Persiapan "Maksimal" Saat Wawancara Kerja yang Justru Bikin Nilai Kamu Minus

Dari semua tahapan pencarian kerja, wawancara sering jadi momok yang paling bikin deg-deg-ser. Sehingga wajar kalau kita benar-benar mempersiapkan diri untuk wawancara kerja.

Saking seriusnya mempersiapkan interview kerja, kita bisa "kebablasan", lho. Soalnya, ada hal-hal yang kesannya keren dan smart dilakukan, tapi malah jadi bumerang yang bikin nilai wawancara kita jadi minus. Oh...oh!

Jadi, hati-hati, gaes, dengan tiga tindakan ini saat interview kerja:

1. Datang terlalu awal banget!

Untuk urusan menghadiri agenda atau undangan, termasuk interview, saya termasuk on-time. Datang lebih awal dari waktu yang diminta memang bisa menunjukkan besarnya niat kita untuk pekerjaan tersebut. Selain itu, udatang lebih awal bisa mengurangi rasa nervous menghadapi wawancara kerja. Paling nggak, kita bisa melihat-lihat dulu suasana kantornya. 

Tapi, jangan datang terlalu cepat banget di kantor. Sekitar 20-30 menit dari yang dijadwalkan masih oke. Tapi kalau lebih dari itu, bahkan sejam lebih, itu sudah berlebihan, gaes. Bisa jadi pihak interviewer jadi merasa terganggu dengan kehadiran kita, karena mereka harus mengerjakan pekerjaan lain. Jadi kita pun harus menghargai juga waktu yang sudah mereka jadwalkan. 

Kalau saya, biasanya mengakali datang terlalu cepat dengan nongkrong dulu di tempat lain. Misalnya di coffee shop dekat tempat wawancara-nya. Nah, sekitar 15 menit dari jadwal seharusnya wawancara,  saya tiba di kantornya.

2. Terlalu mempersiapkan (bahkan menghafal) pertanyaan yang akan ditanyakan

Salah satu yang disiapkan dalam interview biasanya adalah pertanyaan pada perusahaan. Ya, sebagai pihak yang diwawancara, kita berhak untuk mengajukan pertanyaan ke interviewer. Mengajukan pertanyaan juga menunjukkan kalau kita tertarik bekerja di perusahaan itu. 

Tapi, apakah semudah itu mengajukan pertanyaan? Dari 4 kali wawancara kerja yang saya alami, hanya 2 kali saya bisa bertanya. Sisanya, blank!

Setelah dievaluasi penyebabnya, ternyata simpel banget gaes. Itu akibat saya terlalu merencanakan hal yang ingin saya tanyakan tersebut. Dan ternyata, pertanyaan yang saya rencanakan, malah nggak nyambung dengan perbincangan selama interview.

Seharusnya, saya benar-benar memperhatikan jalannya wawancara. Biasanya pewawancara  akan sedikit bercerita tentang job description atau kondisi perusahaan. Kalau kita memperhatikan, kita pun akan bisa menanyakan pertanyaan yang tepat, dan bukan hafalan.

Ini juga berlaku untuk tanya-jawab sepanjang interview. Kalau kamu sibuk menghafal jawaban yang sempurna, hasilnya malah nggak maksimal dan canggung.

3. Menganggap pewawancara sudah membaca resume/CV

Dulu, saya beranggapan bahwa pewawancara tentu sudah membaca resume/CV yang saya kirimkan. Saya mengira mereka paham banget tentang saya. Tapi setelah bekerja, saya baru menyadari kalau anggapan itu salah.

Setiap hari, HR menerima email lamaran kerja yang jumlahnya banyak, apalagi kalau perusahaan besar. Nggak semua resume, CV atau application letter mereka baca dengan detail. Jadi, jangan mengasumsikan interviewer sudah mengetahui prestasi, pengalaman dan kemampuan kita. 

Kita perlu mengutip pengalaman dan kebisaan kita di jawaban. Contohnya nih, "ketika saya menjadi ketua unit futsal, saya pernah .............". Intinya, jangan bosan kalau kita harus sekali lagi menjelaskan yang sudah tertulis di resume. Jangan juga menjawab, "Kan, sudah ada di CV saya, Pak/Bu!" Ups!

(sumber gambar : hercampus.com, looksharp.com, jobstreet.com, entrepreneur.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 25 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1