Gimana, Sih, Caranya Meningkatkan Kecerdasan Emosional?
- Sep 18, 2016
- Nadia Fernanda
Kecerdasan emosional yang baik sangat diperlukan dalam membentuk, menjaga dan memperluas hubungan interpersonal kamu. Nggak seperti kecerdasan otak, kecerdasan emosional nggak bisa meningkat begitu saja seiring bertambahnya usia, lho.
Supaya kecerdasan emosional kamu bertambah, diperlukan kemauan yang besar untuk terus belajar dan berkembang.
Jangan lupa kata pepatah, menjadi tua itu takdir, tetapi menjadi dewasa itu pilihan. Malu, dong, kalau udah umur segini tapi sifat kamu masih kayak abege tanggung?
Berikut adalah cara-cara efektif yang patut kamu coba untuk membantu meningkatkan kecerdasan emosional kamu. Cekidot!
1. Hindari pemikiran negatif sebisa mungkin
Pemikiran negatif adalah hal yang paling penting untuk dikontrol jika kamu ingin meningkatkan kecerdasan emosional kamu. Soalnya, kalau kamu ingin mengontrol perasaan kamu ketika menghadapi sesuatu, pertama-tama, kamu harus mengubah cara pandang kamu terhadap hal tersebut.
Misalnya, belakangan ini teman kamu susah banget dihubungin. Sebelum berprasangka buruk terhadap do'i ("Mungkin dia bosen main sama gue, ya..." atau "Kayaknya sekarang dia lebih asyik sama teman-teman barunya, nih!"), lebih baik kamu pikirkan skenario yang lebih masuk akal.
Sebagai contoh, mungkin aja teman kamu itu lagi sibuk mengerjakan tugas, atau ngurusin sesuatu yang memang time sensitive. Jadi nggak ada hubungannya sama kamu. Intinya, memandang suatu hal dari berbagai perspektif ampuh banget untuk menghindari pemikiran negatif dan kesalah pahaman.
2. Cari tahu cara terbaik untuk mengelola stres a la kamu
Siapa, sih yang nggak pernah mengalami stres?
Nah, ketika berhadapan dengan keadaan yang bikin kamu tertekan, hal yang harus kamu lakukan adalah mengontrol emosi dan pikiran kamu untuk tetap tenang. Sikap tenang dan asertif inilah yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional kamu.
Ketika berurusan dengan stres, setiap orang punya cara yang berbeda-beda untuk mengontrolnya. Bisa jadi langkah X cocok untuk kamu, tapi nggak ngefek untuk orang lain. Kamu bisa pelajari beberapa cara untuk mengelola stres di sini, atau “bereksperimen” sendiri.
3. Pasang “batasan” untuk diri kamu sendiri, dan hormati “batasan” orang lain
Ada kalanya kamu harus menetapkan “batasan-batasan” untuk diri kamu sendiri dan orang lain, agar kamu dapat mengkomunikasikan emosi kamu dengan baik.
Sebagai contoh, kamu harus tahu kalau kamu BOLEH berkata “tidak” tanpa khawatir melukai perasaan orang lain, kamu BOLEH memprioritaskan kebutuhan kamu, dan kamu BOLEH beropini apapun tentang hal-hal di sekeliling kamu, baik opininya positif atau negatif. Tentunya dengan alasan yang masuk akal, ya.
Namun dengan begitu, bukan berarti kamu boleh jadi orang yang banyak nuntut dan seenaknya, ya. Sebaliknya, kamu juga harus memahami emosi orang lain dan menghormati “batasan-batasan” mereka. Semua orang memiliki “batasan” dan opini yang berbeda, dan semuanya pasti bisa mengkomunikasikannya sebaik mungkin. If you don’t push them, they won’t push you back.
4. Terkadang menyerah lebih baik daripada terus berusaha
Kalau kamu sedang merasa kerepotan berhadapan orang yang ngeselin dan sangat nggak masuk akal, jangan sekali-sekali mencoba beradu argumen dengan mereka. Nanti kamu malah kelihatan kayak bocah SD, ribut berdebat lebih jago mana, John Cena atau Goku!
Pada situasi seperti itu, mengalah jauh lebih baik daripada memaksa lawan bicara kamu untuk mengerti. Daripada kamu capek sendiri dan ujung-ujungnya menyesal, lebih baik kamu diam dan mengakhiri pembicaraan, selama perkataan atau perbuatan mereka nggak merugikan kamu ataupun orang lain.
Atau, kalau kamu ingin coba berempati, coba pahami masalah yang kalian bahas dari sudut pandang dia. Siapa tahu dibalik argumen dia yang bikin kzl dan gmz, ternyata ada alasan yang logis.
5. Tahu bagaimana cara mengekspresikan perasaan dan emosi kamu
Jangan harap ada yang bisa memahami kamu, kalau kamu nggak duluan memberitahu orang-orang apa yang sedang kamu rasakan. Jangan baper nggak jelas kalau kamu merasa nggak orang ada yang “bisa ngertiin kamu”, kalau nyatanya kamunya sendiri memang tertutup.
Untuk meningkatkan level kecerdasan emosional kamu, biasakanlah untuk selalu mengekspresikan perasaan dan emosi kamu, baik lewat verbal maupun bahasa tubuh, terutama pada orang-orang terdekat. Dengan begitu, orang-orang di sekitar kamu akan sangat mengapresiasi kepercayaan diri dan pribadi kamu yang nggak suka memendam sesuatu.
Yang paling penting, kamu nggak akan dicap sebagai orang yang plin-plan, nggak peka, atau lebih parah lagi—people pleaser. Girls don’t always have to fake it, boys don’t always have to play it cool. Yang namanya perasaan, tuh, nggak baik kalau dibohongi, lho! Hihihi.
(sumber gambar: theodysseyonline.com, cdn.com, dribbble.com, thenextweb.com)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus