Penilaian Salah Mengenai Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

A: SBMPTN kemarin kamu keterima di jurusan apa, nak?

B: (Dengan bangga menyebutkan) di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dong, pakde.

A: Lho, memangnya kamu selama ini nggak bisa bahasa Indonesia, toh? Wong, dari SD-SMA sudah dapat pelajaran bahasa Indonesia, kok kuliah ambil jurusan bahasa Indonesia lagi.

*Duaarr*

B: Anu pakde… hmmm gini… hmmm (dan akhirnya kamu cuma bisa haha hihi nggak jelas karena bingung menjelaskan)

Jurusan atau program studi (prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia memang nggak begitu difavoritkan sama banyak orang dan para calon mahasiswa. Mereka menganggap bahwa kuliah di prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu "kurang prestisius".

Nggak cuma itu, prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra juga dianggap madesu a.k.a masa depan suram dan masih banyak anggapan lain—yang membuat para mahasiswa yang berkuliah di prodi ini jadi pesimis. Nah, berikut adalah mitos atau pandangan salah kaprah  (streotip) mengenai prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra yang masih happening di 2019 ini. Check it out.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu gampang, kali!

Kamu mungkin pernah berpikir bahwa mahasiswa yang kuliah di kelompok IPA atau ilmu sains itu prestisius banget karena dianggap lebih menggunakan logika dibandingkan jurusan bahasa yang hanya berkutat pada hafalan.

Menurut saya, semua bidang ilmu di dunia ini kedudukannya sejajar—nggak ada, tuh, yang namanya lebih tinggi atau lebih rendah. Begitupun juga dengan profesi yang digelutinya. Profesi apapun di dunia ini, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi, hubungan internasional hingga hukum membutuhkan kecerdasan dalam berbahasa Indonesia agar tujuan komunikasi bisa tercapai dengan baik dan benar.

Kamu bisa bayangkan kalau seorang saksi mata, polisi, pengacara, atau hakim kurang memahami makna antara kata "tertembak" dan "ditembak". Misal gini, “polisi berhasil ditembak tersangka-nya”. Padahal maksudnya adalah “polisi berhasil menembak tersangka-nya”.

Atau “saya habis menyuntik vitamin oleh dokter” (lho, kok jadi kamu yang menyuntik, ya? Hihi). Padahal, maksud kamu adalah “saya habis disuntik vitamin oleh dokter”. Intinya, kalau nggak paham betul sama kosakata yang ada dalam bahasa Indonesia, bisa fatal banget akibatnya.

Jadi, gimana? Apakah kamu masih menganggap bahasa Indonesia itu mudah?

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia nggak cuma belajar "Ini Ibu Budi"!

Nggak seperti prodi lain yang memiliki nama-nama mata kuliah yang dianggap keren. Kuliah di prodi Bahasa Indonesia, apalagi semester awal, kamu memang akan tertawa kecil melihat daftar mata kuliahnya. Sebut saja dasar-dasar menulis, menyimak, berbicara, membaca, dan sebagainya.

Ya, benar, sih, kalau mata kuliahnya seperti pelajaran anak TK/SD. Tapi, bukan berarti kamu belajar membaca "Ini Ibu Budi" setiap harinya, lho, gaes.

Di prodi ini, kamu juga harus menguasai menguasai ilmu semantik (makna), ilmu sintaksis (tata kalimat), ilmu morfologi (tata kata), analisis kesalahan berbahasa, dan ilmu pragmatik (hubungan antara teks & konteks). Menarik bukan?

Yaelah, prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu, mah, santai. Paling juga cuma meneliti novel dan puisi

Ya, benar! Novel dan puisi bisa dikatakan sebagai salah satu "laboratorium-nya" mahasiswa prodi ini. Tapi, "laboratorium" bagi mahasiswa bahasa Indonesia ini ruang lingkupnya lebih besar. Mahasiswa nggak cuma meneliti karya sastra, melainkan juga meneliti "sikap berbahasa" masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Oyaa, teman saya yang kuliah di prodi ini bahkan sering mengeluh karena tugasnya itu banyak bangett. Soalnya, kata teman saya, cuma di prodi ini ada dosen yang menyuruh mahasiswanya meringkas seluruh isi buku bacaan (bayangin, SELURUHNYA, gaes!).

Teman saya juga bilang, mending, sih, kalau meringkasnya dengan diketik—yang bikin gregetan dan gemes maksimal sama dosennya itu kalau tugas meringkasnya ditulis tangan di buku tulis. Trus, novel yang harus dibaca bukan novel remaja yang menye-menye itu. Tapi, novel yang sangat tebal dengan bahasa langit alias bahasa yang susah dipahami sampai-sampai kening mengerut karena memikirkan makna satu kalimat. Apalagi kalau novel-nya itu angkatan lama dan sebagian kata-katanya sudah jarang digunakan pada masa sekarang. Hadeh, tambah pusing lagi, deh.

Jadi, jangan dianggap kuliah di prodi ini bisa nyantai-nyantai, ya. Justru kamu harus harus rajin membaca buku sekaligus memiliki wawasan luas tentang dunia ini. Biar nggak kesusahan pas kuliah.

Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kalau salah ngomong dianggap bodoh

Kamu yang kuliah di prodi ini akan dianggap sebagai KBBI berjalan, lho. Ketika ada yang nanya, tentang makna suatu kata misalnya, trus kamu nggak bisa jawab, kamu akan dicap sebagai mahasiswa bodoh. Padahal, ‘kan, nggak ada yang bisa menghafal semua makna dari jutaan kata yang ada di KBBI.

Nggak cuma itu, dalam pergaulan sehari-hari, ketika kamu salah sedikit aja dalam berbahasa atau menggunakan bahasa gaul—seperti w (yang artinya aku), kuy (yang artinya ayo), dan sans (yang artinya santai), kamu makin dicap sebagai mahasiswa paling bodoh di seluruh kampus.

“Katanya kamu anak bahasa Indonesia, masa gitu aja nggak tau!”, “Katanya kamu anak bahasa Indonesia, kok bahasa-nya alay banget, sih” dan lain-lain.

Sebaliknya, ketika kamu ngomong pakai bahasa yang baik dan benar, kamu malah ditertawakan karena bahasa yang kamu pakai terlalu kaku dan formal. Hadehh, capek, deh!

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu nggak bergengsi!

Eitss… kata siapa kuliah di jurusan ini nggak bergensi? For your information aja, nih, ya, gaes. Menurut data, pada tahun 2017, Bahasa Indonesia mendapatkan apresiasi lebih dari 45 negara.

Bahkan, sudah ada beberapa universitas ternama di luar negeri yang membuka jurusan bahasa Indonesia. Universitas tersebut di antaranya adalah Hankuk Univeristy of Foreign Studies (Korea Selatan), Tokyo University of Foreign Studies (Jepang), University of Shouthern Queensland (Australia), Taras Shevchenko National University of Kyiv (Ukraina), Hong Bang University (Vietnam), dan Universitas Mohammed V (Maroko).

Kalau kamu masih ragu dengan prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, maka mulai dari sekarang hilangkanlah pikiran negatif itu karena fakta yang tersaji di atas membuktikan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang diapresiasi dan dianggap penting oleh bangsa-bangsa di dunia.

Lulus dari prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mau kerja apa, sih?

Yapss! Teman-teman saya yang kuliah di prodi ini sering banget ditanyain hal begituan sama orang-orang di sekitarnya.

Di tahun 2019 ini, jangan sampai kamu masih percaya bahwa mahasiswa yang lulus dari prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia cuma bisa jadi guru atau dosen bahasa Indonesia aja. Maksud saya gini, sebagai orang yang berkecimpung di dunia tata bahasa, pasti kamu yang lulus dari prodi ini memiliki penguasaan bahasa Indonesia yang mumpuni, ‘kan?

Nah, hal tersebut bisa menambah nilai plus buat kamu yang kuliah di prodi ini karena secara nggak langsung, kamu bisa memahami cara berkomunikasi yang baik dan benar sesuai dengan konteks atau situasi. Sehingga, peluang untuk menggeluti profesi lain—seperti Penulis Puisi, Penulis Lirik, dan Penulis Kreatif, Editor (Artikel/Tulisan), Penyiar Televisi/Presenter/Pembawa Acara atau Jurnalis pun bukan hal yang mustahil.

***

Well, sebagai calon-calon intelektual muda, mulai sekarang kamu nggak boleh ragu, minder, dan jangan mudah percaya sama mitos-mitos atau penilain yang salah apalagi sampai meremehkan tentang prodi-prodi tertentu—termasuk prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, ya, gaes.

 

Baca juga:

(Sumber gambar: youtube.com, hidupsimpel.com, swarthmore.edu, kompasiana.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 1 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1