5 Tips dalam Membuat Portofolio yang Baik dan Profesional

Sebelumnya, saya sudah pernah membicarakan tentang kenapa portofolio itu penting, nih. Hayoo… Masih pada inget, nggak, kenapa portofolio itu penting? Well, singkatnya, portofolio itu penting karena dengan portofolio kamu bisa menunjukkan kemampuanmu kepada para interviewer. Selain itu, kamu pun akan memiliki pembahasan yang cukup terfokuskan yaitu kepada karya-karya yang sudah kamu kerjakan.

Bisa dibilang juga, nih, gaes bahwa portofolio merupakan suatu hal yang lebih penting dibandingkan resume ataupun cover letter. Makanya, gaes, kalau kamu ingin bekerja menjadi seorang model, graphic designer, desainer interior, pembuat kue dan sebagainya, jangan lupa untuk mendokumentasikan hasil karyamu, ya, karena hal tersebut bisa dijadikan portofolio-mu jika kamu ingin bekerja secara profesional di ranah tersebut.

Nah, kamu kan sudah tahu, nih, kenapa portofolio itu penting, tetapi, kamu tahu nggak sih gimana caranya membuat portofolio yang baik dan profesional untuk melamar pekerjaan? Kalau kamu ingin membuat portofolio yang baik dan profesional, cek dulu, yuk, tips berikut ini!

1. Mencari tahu apa yang bisa kamu “jual”

Nah, ketika kamu sudah memutuskan untuk bekerja di suatu ranah pekerjaan misalnya seperti di ranah content writing, content creating dan sebagainya, kamu harus mencari tahu dulu nih, gaes, hal apa yang bisa kamu jual. Hah? Karya-karyanya dijual gitu? Hmm. Bukan, gaes. Maksudnya dijual disini ialah kamu harus mencari karya-karya apa yang telah kamu buat agar karya tersebut dapat menarik minat dari si interviewer. Menarik minat disini memiliki artian yaitu agar para interviewer dapat meng-hire-mu dalam pekerjaan ini.

Portofolio itu nggak selalu berupa karya-karya yang telah dibayar suatu perusahaan untuk memasarkan barang atau jasa dari perusahaan itu, kok. Dan portofolio pun nggak selalu suatu karya yang sudah pernah menang dalam suatu perlombaan. Tetapi, karyamu yang telah kamu buat di masa sekolah mau pun kuliah, dapat dijadikan portofolio-mu, lho.

Misalnya gini, kamu ingin bekerja menjadi seorang graphic designer. Untuk diterima bekerja di perusahaan tersebut, kamu harus mencantumkan karya gambarmu sebagai portofolio-mu. Tetapi, sebelumnya, kamu belum pernah bekerja atau mengikuti suatu lomba. Well, kalau semasa sekolah atau kuliah kamu memiliki tugas-tugas untuk menggambar ataupun tugas-tugas untuk membuat poster acara kuliah, kamu bisa mencantumkan hal tersebut, kok, sebagai portofolio-mu. Nah, hal ini lah yang bisa kamu jual atau tunjukan kepada para interviewer sebagai pengakuan atas kemampuanmu.

2. Mencari tahu cara kamu untuk “menjual” karya-mu

cara menunjukkan portfolio

Setelah kamu mengetahui, karya apa yang bisa kamu jual dan kamu sudah mengumpulkan semua karya-karyamu, maka, caritahulah bagaimana kam menjual karyamu. Well, kamu bisa mengetahui cara menjual karyamu dari requirement yang diberikan oleh perusahaan yang kamu lamar. Biasanya, portofolio bisa berupa portofolio digital tapi ada juga perusahaan yang meminta folder portofolio-mu yang bukan digital.

Nah, kalau kamu sudah tahu perusahaan yang kamu lamar membutuhkan portofolio digital ataupun bukan, kamu bisa “menjual” karyamu sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan yang kamu lamar.

Kalau misalnya perusahaan yang kamu lamar membutuhkan portofolio digital, cobalah simpan karya-karyamu di dalam platform yang mudah diakses oleh semua orang. Namun, jangan lupa untuk membuatnya impressive mungkin, ya. Platform yang bisa kamu gunakan ialah berbagai website seperti Blog atau Wordpress untuk menyimpan semua tulisanmu ataupun Unsplash, Dribbble dan sebagainya untuk menyimpan hasil fotomu atau hasil editanmu.

Kalau perusahaan yang kamu lamar membutuhkan portofolio dalam bentuk non-digital, kamu harus memperhatikan detail-detail penyimpanannya, nih, gaes. Misalnya, kamu harus mencari binder dengan ring besar dan tentunya dengan warna binder hitam, ya, agar terlihat profesional dan formal. Selain itu, kamu harus meletakkan semua karya-karyamu dengan benar dan rapi. Jangan lupa untuk tuliskan label untuk pemisah satu karya dengan karya lainnya, ya. Kamu bisa menuliskan label sebagai pemisah sesuai dengan apa yang kamu inginkan. Misalnya, berdasarkan tipe gambar yang kamu buat, gambar itu untuk perusahaan apa saja, apa yang kamu gambar dan sebaganya.

3. Tambahkan “pemanis” dalam portofolio-mu

Agar portofolio-mu nggak membosankan dan terkesan hanya menunjukkan hasil karyamu saja, coba deh, tambahkan “pemanis dalam portofolio-mu. Hah? Ditambahin gula? Ya… Nggak dong, gaes. Maksudnya pemanis disini ialah cobalah untuk masukkan tentang dirimu sendiri di dalam portofolio-mu, jadi si interviewer akan mengetahui bagaimana dirimu, dimana saja kamu pernah bekerja atau magang, dimana kamu mengenyam pendidikan, apa motivasimu bekerja di perusahaan tersebut dan sebagainya.

Hal yang bisa kamu tambahkan dalam portofolio-mu misalnya seperti daftar isi. Nah, daftar isi ini bisa menjadi nilai plus, lho. Selain dapat mempermudah orang yang ingin melihat portofolio-mu, daftar isi juga dapat menunjukkan bahwa kamu orang yang detail.

Selain daftar isi, kamu bisa masukkan hal-hal tentang dirimu seperti CV, tujuan karir yang berisi tentang bagaimana budaya kerjamu, hal apa yang kamu suka dari organisasi dan sebagainya. Kamu juga bisa masukkan surat rekomendasi baik itu dari atasan di tempatmu magang atau bekerja sebelumnya atau kamu juga bisa meminta surat rekomendasi dari dosenmu, lho. Selain itu, kamu juga menunjukkan pencapaianmu kalau kamu pernah mengikuti perlombaan, sertifikasi ataupun referensi dari orang lain yang bersedia untuk menceritakan tentang kelebihanmu, kemampuanmu dan juga pengalamanmu.

Jadi, jangan buat portofolio yang hanya berisi hasil karyamu saja, ya. Kamu juga bisa banget menaruh hal-hal tentang dirimu agar para interviewer dapat mengenalmu lebih mudah. Nggak ada salahnya, kok, memasukkan hal yang sudah disebutkan di atas di dalam portofolio-mu.

4. Kumpulkan dan tunjukan review baik atas karyamu

review atas karyamu

Nah, kalau kamu pernah membuat karya dan pernah memasukkannya ke berbagai media sosial, kamu bisa, lho, mengumpulkan review baik dari orang lain. Review ini bisa berupa komentar yang dikirimkan oleh orang lain dan tertuju kepada karyamu.

Misalnya, nih, kamu sering sekali membuat tulisan di Blog atau Wordpress-mu. Karena kamu sering menulis dan menunjukkan hasil karyamu kepada orang lain, pasti, kamu akan mendapatkan berbagai respon, kan? Nah, kalau kamu mendapatkan respon atau review yang baik atas tulisanmu, kamu bisa memamerkan hal tersebut kepada para interviewer, lho.

Yang namanya komentar atau review baik yang dikirimkan oleh orang lain kepada karyamu, kamu nggak perlu malu untuk menunjukkannya. Justru, review dan komentar baik akan membuatmu lebih dipercaya oleh interviewer bahwa kamu bisa bekerja di ranah tersebut. Yuk, pamerin review atau komentar baik yang kamu dapatkan dari hasil karyamu!

5. Jangan masukkan karyamu yang sudah lama

Misalnya nih, gaes, kamu melamar pekerjaan sebagai graphic designer pada suatu perusahaan. Namun, kamu masih menunjukkan hasil karyamu yang sudah kamu buat lima tahun yang lalu. Well, yang kayak gini, nih, yang harus dihindari.

Kalau kamu memiliki maksud bahwa kamu memiliki progress atau pengembangan dalam kemampuanmu, kamu bisa, kok, menunjukkan hasil karyamu setahun atau dua tahun yang lalu. Kamu nggak perlu mencantumkan karya-karya yang sudah dibuat lebih dari lima tahun ke belakang, ya.

***

Yap, kalau kamu ingin membuat portofolio yang keren, bagus, baik dan profesional, kamu bisa banget, nih, mengikuti kelima tips di atas. Jangan malas untuk membuat portofolio, ya, karena mau bagaimana pun, portofolio ini sangat menunjangmu dalam dunia karir, lho. Semangat mencoba, ya, gaes!

Baca juga:

(Sumber gambar: searchengineland.com, helpx.adobe.com, blog.articulate.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 16 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 26 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1