Personal Branding: Berkarya Bukan Bergaya

Seorang food reviewer diajak bekerja sama sana-sini. Nadiem Makarim dipercaya Presiden menjadi Mendikbud di usia yang muda. Mereka bisa seperti itu karena memiliki personal branding yang meyakinkan di bidangnya. Apa itu personal branding dan apa pula manfaatnya? Terus, apakah kita, orang biasa yang merupakan pelajar dan mahasiswa, perlu mengembangkan personal branding

Nah, Siti Nuraisyah Suwanda atau Kak Sitin, dosen sekaligus alumnus PPM School of Management akan berbagi pengetahuan dan pengalamannya seputar personal branding. Kak Sitin sendiri merupakan dosen di bidang Strategic Transformation and Innovation.  

Personal Branding Adalah…

Branding adalah aktivitas promosi dalam marketing untuk memperkenalkan suatu produk, mulai dari karakter dan ciri produk, identitas produk, hingga target pembelinya. Tujuannya agar khalayak mudah mengidentifikasi produk tersebut. Nah, konsep personal branding serupa dengan penjelasan di atas, namun objeknya adalah manusia.

Menurut Kak Sitin, teori tentang personal branding sudah ada sejak tahun ’80-an. Istilahnya beragam, antara lain self-branding, human branding, atau self-marketing. Semua penyebutan tersebut maksudnya sama, yaitu proses pembuatan karakter identitas terhadap suatu individu sehingga mudah dikenali. 

Namun sekarang, personal branding seringkali dihubungkan dengan dunia digital atau media sosial. Padahal, personal branding lebih luas daripada aktivitas di medsos/media digital. Personal branding bisa dilakukan di mana saja, baik online maupun offline.

Nah, dari sekian banyak definisi personal branding, Kak Sitin merasa bahwa penjelasan Pandji Pragiwaksono adalah yang paling sederhana namun mengena.

Personal branding adalah kebiasaan kita memberi tahu (kepada) orang lain (mengenai) siapa kita. Supaya kita berhenti mengejar uang, dan (sehingga) uang mengejar kita.”  - Pandji Pragiwaksono

“Konteksnya nggak harus ‘uang’ tetapi bisa juga ‘peluang’. Lebih luas artinya,” jelas Kak Sitin. 

Dua Elemen Personal Branding

Jadi, bagaimana membentuk personal branding? Menurut Kak Sitin, ada berbagai pendapat ahli mengenai elemen personal branding. Namun ia menyimpulkan bahwa ada 2 faktor penting:

  1. Identitas seseorang, yang terdiri atas:
  1. Value atau nilai yang diterapkan orang tersebut. Kak Sitin mencontohkan salah satu value adalah integritas. Selain itu,  bisa juga value kesadaran diri (mindfulness), kesetaraan, atau kepedulian. 
  2. Tujuan yang ingin dicapai individu.
  3. Persona atau karakter serta kesan yang ingin ditampilkan individu tersebut.
  1. Repetition atau pengulangan. Intinya, personal branding akan diketahui dan diakui orang lain jika dilakukan berulang kali secara konsisten. Misalnya, seseorang belum dianggap jago catur bila hanya sekali memenangkan lomba. Namun, jika berkali-kali mengukir prestasi, orang lain pasti akan menyadari dan mengakui kehebatannya. 

Personal Branding Fake VS Real?

Bisa saja orang merekayasa personal branding-nya, apalagi di era digital di mana semua orang dapat dengan mudah menampilkan diri. Namun, menurut Kak Sitin, sangat berbahaya berbohong demi personal branding. Sebab jika sampai ketahuan, fatal akibatnya. 

Contoh, ada orang yang menampilkan diri sebagai fotografer andal dengan memajang karyanya di media sosial. Ternyata, ketahuan bahwa ada foto orang lain yang diakui sebagai miliknya. Ia akan dicap jelek, bahkan bisa dituntut.

Bisa juga personal branding buatan. Misalnya, berlakon sebagai vegetarian dan bergaya hidup sehat, demi menjual produk. Personal branding fake semacam ini akan membuat capek, karena harus terus berpura-pura. Apabila ketahuan juga akan membawa akibat negatif.     

Personal Branding untuk Mahasiswa dan Pelajar, Perlukah?

“Awalnya aku mengira personal branding diterapkan ketika sudah bekerja. Namun, dari pengalamanku, ternyata personal branding bisa dilakukaan sedini mungkin,” terang Kak Sitin. 

Lebih lanjut, Kak Sitin mencontohkan personal branding akan bermanfaat saat pemilihan ketua OSIS  atau siswa teladan. Tentu yang terpilih adalah orang yang personal branding-nya menunjukkan bahwa ia memiliki skill kepemimpinan dan berprestasi. 

Personal branding bukan hanya untuk selebgram, influencer, atau sosok di depan panggung lainnya. Personal branding yang tepat akan menghasilkan banyak peluang bagi semua orang. “Meningkatkan nilai kita (value) dengan personal branding,” Kak Sitin menjelaskan. 

Cara Personal Branding

Dengan apa kita membangun personal branding? Apakah dengan penampilan meyakinkan atau konten media sosial yang memikat?

“Cara termudah melakukan personal branding adalah dengan karya,” ungkap Kak Sitin. Ia pun mencontohkan, “Misalnya (orang yang bekerja sebagai) konsultan marketing. Personal branding yang bisa dilakukan adalah dengan proyek yang pernah dikerjakan, berapa banyak perusahaan yang pernah dibantu, serta berapa revenue (keuntungan) yang dihasilkan.”

Jadi personal branding bukan perkara fisik atau visual yang kelihatan hebat, tapi benar-benar membuktikannya. Menurut Rencanamu, personal branding juga kelihatan di curriculum vitae. CV ini akan membantu saat kamu melamar pekerjaan dan magang atau saat seleksi beasiswa. 

Jadi intinya personal branding lebih ke soal karya atau apa yang kamu lakukan ketimbang soal gaya alias kesan dari luar. Karya > Gaya, Setuju?

Do’s and Don’ts Personal Branding

* Ketahui dirimu. 

* Kemas diri sebagai persona yang ingin dikenalkan.

* Tampilkan dirimu. Boleh dipoles, tapi jangan fake

* Action! Lakukan sesuai apa yang disampaikan. 

* Jalankan personal branding di platform yang paling nyaman dan tepat untukmu.

* Dilakukan secara berulang. 

* Topiknya juga harus konsisten. Jangan melakukan sesuatu karena tren atau ikut-ikutan. 

* Berpikir sebelum mengunggah sesuatu. Jangan posting sesuatu yang akan merugikanmu di masa depan. 

Pesan Kak Sitin, “Know that personal branding is really good for you. Apapun profesi dan statusnya. Say what you do, do what you say,” pungkasnya.

***

Menarik banget ya, obrolan mengenai Personal Branding bersama dosen PPM School of Management? Obrolan ini diselenggarakan oleh PPM School of Management dan bisa dilihat di akun Youtube resmi mereka.

Kelebihan kuliah di PPM School of Management adalah kita nggak hanya mendapatkan ilmu di kelas. Banyak seminar, webinar, tanya-jawab, serta kegiatan praktik yang memperkaya pengetahuan serta meningkatkan kemampuan mahasiswanya.

Selain itu, topik yang diangkat mungkin jarang dibahas dalam perkuliahan di tempat lain, namun penting dan sesuai perkembangan zaman. Jadi walaupun kamu mahasiswa Manajemen Bisnis atau Akuntansi Bisnis di PPM School of Management, kamu akan mendapatkan ilmu lain yang bermanfaat seperti soal personal branding.

Tertarik? Kamu bisa tahu lebih banyak soal keunggulan PPM School of Management beserta program studi yang ditawarkan di sini.

 

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Al havis Fadilla rizal | 22 hari yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 1 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 1 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 1 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1