Tips Foto Dengan Kamera Hape Saat Travelling
- Jul 11, 2016
- Laila Achmad
Karena kamera hape zaman sekarang udah sangat canggih dan powerful, kamu sebenarnya nggak perlu bawa-bawa kamera profesional, lho, kalau lagi travelling.
Walaupun mungkin kualitas fotonya bakal menurun sedikiiiit, katanya kalau kamu pergi travelling, mendingan foto-foto pakai hape, lho, daripada pakai kamera! Apalagi kalau kalau kamera hape kamu memang oke punya, dan kalau tujuan utama kamu adalah memajang foto-fotonya di Instagram.
Oya? Iya. Menurut Josh Haftel—senior product manager untuk mobil photography dari Adobe—sih begitu.
Kenapa?
Karena kata Om Josh:
1. Membidik orang dengan kamera DSLR bisa bikin subjek foto kamu malu-malu, atau justru sebel. Tapi dengan hape, kamu bisa motret siapapun dengan diam-diam. Ini berguna banget kalau kamu senang memotret masyarakat lokal saat travelling.
2. Hape gampang dibawa kemana-mana, jadi kamu selalu siap untuk motret, kalau mendadak menemukan objek yang kece
3. Dibandingkan kamera DSLR atau mirrorless, hape lebih tahan banting dan lebih gampang disimpan.
Nah, kalau kamu memang lebih suka foto-foto pakai kamera hape, Om Josh ngasih beberapa tips, nih, agar hasil bidikanmu keren. Terutama saat kamu travelling.
1. Dekati Objek
“Kamera hape biasanya punya sensor yang kecil, sehingga bisa menghasilkan Depth of Field yang lebih besar daripada kamera DSLR atau mirrorless pada umumnya,” kata Om Josh.
Artinya, kalau kamu memotret objek secara makro—alias dari dekat banget—bidikan kamu jadi lebih bisa fokus. Background-nya juga makin bokeh alias nge-blur. Ngaku, deeeh… pasti kamu paling suka ‘kan sama foto BBB (Belakang Blur-Blur) begitu?
Ditambah, hape ‘kan kecil dan ringan, jadi kamu bisa lebih fleksibel memotret dari segala angle. Apalagi kamera hape biasanya punya teknologi image stabilization, sehingga meskipun tangan kamu gemetar, hasil fotonya nggak blur.
2. Buat “Mini Seri” Foto
Setiap kota atau negara PASTI punya ciri khas yang bakal kamu temui lagi dan lagi. Nah, kata Om Josh, saat travelling, coba CARI ciri khas tersebut dan potret setiap ketemu! Pada akhirnya, kamu bisa menghasilkan sebuah “seri” foto kecil-kecilan karyamu sendiri.
Contoh, di Jakarta, kamu bisa memotret graffiti atau “pantekan” (tulisan-tulisan di dinding) yang tersebar di penjuru kota.
Di Bali, kamu bisa memotret setiap canang sari di jalanan.
Di Singapura, kamu bisa motret beragam unsur Melayu peranakan yang kamu temukan.
Banyak, deh!
Dengan teknik ini, foto-foto liburan kamu jadi lebih bertema, dan terkurasi dengan baik. Yang melihat foto-foto kamu juga jadi lebih “merasakan” feel tempat liburan kamu.
Trus, hunting foto begini bakal bikin liburan kamu lebih seru, terutama kalau kamu travelling sendirian—atau hanya bareng orang tua dan nenek-kakek kamu—trus kamu merasa, ehem, garing.
3. Jangan Takut Dengan Cuaca Buruk
Cuaca yang jelek—misalnya, mendung banget atau hujan—malah bisa memberikan hasil foto yang menarik, lho. Bidikan kamu yang gloomy bisa jadi tampak lebih “emosional”.
Kalau kata Om Josh, “Hape lebih gampang dilindungi daripada kamera, kalau tiba-tiba mendadak hujan. So be adventurous, jangan takut-takut!” Benar juga, ya. Hape juga nggak se-sensitif kamera terhadap lembab, air, panas, dan dingin.
4. Potretlah Orang
Harus diakui, subjek yang paling menarik buat difoto adalah manusia. Buktinya, di medsos, foto-foto OOTD lebih banyak di-like daripada foto-foto panorama alam!
Bukan berarti kamu harus selfie atau foto OOTD melulu sepanjang liburan, ya. Cuma, kalau kamu memotret suatu tempat atau benda, ada baiknya kamu meng–include orang dalam jepretan tersebut. Misalnya, warga setempat.
Kalau kata Om Josh, orang akan membuat potret kamu lebih ada konteksnya.
Dan seperti yang tadi udah dibilang, memotret dengan kamera hape bisa dilakukan dengan diam-diam, jadi subjek yang kamu potret juga mungkin nggak sadar. Akibatnya, mereka kelihatan lebih natural. Nggak malu-malu, sebel, atau malah “pose” banget.
5. Ikuti “Garis”
Setiap memotret, saya pribadi HARUS motret dengan komposisi yang simetris. Saya paling sebal kalau hasil potretan saya nggak simetris, diagonal, atau miring berantakan.
‘Memotret dengan simetris’ ini adalah prinsip andalan saya. Jadi kalau lagi nggak punya inspirasi, saya bisa memotret objek apapun dengan prinsip ini, dan hasilnya bakal tetap memuaskan.
Kebetulan, prinsip memotret simetris saya ini serupa dengan prinsipnya Om Josh.
Dia suka memotret mengikuti garis objek fotonya (misalnya, garis keramik lantai, garis dinding, garis motif, garis pohon berbaris) yang fokus kepada suatu titik tertentu. Contohnya, foto di atas ini, dia mengikuti garis-garis yang ada di ruangan, yang pada ujungnya berfokus kepada foto Hoi Chi Minh.
***
Menurut saya, tips-tips dari Om Josh ini tokcer banget, dan kebetulan sudah saya praktekkan. Hasil foto-foto di Instagram feed saya pun jadi lebih bagus.
Udah nggak zaman, ah, Instagram feed kamu berisi foto-foto yang diambil dengan asal-asalan, miring, gelap, blur, atau berisi selfie dan OOTD doang.
Dan jangan pernah remehkan kamera “hape” ya, gaes. Seperti prinsip saya: foto jadi bagus bukan karena kameranya, tapi karena skill yang memotret. Syedap…
(sumber foto: dslrcamerasdeal.com, Instagram @joshhaftel)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus