4 Keuntungan Baper (Bawa Perasaan) Untuk Karier dan Kesuksesanmu

“Aelah, jadi orang jangan baper, dong!” Sering banget kita mendengar komentar miring tentang orang yang terbawa perasaan alias baper. Seakan orang yang perasaannya dominan atau bertindak berdasarkan perasaan merupakan kesalahan. Dan karena nggak mau dibilang baper, seseorang jadi mematikan “rasanya” di depan orang lain. Padahal, ini anggapan yang salah kaprah.

Mungkin yang benar-benar  mengganggu  adalah kalau orang mudah galau atau tersinggung berat karena hal sepele. Atau melakukan hal yang merugikan dan nggak masuk akal karena kebawa perasaan. Hal yang seperti itu perlu banget dihindari.

Tapi kalau lantaran nggak mau dibilang baper kamu jadi mematikan “rasa” dan “empati”, kamu bakalan rugi sendiri. Sebab, dalam takaran dan penerapan yang pas, kecenderungan bawa perasaan (baper) justru baik untuk dirimu, termasuk untuk menunjang karier dan jalan menuju sukses.

Masa’ sih, ada baper bermanfaat? Apa iya, baper berkontribusi untuk kesuksesan karier? Baca dulu penjelasannya berikut ini.

1. Orang yang cenderung terbawa perasaan, akan lebih menghargai dan menjaga perasaan orang lain.

Tidak semua orang baper seperti ini sih, ya. Namun orang yang sensitif, semestinya juga memperhatikan perasaan orang lain. Manfaatkan “kebaperan” tersebut dengan lebih memikirkan perasaan orang lain. Jadi bapernya nggak cuma internal, tapi juga bikin mikir, “Apakah yang saya lakukan akan bermanfaat/membuat senang orang lain, atau malah bisa membuat orang jadi tersinggung, kecewa, down, sedih, dan lainnya?”

Kemungkinan, orang yang hampir nggak pernah baper, lebih cuek ketika menghadapi orang lain. Alhasil, dia suka membuat orang lain merasa tersinggung atau minder gegara ucapan atau perilakunya yang nggak di-filter dengan perasaan. Padahal mungkin saja tujuannya sebenarnya baik. 

Nah, dalam dunia kerja, tindakan menghargai dan menjaga perasaan orang lain sangat penting. Ini akan membantu kamu membuat tim menjadi solid dan klien menjadi betah. Tentunya, hal tersebut harus dibarengi juga dengan kinerja yang profesional, lah ya.

2. Orang yang cenderung terbawa perasaan, lebih bisa berempati atau menempatkan diri pada posisi orang lain.

Lebih jauh lagi adalah kamu lebih bisa berempati dengan orang lain. Alias, kamu akan lebih mudah mengerti dan mengetahui posisi orang lain. Alhasil, kamu bisa memahami atasan, senior, klien, bahkan junior, dan bawahan. Dengan berempati dan mengerti mereka, kamu bisa menghadapinya dengan tepat.      

Misalnya, kamu bisa memahami kondisi dan pemikiran klien. Alhasil kamu lebih bisa melakukan persuasi dan bekerja sama dengan mereka. Kamu pun nggak mudah nge-judge atau putus asa saat berhadapan dengan pihak lain. Contoh lain, saat kamu ingin mengajukan suatu ide ke atasan dan rekan, kamu akan memperhatikan cara penyampaiannya sehingga bisa dimengerti orang lain. Dengan empati, kamu bisa mengira apa yang orang lain butuhkan. Makanya, empati merupakan soft skill penting di dunia kerja.

3. Memasukkan “rasa” dalam pekerjaanmu.

Logika dan kontrol diri memang sangat penting dalam menjalani pekerjaan. Tapi kalau hanya pakai “otak”, hasilnya cenderung kaku dan boring. Beda dengan jika kamu mengerjakan sesuatu dengan sentuhan perasaan. Uhuy!

Jadi, alihkan kebaperanmu dengan menjadi sesuatu produktif. Apalagi jika pekerjaan kamu berhubungan dengan seni dan kreativitas. Apalagi saat ini hampir semua pekerjaan menuntuk kamu untuk kreatif, deh.

Sering dong, kamu mendengar bahwa si A bikin karya sukses ketika ia sedang down. Atau founder X membuat aplikasi tertentu yang terinspirasi dari rasa patah hati yang ia alami.

4. Mengasah kepekaan.

Membawa perasaan di saat yang tepat menjadikan kamu lebih peka. Kamu nggak mengabaikan saat perasaan kamu mengatakan sesuatu. Kamu pun peka jika ada sesuatu terjadi. Misalnya, kamu menyadari bahwa salah satu rekanmu sedang bad mood, sementara teman kerja yang lain nggak ada menyadarinya karena perubahan yang ia tunjukkan sangat kecil. Atau kamu merasakan bahwa seseorang memiliki niat nggak baik. Tentu saja, kamu perlu mengumpulkan bukti untuk bisa bertindak lebih jauh. Namun kepekaan tersebut bisa menuntun langkahmu ke depan atau membuatmu lebih berjaga-jaga.   

***

Yup, bisa kamu bahwa kepekaan, empati, emosi, passion, merupakan bagian dari perasaan. So, sebelum kamu bikin anti baper baper club, kamu perlu lebih cermat, nih. Ada baper yang menguntungkan bila disalurkan dengan cara serta porsi yang tepat. Namun ada juga baper nirfaedah yang merugikan seperti yang bisa kamu baca di sini:

10 Ciri Manusia Baper yang Wajib Kamu Hindari

(sumber gambar: pexels.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 20 jam yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1