Dalam seri "Profesiku", kamu bisa kenalan dengan berbagai profesi, lewat cerita para senior yang menekuninya. Kali ini, yuk, kenalan dengan profesi quantity surveyor dan engineering bareng Ali Akbar, seorang quantity surveyor dari Samko Timber.

Ali Akbar adalah quantity surveyor salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang kayu. Ali merupakan lulusan Universitas Jayabaya‍ jurusan Arsitektur‍. Hobinya makan, jalan-jalan pake Vespa dan naik gunung.

Profesiku:

“Quantity surveyor dan engineering di Samko Timber, perusahaan yang bergerak di bidang industri kayu lapis dan produk olahan berbahan dasar kayu”

Tugasku sehari-hari:

1. "Pada tahap awal, tugas seorang QS adalah melakukan market survey untuk mendapatkan harga material bahan bangunan yang akan digunakan. Acuannya biasanya dari technical specification dan dokumen bestek. Di tahap ini, saya biasanya banyak berkomunikasi dengan banyak supplier."

2. "Pada tahap selanjutnya, QS bertugas membuat perhitungan Analisis Harga Satuan (AHS) dan harga satuan pekerjaan (HSP) sesuai kebijakan manajemen proyek. Intinya, kita menentukan harga buat ditawarkan ke klien."

3. "Berikutnya, saya melakukan perhitungan jumlah pekerjaan dari gambar-gambar kerja yang udah disiapkan oleh perencana arsitektur. Perhitungan jumlah harus dilakukan dengan keakuratan yang tinggi. Saya nggak boleh terlibat kepentingan pihak-pihak tertentu. Misalnya, menaikkan atau mengurangi jumlah dari perhitungan yang seharusnya."

4. "Pada tahap akhir, saya harus melakukan simulasi proses lelang dari total biaya yang didapat dari perhitungan di atas. Di tahap ini, saya harus membandingkan harga dengan kompetitor lain, sehingga bisa menjadi pemenang tender dalam pekerjaan konstruksi suatu bangunan."

5. "Kalau dinyatakan sebagai pemenang (sub construction), item pekerjaan bakal didistribusikan ke divisi produksi. Setelah itu, saya harus memastikan proses produksi, instalasi kontruksi, dan pemasangan sesuai dengan shop drawing atau gambar kerja."

Jalan untuk mencapai profesi quantity surveyor:

“Awalnya, saya bekerja sebagai arsitekt desain dan bangunan. Seiring berjalan waktu, saya makin tertarik sama dunia estimasi dan bekerja di posisi estimator [merencanakan biaya yang dibutuhkan untuk satu proyek pembangunan gedung].

Ilmu dasar arsitektur nggak boleh ditinggalkan ketika kita jadi QS.”

Modal yang perlu dimiliki seorang quantity surveyor:

"Pengetahuan dalam bidang konstruksi. Kita harus bisa membaca gambar, memiliki pengetahuan harga dan bahan material. Selain itu, kita juga dituntut untuk membuat perhitungan yang akurat. Semakin ke sini, saya sadar bahwa ketelitian membaca kontrak juga penting banget."

Tantangannya apa menekuni profesi quantity surveyor:

“Harus selalu update harga bahan material. Namanya pembangunan ‘kan nggak sehari dua hari. Bisa setahun atau lebih. Nah, kadang saya pusing sama perubahan harga yang jauh banget dari estimasi awal. Gimana caranya selisih perhitungan nggak terlalu jauh, supaya perusahaan nggak mengalami over budget.

Tetapi tantangan yang paling berat adalah integritas. Dalam menentukan analisis, item pekerjaan dan quantity, seorang QS bisa banget melakukan mark up yang bisa merugikan salah satu pihak. Kalau kita nggak punya integritas, bisa-bisa kita terjebak dalam 'permainan' proyek."

Pesan untuk anak muda yang mau menekuni profesi arsitektur dan quantity surveyor:

“Pertama, jangan pernah berhenti belajar. Jangan mentang-mentang kerja di bidang arsitektur, kamu jadi nggak mau belajar hal lain. Padahal, kalau kamu punya banyak skill dalam sebuah bidang [misalnya, di bidang kontruksi, kamu nggak cuma bisa gambar, tapi juga membuat estimasi], kamu bakal banyak mendapatkan kesempatan lebih besar.

Kedua, teruslah bermimpi. Profesi di bidang kontruksi tentu erat dengan membangun. Bermimpilah membangun sesuatu yang besar dan berkarya sebaik mungkin.”

(sumber foto: Linkedin, Ali, Sourceable.net)