Winda, Anak SMA di Balik @Kekomukan, Akun Komik Instagram Hits, Kocak, dan Pedas

Setelah dibuat ngakak, cengar-cengir, bahkan, ehm, agak tersindir dengan akun Instagran komik kocak, @Kekomukan, akhirnya Youthmanual berhasil mewawancarai si “pelaku” di baliknya, Winda. Kerennya, komik yang mengangkat isu kekinian dan potret anak muda dengan gaya yang usil dan kritis ini dibuat dan dikelola oleh seorang siswi SMA kelas 10, wuarbiyasak!

Yup, di saat sebagian anak muda (terutama anak baru gede) gampang ikut-ikutan tren, akun dengan tagline No baper baper di antara kita” ini malah nekad tampil beda. Kekomukan nggak ragu mengkritik gaya anak zaman sekarang. “Nggak cuma sekadar nyindir, tapi ada pesan di situ,” jelas Winda. Yang pasti, Winda menyampaikannya dengan cara yang kreatif, kocak, garing dan kadang bikin kezel, saking “jleb”-nya.

Nggak heran dalam waktu 1,5 bulan aja, followers-nya langsung melejit menembus angka 50,000. Konsekuensinya, lovers dan haters Kekomukan pun bernunculan. Yuk, simak cerita Winda.

Hai Winda, cerita dong, gimana awalnya sampai kamu bisa bikin akun Instagram @kekomukan ini?

“Saya pelajar usia 15 tahun yang suka memperhatikan fenomena kekinian. Di sekitar saya, banyak teman-teman yang ikut-ikutan tren, hingga perilakunya di luar batas. Iseng-iseng saya menyindir gaya 'anak zaman sekarang' lewat gambar. Trus, coba posting, dan akhirnya membuat akun Kekomukan pada 16 Oktober lalu.

Nama Kekomukan sendiri merupakan gabungan dari kata komik dan kekinian. Sebenarnya, hobi saya dulu adalah mengedit foto. Tapi karena sudah bosan, saya mencoba gambar.”

kekomukan

Apa sih, yang perlu dikritisi dari fenomena tren kekinian?

“Menurut saya, boleh banget kok, jadi kekinian. Saya sendiri juga suka ikut-ikutan tren. Tapi semua itu ada batasannya.

Banyak anak remaja seumuran saya yang hanya pengen gaya, tanpa berpikir panjang. Misalnya, ngomong dengan bahasa yang kasar dinilai fine-fine aja, dan malah dianggap gaul. Atau, foto dengan baju super minim bahkan dengan hanya pakaian dalam, trus di-post di IG supaya dibulang 'gaul'.

Ada juga yang sengaja cari sensasi biar dapat followers yang banyak dan bisa dimanfaatkan buat mendapatkan endorse. Nah, yang kayak begini nih, yang menurutku perlu diubah.

Lewat akun ini, saya pengen mengekspresikan kritik dan pandangan saya. Sekalian juga pengen menyadarkan generasi muda supaya nggak menelan tren dan budaya dengan mentah-mentah.”

dwp

Apakah sehari-harinya, kamu juga kritis dan vokal?

“Sehari-harinya, aku lebih banyak diam dan  justru kurang suka mengekspresikan diri. Aku lebih sering mengamati saja, dan bukan tipe yang ceplas-ceplos. Tadinya pun (berekspresi) di media sosial hanya iseng. Tapi sekarang jadi keasyikkan.”

Walau belum sampai dua bulan, tapi akun kamu aktif banget, ya. Per hari ini saja sudah ada 194 posting. Gimana caranya supaya bisa produktif?

“Tiap ada waktu luang, aku maanfaatkan buat menggambar sebanyak-banyaknya. Sekali menggambar bisa sampai 5 komik, dan itu aku lakukan hampir setiap hari. Tapi kadang tergantung mood juga, sih.”

Sejauh ini, gimana sih, tanggapan orang-orang mengenai @kekomukan. Kabarnya sudah punya lovers dan haters, ya?

"Tanggapannya terbagi dua. Ada yang suka banget, sampai rajin komen, DM, dan aktif. Malah ada yang jadi teman. Ada juga yang kurang suka, karena merasa tersindir.

Sebagian orang yang lebih tua (mahasiswa), menganggap aku sok dewasa dan sok kritis karena membuat akun seperti ini. Tapi banyak juga senior yang justru memberikan support dan saran buat posting-an aku."

Pernah ada hal yang bikin down?

"Pernah. Ada satu hari di mana sejak bangun tidur aku lagi bad mood. Ditambah lagi baca komen-komen yang pedas. Saat itu, aku down, sampai insomnia segala.

Biasa lah, karena sebelum-sebelumnya banyak yang komen memuji. Jadi, sekalinya mendapat kritik pedas langsung down banget.

Aku sudah agak lupa isi komentar yang bikin down tersebut. Dan memang nggak mau diingat-ingat lagi. Hahaha….

Pokoknya, semua aku jadikan pelajaran. Aku juga sadar, bahwa Kekomukan kalau menyindir memang suka nggak kira-kira. Sebenarnya, maksudku adalah menyindir secara umum, dan sama sekali nggak bermaksud menyudutkan orang-orang tertentu.

Semua kritik dan saran, aku jadikan masukan dan penyemangat. Di sisi lain, Kekomukan tetap berusaha jadi “diri sendiri”, dan nggak bisa terlalu mengikuti apa kata orang. Karena kalau selalu mengikuti kata orang, menurutku nggak akan ada habisnya."

Salah satu yang menarik adalah kamu sering bikin komik bertema kampus dan stereotipe mahasiswa per jurusan, padahal 'kan kamu baru masuk SMA. Gimana cara mendapatkan ide dan infonya?

psikologi kekomukan

“Dulu, pernah ada yang komen dan memberikan ide supaya aku posting mengenai anak kuliahan. Akhirnya aku browsing dan dapat ide mengenai karakter mahasiswa di berbagai jurusan. Tapi lama-kelamaan capek juga, ya, cari infonya.

Sekarang kalau tentang jurusan kuliah, aku lebih banyak dapat informasi dari mahasiswa yang memang ingin jurusannya dijadikan komik. Jadi aku tinggal menggambar dan menambahkan sedikit-sedikit.”

Sejauh ini apa posting-an yang paling bikin heboh?

Kalau diliat dari jumlah likes-nya sih,yang tentang 'Anak Kebawa Zaman'. Waktu mau posting itu sebenarnya agak ragu (khawatir menyinggung), tapi akhirnya aku post juga."

anak zaman sekaran

Ada topik yang kamu hindari untuk Kekomukan?

“Ada. Di antaranya seputar politik dan pacaran. Kalau politik karena aku nggak terlalu tahu. Sedangkan tema pacaran memang nggak aku dukung. Apalagi pacaran alay zaman sekarang”

Setelah membuat kekomukan, apakah kamu jadi suka menggambar dan menemukan passion?

“Aku sendiri belum punya kegemaran yang benar-benar kuat, masih suka berubah-ubah. Mungkin karena sistem pendidikan di Indonesia saat ini mempelajari semua bidang.  Aku pun jadi susah untuk menentukan cita-cita. Apalagi aku belum tahu apa bakat dan minatku.”

Kenapa kamu merahasiakan sebagian identitas kamu?

“Karena aku nggak suka mempublikasikan identitas diri. Trus, dari awal memang sudah ada rencana untuk membuat (sosok di balik kekomukan) agak misterius . Kalau sekadar tampil di foto atau video, menurutku masih nggak apa-apa. Tapi kalau nama lengkap dan username IG personal, itu privat.”

Ke depannya, Kekomukan bakal kayak gimana, sih?

“Masih belum tahu. Yang pasti tetap nge-post sambil menemukan ide-ide baru.

Harapannya, Kekomukan akan lebih dikenal sama orang-orang dan lebih bisa menghibur. Trus, semoga pesan tersiratnya bisa diterima, jangan hanya dilihat dari segi sindirannya saja. Kekomukan ingin menjadi akun sindiran tapi tetap sopan dan nggak melenceng.

Ada pesan-pesan yang mengajak kita untuk berubah di dalamnya."

Baca juga gimana tips dan cara Winda bikin komik untuk pemula. Apa saja yang perlu disiapkan, inspirasi, dan software yang dipakai. Cek di sini.

(sumber gambar: Laila Achmad, IG @Kekomukan)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 25 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1