Minyo, Beauty Vlogger dan Creativepreneur Seru yang Dulunya Ternyata Pemalu!
- Mar 11, 2016
- Youthmanual
Oleh Rizky M dan Laila Achmad
Bagi kamu yang doyan nonton makeup tutorial di YouTube, mungkin kamu sudah familiar dengan vlogger “spesialis” kecantikan alias beauty vlogger yang satu ini. Yap, Minyo, yang dikenal dengan username Minyo33 di media sosial dan YouTube.
Mojang Bandung yang bernama asli Vanya Qinthara ini sudah aktif sebagai YouTuber atau vlogger sejak hampir tiga tahun lalu. Saat artikel ini ditulis, subscriber di channel YouTube Minyo berjumlah 16,825, and I bet she has more now!
Namun lulusan PSB Academy Singapore - The University of Newcastle Australia ini nggak hanya seorang YouTuber atau vlogger. Sebagai entrepreneur di bidang kreatif, Minyo juga berprofesi sebagai Makeup Artist, Creative Designer, bahkan founder dari @Indobeautygram, sebuah komunitas beauty enthusiast dan vlogger di Indonesia. Selain itu, Minyo juga ikut mengurusi bisnis keluarganya pula.
Tapi siapa sangka bahwa Minyo yang seru banget ini ternyata dulu super pemalu dan minderan?
Youthmanual sempat “mencegat” Minyo saat dia mampir ke markas kami, dan berikut hasil obrolannya!
Hai, Minyo! Boleh, dong, cerita dulu tentang latar belakang kamu, sebelum akhirnya menjadi beauty vlogger terkenal seperti sekarang ini! Katanya dulu kamu malah nggak pedean, ya?
Iya banget! Dari SD sampai SMA, aku, tuh, termasuk obese (kegemukan). Kulitku juga cenderung gelap dibandingkan kebanyakan cewek Bandung. Padahal masyarakat kita ‘kan—apalagi zaman dulu—lebih menjunjung kulit putih.
Akibatnya, dulu aku jadi anak yang penyendiri dan tukang mikir. Dulu aku bisa nangisin keadaan fisikku hampir setiap hari, lho! Aku stres banget karena merasa nggak bisa bebas melakukan hal-hal yang ingin aku lakukan seperti orang lain. Sampai suatu hari, aku merasakan sebuah turning point. Aku nggak mau terus-terusan merasa seperti ini. Untungnya aku mendapat kesempatan [sekolah ke luar negeri] yang akhirnya menjadi ajang penggalian jati diriku.
Jadi, setelah lulus SMA, aku lanjut sekolah ke Singapura. Selama di Singapura, aku merombak diriku habis-habisan. Aku belajar makeup, rajin olahraga, disiplin makan sehat, sampai bikin healthy food blog waktu lagi diet. It took two years to transform myself jadi seperti sekarang ini.
Selama “bertransformasi”, aku juga living life to the fullest. Pokoknya aku menggunakan waktuku dengan maksimal, deh. Aku menggali segala aspek kehidupan dan mencoba berbagai pengalaman sebanyak-banyaknya. I tried to find out who I really am and what life is all about.
Contohnya, dulu aku nggak pernah bisa ngobrol sama orang baru. Boro-boro, deh. Memandang orang secara langsung aja nggak bisa! Nah, selama “bertransformasi”, aku berusaha untuk jadi lebih pede dengan membuka diri dan rutin ngobrol sama orang baru. Dari situ aku jadi belajar cara berkomunikasi dan belajar berani untuk menyampaikan pikiranku ke orang lain.
Jadi intinya, selama di Singapura, aku nggak hanya kuliah, tetapi juga mencari jati diri, karena sebelumnya, aku nggak happy dengan keadaanku.
Wah, seru banget! Untungnya, usaha transformasi kamu itu membuahkan hasil yang oke, ya. Tapi kenapa, sih, dulu kamu kepengen kuliah di luar negeri?
Dari dulu, aku memang kepengen kuliah di luar negeri. Makanya pas SMA, aku sekolah di Temasek International School, Bandung, supaya jalanku untuk kuliah ke luar negeri lebih gampang.
Kenapa aku kepengen sekolah di luar? Pertama, karena aku kepengen merasakan hal-hal baru. Mungkin karena aku anak perempuan, ya, jadi orang tuaku cenderung overprotective ke aku. Akibatnya, aku jadi kepengen merasakan kebebasan dan belajar jadi perempuan mandiri.
Kedua, aku juga penasaran, di dunia luar itu ada apa, sih? Apa, sih, yang menarik di luar sana? Aku juga kepengen membuktikan hal-hal tentang kehidupan yang ada di pikiran aku.
Kenapa dulu kamu ngambil jurusan kuliah Marketing dan Management?
Karena aku terinspirasi oleh Mama. Mama saya adalah seorang business woman yang mandiri, dan sangat powerful di mata saya. Pokoknya sosok yang sangat inspiratif, deh.
Sebenarnya, sih, aku sukanya sama bidang Seni. Mama juga membebaskan aku memilih jurusan dan profesi apa aja, kok. Jadi Mama sempat bingung, kenapa aku akhirnya kuliah di bidang Bisnis, padahal beliau tahu banget kalau saya senang Seni. Kemudian aku bilang ke Mama, sih, kalau aku ngambil jurusan bidang Bisnis karena terinspirasi oleh beliau. She’s my role model.
Hal apa, sih, yang inspiratif dari Mama kamu?
Mama adalah seseorang yang tangguh dan nggak takut untuk mencoba dan gagal. She also does everything! Mulai dari modelling, jadi flight attendant, jadi desainer pakaian, bisnis tanah, hingga bisnis restoran. Semuanya dia kerjakan sendiri, karena Papaku juga menjalani bisnisnya sendiri. Mereka menjalani bisnisnya masing-masing and they both rocked it!
Aku sendiri sempat nyoba jadi entrepreneur seperti Mama, tapi ternyata kurang cocok. Apa yang kita pilih untuk lakukan memang belum tentu sama dengan apa yang kita inginkan dalam hati. Tapi untungnya, ilmu bisnis dan pemasaran, tuh, bisa kepake di mana pun.
Setelah lulus, apa, sih, pekerjaan pertama kamu?
Setelah lulus kuliah, aku balik ke Indonesia, karena pada saat itu, Mama sedang butuh bantuan di bisnis restorannya.
Setelah tiga bulan balik ke Bandung, aku diberi kesempatan untuk bikin restoran sendiri. Kebetulan aku memang punya passion di dunia kuliner, dan selama kuliah di Singapura pun, aku punya food blog. Waktu itu, aku buka restoran pasta dan sempat berjalan dengan cukup baik selama enam bulan. Sayangnya, karena faktor lokasi dan produk yang kurang fit, akhirnya restoran aku tutup.
Setelah itu, aku bantu-bantu Mama di bisnisnya yang lain. Nah, di saat inilah aku mulai fokus menjadi vlogger di YouTube.
Gimana, sih, awal mulanya kamu jadi beauty vlogger di Youtube?
Kata Mama, sejak umur 1-2 tahun, aku memang sudah kelihatan banci kamera, hehehe.
Pada dasarnya, aku orangnya memang narsis, tapi aku kepengen memanfaatkan kenarsisanku untuk menciptakan sesuatu yang produktif. Make something out of it, lah. ‘Kan bosen ya kalau cuma selfie-selfie-an doang. Maka aku coba-coba bikin video untuk di-share. Harapannya, sih, videoku bisa membantu orang lain juga.
Aku juga passionate terhadap makeup, sehingga aku fokus ke beauty vlogging. Bisa dibilang, makeup adalah intisari dari passion seni aku, dan aku sangat bersyukur bisa menjadikan [beauty vlogging] sebagai karir dan profesi.
Kamu juga adalah founder dari komunitas beauty vlogger Indonesia, @indobeautygram. Boleh tahu sejarahnya?
Awalnya, komunitas ini terbentuk karena aku kepengen cari teman sesama vlogger aja. Dulu anggotanya cuma sedikit, kurang dari 10 orang. Kami terhubung dari group chat di Line. Tapi aku mikir, sebenarnya komunitas ini bisa banget jadi gede. Maka kemudian aku bikin website-nya.
Sekarang anggota @indobeautygram ada 80 orang, yang nggak hanya terdiri dari orang-orang Indonesia aja.
Gimana, sih, rutinitas sehari-hari kamu?
Bangun tidur, aku pasti minum kopi dulu. Itu rutinitas wajib!
Habis itu, aku mandi trus langsung dandan. Kalau pagi itu aku lagi punya waktu, aku bakal dandan yang “niat”. Aku memang selalu berusaha melatih skill makeup aku, misalnya, skill membaurkan warna eye shadow, memakai lipstik dan “menggambar” alis dengan benar, dan sebagainya.
Saat dandan begini, biasanya aku sekalian mencari ide untuk video tutorial-ku yang berikutnya, sekaligus mencoba-coba berbagai gaya dandanan baru.
Setelah itu, aku pergi kerja dan memantau bisnis keluarga.
Kalau ada waktu, sore harinya aku syuting selama sekitar 2-3 jam. Trus, biasanya aku lanjut ngedit video sampai malem, diselingi dengan membalas email-email terkait kerjaan. Kalau semuanya sudah selesai dan aku masih punya waktu, aku luluran atau maskeran sambil relaksasi, sekaligus mikirin berbagai plan untuk esok harinya.
Sebagai beauty vlogger, berapa banyak video yang kamu upload dalam seminggu?
Biasanya aku mem-publish dua video per minggu. Frekuensi update setiap beauty vlogger berbeda-beda, sih. Ada yang publish video sebulan sekali, ada yang seminggu dua kali, ada yang dua minggu sekali. Tergantung audience masing-masing vlogger.
Pada saat mengambangkan channel, kita harus memahami audience. Kita juga harus punya feeling, seberapa sering channel kita harus di-update. Kalau untuk audience channel YouTube aku, sih, frekuensi yang pas memang seminggu dua kali. Jadwalku pun cocoknya dengan frekuensi seperti itu, dan aku sudah paham flow-nya gimana. Jadi untuk bisa konsisten dengan dua video seminggu itu, aku sudah tahu kapan harus syuting, kapan harus editing, dan sebagainya.
Kalau aku lagi nggak sempat publish video sesuai jadwal, biasanya aku bikin sesi Live Streaming buat ngobrol dengan audience di YouTube. Jadi tetap ada konten baru di Youtube channel aku.
Siapa, sih, vlogger idola kamu?
Zoella, beauty vlogger dari UK.
Ada nggak cerita atau contoh kegagalan kamu? Apa yang bikin kamu kembali bersemangat?
Aku sempat dikasih kesempatan oleh Mama untuk buka restoran pasta di Bandung, tetapi ternyata nggak berjalan sesuai harapan. Soalnya, walaupun menunya enak dan banyak yang suka, ternyata lokasi restorannya nggak sesuai dengan target pasar, yaitu dekat area kos-kosan. Nah, biasanya anak kos ‘kan carinya nasi. Ditambah, apalagi restoran aku kecil dan parkirannya sempit. Walaupun sempat ada beberapa pihak yang berminat mau franchise, restorannya tetap aku tutup.
Sempat sedih, sih, tapi Mama malah marah kalau aku sedih. Beliau tetap kasih semangat dan bilang, "Dalam bisnis, untung rugi adalah sesuatu yang wajar." Dan lagian, aku ‘kan jadi banyak belajar dari pengalaman itu.
Nasehat dan dukungan itu yang bikin aku jadi semangat lagi.
Boleh share tips untuk anak-anak muda yang mau mulai jadi Youtuber atau vlogger?
Jangan takut-takut untuk tekan tombol record! Biasanya, di awal-awal, orang sangat hesitant alias ragu untuk tekan tombol record. Aku pun juga dulu ragu-ragu melulu, tapi harus terus dilatih. Coba lihat, deh. Sekitar sepuluh video pertamaku, tuh, bobrok banget. Masih ada, lho, di Youtube, hahaha. Lumayan, lah, buat jadi bahan ketawaan dan juga buat latihan.
***
Thank you, Minyo! Sukses selalu, ya.
(sumber foto: dokumentasi pribadi, simplysxy.com, bisnis, com, femaledaily.com, youtube.com)
Kategori
Profesi Terkait
Profesi Terkait Lainnya
Jurusan Terkait
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus