer kemampuan”, tuh, hukumnya sah, kok, asalkan kamu masih punya rasa humble.

Oya, skill yang kamu tunjukkan nggak harus yang berhubungan langsung dengan bidang pekerjaan yang kamu lamar, kok, asalkan skill tersebut bisa bermanfaat untuk perusahaan. Misalnya, skill penguasaan bahasa asing dan teknologi selalu bisa digunakan di bidang kerja dan perusahaan apapun.

… kinerja yang bagus! Kalau ujung-ujungnya starting salary kamu STD alias standar aja, jangan berkecil hati! Fresh graduate yang bisa mendapatkan gaji awal di atas rata-rata, tuh, memang langka, tetapi bukan berarti gaji kamu akan STD selamanya.

Selama 3-6 bulan pertama bekerja, bekerjalah dengan giat dan sepenuh hati. Setelah 3-6 bulan pertama tersebut, biasanya atasan kamu akan me-review hasil kerja kamu. Kalau hasil kerjamu wuarbiyasak, gaji kamu bisa aja disesuaikan dengan wuarbiyasak  pula. Intinya, perusahaan butuh “bukti” dulu bahwa kinerja kamu oke. Kalau kamu sudah memberikan bukti, baru, deh, kamu berkesempatan mendapat gaji di atas rata-rata!

Best of luck, gaes! Jangan lupa traktiran setelah gajian ya ;)     

(Sumber gambar: outsoft.com, twentyoneproblems.wordpress.com, omflit.com)