Anugrah Pakerti—Belum 25, Sudah Sukses Jadi Pengusaha Beromzet Ratusan Juta!
- Feb 18, 2016
- Youthmanual
Umurnya masih muda—22 tahun, sob!—tapi prestasinya luar biasa. Dialah Anugrah Pakerti, yang akrab dipanggil Aan. Sejak 2014, lulusan Universitas Islam Indonesia jurusan Teknik Informatika angkatan 2011 ini mendirikan perusahaan kosmetiknya sendiri, bernama Avoskin. Sebagai founder dan CEO, Aan sukses banget membawa produk Avoskin ke masyarakat, hingga perusahaannya mencapai omzet ratusan juta rupiah!
Nggak heran kalau Aan sudah sepuluh langkah lebih maju dari teman-teman seangkatannya. Hasil obrolan Youthmanual dengannya menunjukkan bahwa pemikiran Aan memang dewasa dan kerja kerasnya, sumpah, bikin minder. Sekarang pun dia lagi mengambil S2 jurusan Bisnis di Universitas Gadjah Mada, lho.
Yuk, ngobrol lebih lanjut dengan pemuda Yogyakarta ini!
Hai, Aan! Cerita sedikit, dong, tentang awal mulanya Avoskin? Kenapa dan apa yang menginspirasi kamu untuk memulai bisnis ini?
Cerita sedikit tentang Avoskin, ya. Avoskin adalah rangkaian produk perawatan wajah yang punya mimpi besar untuk membantu perempuan Indonesia menemukan pesona cantik alami mereka yang sebenarnya.
Avoskin berdiri pada Oktober 2014. Inspirasinya datang dari pengamatan saya dan teman-teman sendiri. Dulu kami heran, kok makin kesini, makin banyak perempuan yang wajahnya “perawatan banget”? Setelah diskusi sana-sini, akhirnya saya memutuskan untuk terjun ke dunia kosmetik, dengan produk yang membuat perempuan cantik alami.
Alhamdulillah, makin kesini, makin banyak pelanggan yang merasakan manfaat Avoskin, dan omzet kami terus naik sampai 200-400 juta per bulan.
Kenapa Aan berani terjun sebagai entrepreneur di usia yang sangat muda?
Dari SMA, saya memang bertekad nggak mau masa muda saya terbuang sia-sia. Kalau saya bisa mendapatkan pengalaman yang banyak di masa muda, kenapa harus ditunda-tunda? Jadi saya sebanyak mungkin cari tantangan, jatuh-bangkit dan belajar dari pengalaman.
Gimana, sih, rutinitas sehari-hari Aan?
Saya selalu memulai hari dengan olahraga ringan, baca buku, ngopi, trus baru berangkat ke kantor. Aktivitas sehari-hari saya di kantor biasanya dari jam 9 pagi sampai 18.30 malam. Kadang saya juga meeting dengan pihak eksternal di coffee shop.
Apa rencana Aan dan Avoskin ke depannya?
Avoskin akan terus membuat inovasi dalam hal produk, strategi bisnis, dan pelayanan. Kami akan terus membuat aksi-aksi besar agar perempuan Indonesia merasakan manfaat produk kami serta menemukan pesona cantik alami seutuh mereka, karena hingga saat ini, masih banyak sekali wanita di Indonesia yang ingin hal-hal instan, misalnya, sekedar kepengen berkulit “putih” dalam waktu singkat.
Nah, Avoskin ingin mengedukasi wanita Indonesia dan memberi solusi yang baik untuk penampilan dan kesehatan kulit para customer. Saya ingin customer support Avoskin benar-benar “ngemong” dan melayani pelanggan dengan setulus hati. Nggak harus “jualan” melulu. Business is more than just money growth, right?
Sebelum memulai bisnis Avoskin, pernah kerja apa?
Waktu awal-awal kuliah, saya sempat jadi trader saham dan forex, hahaha. Tapi nggak lama, sih. Trus, saya juga sempat kerja di perusahaan real estate punya kakak sepupu, di bagian marketing. Nah, hasil komisi-komisi penjualan di situ yang saya kumpulkan untuk memulai bisnis Avoskin.
Kapan dan bagaimana kamu sadar bahwa passion kamu adalah profesi yang kamu lakukan sekarang?
Ketika menjalani bisnis Avoskin ini, saya merasa punya power lebih, semangat tinggi, perasaan bahagia, dan keinginan untuk terus meng-upgrade diri, entah lewat baca-baca buku atau minta masukan dari orang-orang yang punya lebih banyak pengalaman.
Di situlah saya merasa bahwa bisnis Avoskin yang saya lakukan sekarang ini adalah passion saya.
Boleh cerita tentang satu contoh kegagalan kamu? Apa yang bikin kamu kembali bersemangat?
Empat tahun lalu, saat saya masih 18 tahun, saya adalah seorang trader saham dan forex, dengan pasar yang sangat dinamis dan high risk. Apalagi waktu itu saya masih kuliah, sehingga saya nggak bisa fokus 100% dalam menjalankan profesi tersebut. Hasilnya, sekitar 4-5 bulan pertama, saya memang profit, namun setelah itu saya mengalami kerugian hingga 30 juta rupiah hanya dalam waktu satu minggu!
Tapi saya yakin, kalau saya bisa bangkit dengan totalitas, hal yang saya impikan akhirnya pasti akan tercapai.
Waktu kuliah, bagaimana, sih, profil dan aktivitas kamu secara garis besar?
Saya termasuk mahasiswa yang haus pengalaman, jadi saya selalu berusaha ikut organisasi-organisasi yang bisa memberikan saya international exposures.
Saya sempat ikut program Global Youth Ambassador dari AIESEC, dan lewat program tersebut, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti proyek World Without Border di Lviv, Ukraina.
Wah, pengelamannya berkesan banget, deh. Selain karena trip tersebut adalah pengalaman pertama saya pergi ke Eropa, juga karena waktu itu, situasi politik di Ukraina lagi panas-panasnya. Hampir setiap hari saya menyaksikan demonstrasi di Lviv.
Pada akhirnya, proyek World Without Border yang semestinya berjalan 8 minggu, harus dihentikan di minggu ke-6 karena situasi Ukraina yang semakin panas. Oleh KBRI di Kiev, saya diminta untuk segera keluar dari Lviv. Besoknya, saya langsung beli tiket bus ke Krakow, trus lanjut traveling ke Budapest, Barcelona, Paris, serta Amsterdam.
Meski demikian, saat mengikuti proyek World Without Border tersebut, saya menemukan perspektif-perspektif baru, sehingga pikiran saya jadi lebih terbuka. Ketika pulang, saya jadi melihat Indonesia dengan kacamata berbeda. Menurut saya, hal ini penting banget untuk dialami anak muda.
Di kampus, saya juga ikut UII Global Student alias GOLDEN, sebuah organisasi yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk memiliki pengalaman internasional. Mereka mendongkrak semangat para mahasiswa UII lewat event faculty-to-faculty sharing session. Lewat event ini, saya juga ikut sharing tentang pengalaman saya [mengikuti program ke luar negeri] ke mahasiswa-mahasiswa lain, supaya mereka terdorong atau termotivasi untuk melakukan hal serupa, bahkan lebih jauh lagi.
Tapi biarpun sibuk ikut organisasi dan program ini-itu, saya nggak lupa dengan kewajiban saya sebagai mahasiswa. Alhamdulillah, saya lulus dengan IPK memuaskan.
Gimana, sih, caranya supaya mahasiswa bisa berkesempatan bepergian keluar negeri sekaligus mendapat pengalaman multikultural? Ada tips-tips yang bisa di-share?
Saya setuju kalau anak muda mesti keluar negeri, demi mendapatkan pengalaman. Entah dengan backpacker-an sendiri, maupun lewat program beasiswa.
Sebenarnya anak muda Indonesia mampu, kok, travelling dan cari pengalaman sendiri ke luar negeri. Kalau masalahnya adalah nggak pede berbahasa Inggris, ya latih dulu kemampuan conversation bahasa Inggrisnya. Misalnya, dengan ikut kursus, atau menjadi tour guide gratisan untuk wisatawan asing di tempat-tempat wisata kota sendiri.
Kalau masalahnya finansial, sekarang ada banyak program yang menyediakan student exchange atau short course yang fully funded. Coba apply di program-program sejenis itu, deh. Syukur-syukur kalau memang programnya 100% dibiayai oleh penyedia programnya. Tapi kalau enggak, coba kamu bikin proposal untuk mendanai perjalanan kamu, lalu tawarkan ke kampus dan perusahaan-perusahaan.
Dulu saya pergi ke luar negeri dengan cara mengajukan proposal begitu, lho, hehehe. Alhamdulillah, kebutuhan yang saya tulis di proposal bisa di-cover sepenuhnya.
Jurusan kuliah kamu ‘kan nggak nyambung dengan profesi kamu sekarang. Tetapi sebenarnya masih ada benang merah atau manfaatnya nggak, sih, dengan profesi sekarang?
Selalu ada manfaatnya, kok. Dulu saya juga sempat mengira saya salah jurusan, tapi begitu era digital berkembang pesat seperti sekarang, saya baru merasakan manfaatnya kuliah di Teknik Informatika. Trus, saya jadi sadar bahwa there is no random accident in this life.
Avoskin sendiri banyak melakukan penetrasi di dunia maya, dan banyak ilmu kuliah saya yang terasa bermanfaat di sini. Sebagai contoh, kami mengembangkan skin advisor, sebuah inovasi untuk memudahkan calon pelanggan di mana pun untuk mengetahui dan mengenali jenis, karakteristik serta masalah pada kulit wajahnya. Nah, pengembangan inovasi ini tentunya masih nyambung dengan ilmu Teknik Informatika saya.
Apa, sih, skill yang kamu pelajari di luar bangku sekolah, tapi bermanfaat untuk profesi kamu sekarang?
Semasa kuliah, saya sering ikut seminar tentang leadership, bisnis dan ekonomi. Hal-hal yang saya pelajari di situ—tentang menjadi pemimpin yang baik untuk perusahaan—sangat bermanfaat dengan profesi saya sekarang ini. Seminar-seminar bisnis tersebut juga bikin saya lebih aware dengan tren bisnis dan ekonomi saat ini.
Hal-hal apa yang dulu kamu lakukan yang NGGAK dilakukan oleh teman-teman atau anak-anak muda seumuran kamu dulu, sehingga sekarang kamu sukses?
Sebenarnya, sih, karier saya belum bisa dibilang sukses, ya hehehe.
Tapi pencapaian saya saat ini memang berkat akumulasi hal-hal yang saya lakukan sejak beberapa tahun yang lalu, seperti mengurangi jam tidur, menambah porsi bacaan, banyak berdiskusi dengan orang lain, berani mengambil resiko, dan yang pasti, punya mimpi!
Apa, sih, nasihat kamu buat anak-anak muda mahasiswa, atau yang baru mau kuliah?
Buat yang baru mau kuliah, follow your passion! Kalau memang suka animasi, jangan masuk jurusan Kedokteran, hehehe. Dengan passion, kamu akan menjalani kuliah dengan bahagia dan energi yang tinggi.
Buat yang masih kuliah, cari pengalaman sebanyak-banyaknya, baik melalui organisasi kampus, pertukaran pelajar, konferensi, ataupun ajang pengenalan budaya di luar negeri. Lagian, di kegiatan-kegiatan begitu, ada banyak kesempatan untuk mengunjungi negara lain secara gratis, lho. Jadi kalau nggak ikut, ntar nyesel, hahaha.
(sumber gambar: dokumentasi pribadi, anugrah-pakerti.blogspot.co.id/)
Kategori
Profesi Terkait
Profesi Terkait Lainnya
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus