Ada sekitar 1 juta orang yang lulus perguruan tinggi tahun ini. Yup, belum lagi lulusan tahun lalu dan sebelumnya. Di tengah persaingan mencari kerja yang kian ketat, peluang kamu diterima bekerja bisa lebih besar, jika…..

1. Mengirimkan lamaran personal yang disesuaikan dengan perusahaan

Kebanyakan calon pekerja mengirimkan surat lamaran dan CV versi "template" yang nggak disesuaikan dengan perusahaan yang dilamar. Alhasil, surat lamaran ke bank, agensi iklan, dan startup, dibuat sama. Padahal karakter perusahaan tersebut jelas berbeda. Dengan mengirim lamaran yang standar, outcome-nya juga bakal STD. Kamu nggak bakalan stand out dari pelamar yang lain.

Bandingkan jika kamu melamar dengan niat. Pelajari dulu perusahaan yang akan dilamar dan ketahui pekerja seperti apa yang mereka butuhkan. Kemudian bikin lamaran yang sesuai. Sampaikan alasan mengapa kamu ingin bekerja di perusahaan tersebut serta kontribusi apa yang bisa kamu berikan. Lagi-lagi, tulisannya jangan formalitas belaka ya. Tapi sesuatu yang real.

Trus, tampilkan hal yang sejalan dengan pekerjaan yang kamu lamar pada CV dan dokumen terkait. Kalau kamu melamar pekerjaan sebagai kreatif di agensi periklanan, tunjukkan kreativitas kamu dalam desain CV. Jangan lupa sertakan informasi seputar pelatihan, pengalaman, pencapaian, dan skill yang berkaitan dengan pekerjaan kreatif tersebut. Begitupula jika melamar di bidang lain. 

Oya, surat lamaran juga akan lebih personal dengan hal detail, seperti pilihan foto, font, dan lainnya.

2. Kenal dengan “orang dalam”

Nope, ini bukan soal nepotisme. Tapi jaringan yang luas bisa menguntungkanmu. Namun, bisa juga sebaliknya. Gimana, tuh?

Misalnya begini, di perusahaan yang kamu lamar, kebetulan ada senior kamu di kampus. Nah, biasanya big boss akan tanya-tanya  pada si senior tentang kamu. Seperti, apakah kamu bisa diandalkan, apakah kamu memiliki skill yang canggih, dan lainnya.

Keterangan kenalanmu tersebut bisa aja memperbesar peluangmu mendapat kerja, dan bisa pula merugikanmu. Bayangin, kalau ketika bos bertanya, trus si senior dengan jujur bilang bahwa kamu suka mangkir masuk kelas dan agak malas ikut kegiatan. Nilai kamu bisa jadi minus.

3. Pengalaman

Nggak bosan-bosannya Youthmanual mengingatkan, walau judulnya masih freshgrad, tapi pengalamanmu bakalan jadi penilaian. Tentunya bukan pengalaman kerja, karena umumnya lulusan baru belum pernah bekerja.

Pengalaman tuh, luas banget, gaes. Kamu bisa memperolehnya dari magang, KKN, atau volunteer. Bahkan keterlibatan dalam organisasi kampus, kepanitiaan, dan UKM bisa masuk dalam pengalaman. Jangan cuma diketik aja, tapi jelaskan peran atau job desc kamu juga di situ.

4. Portofolio kece

Sebagian perusahaan bakalan melakukan penilaian dari portofolio atau karya yang pernah kamu kerjakan. Misalnya, lowongan sebagai fotografer, penulis/jurnalis, desainer grafis, bagian IT, dan lain sebagainya. Nah, portofolio-nya dapat dari mana? Bisa dari:

a. Proyek kampus

b. Kegiatan magang

c. Kamu buat sendiri untuk portofolio

Portofolio tersebut bisa menunjukkan seberapa kemampuan kamu. Jadi, kerjakan dengan sungguh sungguh, ya.

5. Attitude

Hal yang kelihatannya sepele seperti mengirim lamaran dengan email yang sopan (beri salam dan sapaan pembuka, menyatakan tujuan jelas, dan mengucapkan terima kasih), bisa membedakan nasib kamu dari yang lain.

Ketahuilah, email melamar kerja dengan subject kosong niscaya akan berakhir dengan tombol delete.

Trus, perhatikan etika saat wawancara, dimulai saat kamu memasuki gedung. Yup, sikap selama menunggu juga bisa jadi penilaian, lho.

Selama interview, bring your A game. Artinya, tunjukkan yang terbaik dari dirimu karena mereka ingin mengetahuinya. Di sisi lain, jadilah pemerhati dan pendengar yang baik. Perhatikan apa yang mereka tanyakan dan sampaikan padamu. Jadilah rendah hati, namun bukan rendah diri.

***

Semoga kamu lebih dekat menuju pekerjaan yang diidamkan, ya!

(sumber gambar: zoho.com)