Inspirasi Itu Sebenarnya Nggak Penting! Kenapa?

Kalau kamu nonton atau wawancara seniman kondang—misalnya, penulis lagu atau penulis novel—yang baru meluncurkan karya dahsyat, biasanya selalu ada pertanyaan, “Inspirasinya dari mana, sih?”

Trus, saya juga sering melihat teman atau keluarga yang menunda-nunda pekerjaannya dengan alasan, “Nanti, deh. Nunggu inspirasi dulu!” Entah dia mau bikin karya kreatif seperti lagu, novel, puisi, dan desain, atau malah bikin skripsi.

Inspirasi, oh, inspirasi. Memangnya dia sebegitu pentingnya, ya, sampai harus ditunggu banget sebelum kita bisa mulai berkarya? Kebetulan saya baru baca sebuah kutipan dari Chuck Close, seorang pelukis dan fotografer terkenal asal Amerika, tentang inspirasi.

Begini kata beliau:

“Nasihat yang suka saya berikan ke seniman-seniman muda—atau siapa aja, deh, yang mau mendengarkan nasihat saya—adalah: jangan nunggu inspirasi. Inspirasi itu untuk orang-orang amatir, lah! Kalau kamu mau jadi profesional, kamu harus bangkit dan kerja.

Kalau kamu cuma duduk-duduk dan menunggu ada petir inspirasi menyambar otak, kamu nggak akan produktif dan nggak akan menghasilkan banyak karya. Ide-ide terbaik selalu muncul saat proses bekerja berlangsung. Dengan kata lain, ide terbaik itu muncul saat kamu sudah mulai produktif.

Dalam hidup, kamu akan mengalami banyak hal. Tapi kalau kamu cuma duduk-duduk, berharap mendapat inspirasi keren, bisa-bisa kamu bakal duduk-duduk lamaaaa sekali sebelum kamu mengalami sesuatu.

Sebaliknya, kalau kamu kerja produktif dan membuat sesuatu, kamu pasti akan mengalami sesuatu. Bahkan sesuatu yang kamu “tolak” akan mendorong kamu ke arah lain.

Inspirasi sangatlah nggak penting. Malah sebenarnya agak “menipu”. Inspirasi membuat kamu merasa perlu sebuah ide yang keren banget sebelum kamu bisa bangkit dan bekerja dengan produktif. Padahal sepengalaman saya, prakteknya nggak begitu.”
— Chuck Close

Asal tahu aja, Om Chuck mengalami kelumpuhan pembuluh tulang belakang pada tahun 1988, sampai badannya lumpuh berat. Tetapi dia tetap produktif membuat karya yang selalu diincar oleh banyak museum dan galeri.

Chuck Close di depan self-portraitnya

Juga sekedar sharing, dulu saya adalah penulis yang moody. Saya baru mau menulis kalau ada “inspirasi”. Tetapi ketika bekerja di Youthmanual, saya—dan penulis-penulis lain—dipaksa untuk membuat sekian artikel per minggu. Terserah, deh, mau ada inspirasi atau nggak.

Males nggak, sih? Awalnya, males banget. Namun sekarang saya sadar bahwa memaksa diri saya untuk terus-terusan menulis—walaupun sedang merasa “nggak terinspirasi” dan walaupun hasilnya nggak selalu bagus—membuat kemampuan menulis saya terus meningkat.

Intinya, inspirasi bukan angkot atau bis kota, sob. Nggak perlu ditunggu. Get up, run, and go get your achievements!

(sumber gambar: theodysseyonline.com, widewalls.ch)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 1 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1