Pemilihan kepala daerah alias pilkada sudah di depan mata nih, gaes. Bahkan debat calonnya juga udah marak ditayangkan di media nasional.

Kenapa, sih, kita harus mulai berpartisipasi?

“Ngapain ikut-ikutan ngurusin politik? Ribet, ah!”

Jujur, saya sedih kalau ada yang bilang begitu. Emang, sih, politik di Indonesia terlanjur dilihat sebagai sesuatu yang bikin males dan identik dengan kelicikan. Padahal, kalau kita paham dengan proses politik, kita ‘kan bisa mengawasinya dengan baik. Kalau kita bego, maka kita juga akan gampang dibegoin sistem.

Kalau masalah ribet, sih, semuanya juga bisa dibikin ribet. Bikin kue aja bisa ribet. Apalagi kalo lagi sayang-sayangnya sama pacar, terus tiba-tiba diputusin begitu aja. Itu ribet banget, Kakaaak…

Nah, sebelum ikutan nyoblos, yuk pahami dulu apa itu pilkada serentak.

Pilkada serentak adalah proses pemilihan gubernur, bupati, serta walikota secara langsung oleh rakyat, yang dilakukan secara bersamaan bagi semua kepala daerah yang berakhir masa jabatannya di tahun yang sama. Jadi setiap daerah nggak lagi sendiri-sendiri mengadakan pemilihan kepala daerahnya.

Untuk lebih lengkapnya, Youthmanual pernah membahas soal pilkada serentak di sini.

Kapan pilkada tahun 2017 diadakan?

Berikut jadwal pilkada serentak tahun 2017 versi Komisi Pemilihan Umum (KPU):

• 3-7 Agustus 2016: Penyerahan Syarat Dukungan Perseorangan
• 19-21 September 2016 - Pendaftaran Calon
• 19 Sept-9 Okt 2016 - Verifikasi Calon
• 22 Oktober 2016 - Penetapan Calon
• 23 Oktober 2016 - Pengundian dan Pengumuman Nomor Urut
• 26 Okt 2016-11 Feb 2017 - Masa Kampanye dan Debat Publik
• 12-14 Februari 2017 - Masa Tenang
• 15 Februari 2017 - Pemungutan dan Penghitungan Suara
• 16-27 Februari 2017 - Rekapitulasi Suara
• 8-10 Maret 2017 - Penetapan Calon Terpilih Tanpa Sengketa

Siapa aja yang boleh ikut memilih di pilkada tahun 2017 ini?

Berikut syarat-syarat pemilih pilkada serentak tahun 2017:

• Warga Negara Indonesia
• Warga yang telah genap berusia 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin
• Terdaftar sebagai pemilih di daerahnya
• Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya
• Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai hukum tetap

Kalau persyaratan di atas udah sesuai, gimana supaya bisa ikut memilih?

Kepala Biro Hukum KPU, Ibu Nur Sarifah bilang, pada pilkada 2017 pemilih dibuktikan datanya dengan E-KTP. Tapi KPU sadar, banyak pemilih atau penduduk yang proses E-KTPnya belum selesai. Karena itu, yang belum punya E-KTP diberi kesempatan menggunakan surat keterangan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).

Surat keterangan Disdukcapil itu harus menyatakan bahwa proses perekaman E-KTP sedang dilaksanakan sehingga kita belum punya bukti fisik.

Saat ini sendiri, KPU/KPUD masih dalam penyusunan Daftar Pemilih Sementara. Kalau kamu mau tahu apakah kamu sudah terdaftar atau belum, kamu bisa lihat dengan melihat langsung lembaran daftar pemilih yang ditempel di kantor desa / kelurahan masing-masing. Atau bisa pantau langsung secara online di situs KPU berikut ini:

https://pilkada2017.kpu.go.id/pemilih/dpt/nasional

Kamu tinggal memasukan nama/NIK di kolom pencarian. Kalau nama kamu udah terdaftar di daftar pemilih, maka nama kamu akan tampil di layar. Tapi kalau nama kamu nggak ada dalam daftar, berarti kamu harus melaporkan diri ke petugas agar segera didata sebagai daftar pemilih.

Hari pemilihan nanti, kamu tinggal datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) sesuai di mana nama kamu terdaftar dan pilih kepala daerah yang sesuai dengan hati nurani kamu.

Sebaiknya pilih siapa, ya?

Kamu bisa baca hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kepala daerah.

Banyak, lho, anak muda yang sudah mulai memilih berkarir sebagai kepala daerah. Makanya, udah waktunya kita melek politik, sob!

(Sumber gambar: Ezra, qureta.com, simemet.com, malesbanget.com)