Siapa di sini yang udah kelas 12 dan punya cita-cita untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun depan?

Dari tahun ke tahun, PTN selalu menjadi primadona di kalangan pelajar Indonesia yang hendak melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Nggak cuma karena kualitas dan akreditasinya, experience berkuliah di PTN juga menjadi daya tarik tersendiri yang selalu bikin para calon maba dari tahun ke tahun rela berjuang hidup dan mati demi bisa berkuliah di PTN idamannya.

Eits, pernyataan di atas sama sekali nggak dilebih-lebihkan, kok. Sulitnya menembus PTN bisa dibuktikan dari selektivitas 3 jalur masuk PTN, yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan UM yang masing-masing memiliki kesulitan tersendiri. Bisa dibilang, mereka yang bisa menembus PTN adalah orang-orang yang terpilih. Ihiy!

Tapi kamu nggak perlu takut, gaes. Kamis lalu dalam sesi Instagram Live, mentor Youthmanual Julia Jasmine dan psikolog Youthmanual Shanti Nurfianti Andin M.Psi berkesempatan untuk berbagi pengetahuan umum seputar SNMPTN/SBMPTN/UM sampai tips dan trik cantik tembus PTN di yang bisa kamu lakukan sejak dini. Apa aja, tuh?

Apa bedanya SNMPTM, SBMPTN dan UM?

“Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) adalah seleksi masuk PTN yang dilakukan tanpa tes. Istilahnya, kamu “diundang” untuk masuk PTN, gitu. Kriteria untuk bisa menembus PTN lewat jalur ini pastinya ditentukan oleh prestasi akademikmu di sekolah, alias nilai rapor dari semester 1 sampai 5. Tapi, jika kamu juga memiliki prestasi akademik atau non-akademik di luar sekolah, hal itu juga bisa menjadi bahan pertimbangan. Kuota pendaftaran SNMPTN juga ditentukan sesuai dengan akreditasi sekolahmu. Jalur ini adalah jalur masuk PTN yang paling pertama diselenggarakan di dalam timeline 1 tahun ajaran.

Selengkapnya mengenai SNMPTN bisa kamu baca di sini.

Kalau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) adalah seleksi masuk PTN yang dilakukan dengan tes. Kamu yang dari Sabang sampai Merauke memiliki kesempatan yang sama untuk menembus PTN lewat jalur ini. SBMPTN dibagi dalam 3 rumpun, yaitu rumpun saintek (IPA), humaniora (IPS), dan pengetahuan campuran (IPC), yang bisa kamu pilih sesuai denga program studi yang kamu minati.

Tesnya terdiri dari Tes Potensi Akademik (TPA), Tes Kemampuan Dasar (TKD), dan Tes Rumpun Keilmuan. Kalau kamu ambil IPA, materi yang diujikan adalah mata pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia. Kalau IPS, materi yang diujikan adalah Geografi, Ekonomi, Sosiologi, dan Sejarah. Kalau IPC, materi yang diujikan adalah keduanya. Ada juga tes khusus untuk kamu yang ambil program studi seni dan olahraga. Jalur ini adalah jalur masuk PTN yang dilaksanakan setelah SNMPTN dalam timeline 1 tahun ajaran.

Selengkapnya mengenai SBMPTN bisa kamu baca di sini.

Sedangkan Ujian Mandiri (UM) adalah seleksi masuk yang diselenggarakan oleh masing-masing PTN, alias nggak serentak. Bisa jadi ada PTN yang menyelenggarakan UM, ada yang nggak. Bentuk seleksinya pun bermacam-macam. Misalnya, Universitas Indonesia memiliki ujian saringan khusus yang dinamakan SIMAK, sedangkan Universitas Brawijaya menyelenggarakan UM dengan menyeleksi kembali calon mahasiswa berdasarkan skor SBMPTN.”

Bagusnya fokus belajar untuk menghadapi UN apa SBMPTN?

“Kalau kamu pernah mengunjungi laman resmi SBMPTN, kamu bisa lihat kalau syarat utama untuk mengikuti SBMPTN adalah harus sudah dinyatakan lulus UN. Artinya, kamu nggak bisa hanya fokus di salah satu kalau kamu ingin mengikuti SBMPTN.

Ada cerita menarik dari adik saya (Jasmine) yang lulus SBMPTN tahun ini. Banyak temen-temennya yang males-malesan belajar UN karena mereka cuma fokus SMBPTN, dan pada akhirnya, mereka deg-degan sendiri ketika tahu bahwa mereka nggak lulus UN dan harus ikutan remedial agar bisa masuk PTN lewat SBMPTN. Jadi ribet, ya?

Idealnya, kamu bisa mencicil pelajari materi UN sejak kamu menginjak kelas 12, karena UN dilaksanakan nggak jauh dari akhir semester ganjil (Maret/April). Bahkan tahun 2018, UN bakal diadakan di bulan Februari, which is akan sangat menguntungkan bagi kamu yang ingin mencicil belajar dari sekarang. Biar materinya nggak keburu lupa, gitu.

Yang paling penting, kamu harus pinter-pinter bagi waktu dan bikin timeline. Dulu, saya membagi 7 hari dalam seminggu menjadi beberapa “porsi”, yaitu 3 hari untuk belajar UN, 3 hari untuk belajar SBMPTN, 1 hari untuk istirahat. Hal itu dilakukan sampai bulan Desember. Nah, mendekati UN, saya fokus dulu untuk belajar UN. Setelah itu baru, deh, saya fokus lagi full untuk SBMPTN.”

Kalau untuk pejuang SBMPTN lintas jurusan, apa yang harus dilakukan? Dan gimana presentasi keberhasilan SBMPTN untuk yang lintas jurusan?

“Basically sama, sih, dengan jawaban sebelumnya. Cuma, kamu harus belajar lebih ekstra karena kamu juga harus mampu menguasai rumpun ilmu lain dari nol. Dan jangan lupa untuk jaga komitmen kamu sampai akhir.

Tim Youthmanual sempat berbincang dengan panitia SBMPTN dari Kemenristekdikti tahun 2016 lalu. Menurut beliau, informasi seputar probabilitas kelulusan seseorang dalam mengikuti SBMPTN nggak pernah secara resmi dirilis oleh masing-masing PTN. Yang jelas, program studi berdaya tampung 200 akan memiliki probabilitas yang lebih tinggi jika peminatnya ada 500 dibanding jika peminatnya ada 1000.

Tapi, untuk jumlah pasti masing-masing peminat yang berasal dari lintas jurusan, tidak pernah diberikan disclosure. Balik lagi, semua menjadi kewenangan masing-masing PTN.”

Apakah PTN selalu mengutamakan “putra daerah”?

“Setahu kami, kebijakan ini selalu berubah-ubah setiap tahunnya. Misalnya, di seleksi tahun lalu, kebijakan ini dikembalikan ke masing-masing PTN. Artinya, terserah apakah PTN itu lebih mengutamakan “putra daerah” atau memberikan kesempatan yang sama bagi siapa saja.

Tapi, yang jelas ada aturan SBMPTN seperti ini: dalam 2-3 program studi yang kamu pilih, salah satunya harus ada yang berlokasi di wilayah kamu melaksanakan tes. Kalau misalnya kamu ikutan tes di wilayah Jawa Barat, artinya kamu harus memilih pilihan prodi dari salah satu PTN yang ada di Jawa Barat.

Intinya, kamu jangan bosen-bosen update seputar informasi masuk PTN, sih. Karena kebijakan seperti ini nggak bisa diprediksi.”

Lebih baik berusaha ikut SNMPTN dulu atau langsung kejar SBMPTN?

“Tergantung. Kalau kamu masih kelas 10, ada baiknya kalau kamu persiapkan diri sebaik mungkin untuk mengejar SNMPTN. Belajar yang tekun, tingkatkan performa nilai raport kamu. Minimal dipertahankan, deh,

Tapi, kalau posisinya kamu sekarang udah kelas 12, kamu tinggal menjaga apa yang udah kamu dapatkan aja. Jangan lupa lihat posibilitas kamu untuk mendapatkan slot dalam pendaftaran SNMPTN. Kalau kira-kira masih possible dan kesempatan kamu untuk bisa masuk prodi pilihan emang ada, lanjutin. Kalau nggak, akan lebih baik kalau kamu memutuskan untuk bersiap mengikuti SBMPTN.”

Apakah materi SBMPTN/UM sama dengan UN?

“Materinya sih pastinya ya seputar apa pun yang kamu pelajari selama di bangku SMA. Tapi, untuk tingkat kesulitannya, udah pasti SBMPTN/UM jauh lebih sulit dari UN. Makanya, kalau kamu udah komitmen ikut SBMPTN, persiapannya nggak boleh setengah-setengah.”

Intinya: lebih baik ikutan SNMPTN, SBMPTN, atau UM?

“Fokuslah pada SBMPTN. Anggap aja SNMPTN sebagi bonus. Artinya, jangan terlalu bergantung sama SNMPTN, karena perjuangan kamu sesungguhnya ada di SBMPTN. Semangat!”

***

Eniwiei, para pejuang SBMPTN 2018, PTN apa yang jadi idaman kamu? Share di kolom komen, ya!

(sumber gambar: youthmanual)