Gimana Cara Pemerkosa Memilih Korban dan Melakukan Tindakannya? Baca Tulisan Ini!

Belakangan ini, kasus perkosaan makin sering terdengar. Tingkat kekejamannya pun semakin menggila.

Kamu pasti familiar dengan kasus pemerkosaan Yuyun (14 tahun) di Bengkulu, tetapi selain itu, ada banyak kasus perkosaan lainnya yang nggak kalah sadis dan menyedihkan.

Di Manado, perempuan 19 tahun diperkosa sampai hilang ingatan. Di Karawang, seorang istri diperkosa lima begal di depan suaminya. Di Lampung, seorang siswi SMK 17 tahun diperkosa tiga pria hingga meninggal. Dan di Bekasi, seorang bocah SD diperkosa saat pulang sekolah.

Dan semua kasus ini terjadi dalam 2016 saja.

Di Amerika Serikat, kecenderungannya lebih ngeri lagi. “Tren” yang sedang meningkat adalah pemerkosaan dan pelecehan seksual di kampus! Entah oleh teman, staf kampus, atau pacar korban sendiri (date rape).

Ingat, yang namanya perkosaan adalah hubungan seksual yang BUKAN mau sama mau. Perkosaan nggak hanya tindakan seksual yang “sadis” dan oleh orang nggak dikenal. Pelakunya bisa aja pacar kamu sendiri.

Di universitas-universitas Amerika Serikat, “tren” ini sebenarnya sudah berlangsung lama, tapi cuma sedikit mahasiswa yang mau maju dan melapor karena ragu dan takut. Menurut data federal, berikut adalah statistik perkosaan yang terjadi di beberapa universitas, pada tahun 2014 saja:

  • Brown University: 43
  • University of Connecticut: 43
  • Dartmouth College: 42
  • Wesleyan University: 37
  • University of Virginia: 35
  • Harvard University: 33
  • University of North Carolina at Charlotte: 32
  • Rutgers-New Brunswick University: 32
  • University of Vermont: 27
  • Stanford University: 26

(sumber: The Washington Post)

Ini kasus yang dilaporkan, lho! Entah ada berapa kasus lainnya yang nggak dilaporkan.

Kutipan surat kesaksikan korban perkosaan Brock Turner, mahasiswa Stanford University, Amerika Serikat (dari menit 0:36)

***

Beberapa bulan lalu, saya mendapat pesan terusan (forwarded message) di Whatsapp. Tulisan ini adalah adaptasi tulisan di akun Facebook seorang India bernama Neena Suzan Thomas. Adaptasi ke dalam bahasa Indonesia ini dilakukan oleh Nosa Normanda, yang kebetulan junior saya dan Tisam di kampus kami dulu, di Universitas Indonesia.

Artikel ini memang dirangkum oleh Neena Suzan Thomas, tetapi penulis asli artikelnya nggak ketahuan. Ada yang bilang, sumbernya adalah murid dari David Portnoy, seorang pengajar bela diri. Ada juga yang bilang, sumbernya adalah Richard Lee Orey, pensiunan wartawan pengadilan di United States District Court and of the California Superior Court.

Yang pasti artikel ini subjektif, bukan berdasarkan statistik atau data kuantitatif yang 100% akurat. Tulisan ini menuai pro-kontra, karena keakuratannya dipertanyakan. Tapi menurut saya, pesan dalam artikel ini penting.

Tulisan ini sebenarnya sudah ditulis dan beredar lebih dari 10 tahun lalu, tapi bagi saya, pesannya masih relevan. Tulisan ini berdasarkan wawancara dengan sekelompok pemerkosa dan pelaku perkosaan kencan (date-rape) di Amerika Serikat.

Dalam tulisan ini, Nosa juga menambahkan masukan dari pengalaman dan hasil observasinya sendiri, supaya lebih relevan dengan keadaan Indonesia.

Berikut isi tulisannya!

1. Hal yang pertama kali dilihat oleh pelaku pada calon korban perkosaan adalah gaya rambutnya.

Mereka akan mengincar perempuan dengan kunciran buntut kuda, konde / cepol, kepangan, atau gaya rambut lain yang mudah dijambak. Mereka juga senang mengincar perempuan berambut panjang. Perempuan berambut pendek dan berjilbab cenderung jarang diincar.

2. Banyak pemerkosa yang bertujuan utama menyiksa korban, tetapi faktor pakaian si perempuan juga sedikit-banyak berpengaruh. Mereka mengincar pakaian yang gampang dicopot dengan cepat. Banyak juga pelaku yang membawa gunting untuk memotong pakaian korbannya dengan gampang.

3. Mereka juga mencari perempuan yang sedang memakai handphone alias telepon genggam, sedang merogoh tas, atau melakukan aktivitas lain sambil berjalan, karena biasanya perempuan-perempuan tersebut nggak waspada dan mudah dikuasai.

4. Di Indonesia, penculikan yang berakhir dengan perkosaan paling sering terjadi di transportasi publik (angkot, taksi, ojek). Di India, kasus perkosaan yang paling terkenal terjadi di dalam bus.

5. Ada juga date-rape, alias perkosaan yang berawal dari kencan biasa.

Pelaku dan korban saling kenal, dan sedang nge-date biasa. Tapi lalu pelaku memaksa korban untuk berhubungan seksual, padahal korban jelas-jelas menolak.

Hal ini biasanya terjadi di kos-kosan, rumah, diskotik, atau mobil si pemerkosa.

6. Dalam tulisan asli artikel ini, di negara maju, penculikan sering terjadi di lapangan parkir swalayan, parkiran kantor, atau toilet umum.

7. Para pelaku akan mengambil seorang perempuan dan dengan cepat membawanya ke lokasi lain yang aman bagi pelaku.

8. Kalau kamu melawan, pelaku akan jadi agak ciut. Jadi kamu harus lawan, lawan, lawan dengan keras! Bahkan cuma selama 1-2 menit pun nggak apa-apa, sampai mereka sadar bahwa berusaha memperkosamu akan makan waktu lama.

Namun dalam beberapa kasus, perlawanan yang setengah-setengah malah membuat pemerkosa semakin terangsang. Jadi usahakan lawan dengan efektif dan efisien.

9. Para pemerkosa yang diwawancara bilang, mereka nggak mau mengincar perempuan yang membawa payung panjang atau benda-benda semacam itu, karena benda tersebut bisa digunakan untuk menyerang balik dari jarak sedang. Jadi gunakan  objek apapun yang kamu puna untuk menyerang balik.

10. Meski begitu, senjata-senjata seperti “setruman” (stunt-gun), kunci mobil yang tajam, pisau pendek / cutter nggak terlalu ngaruh untuk melawan pemerkosa, soalnya agar efektif, senjata tersebut harus digunakan dalam jarak dekat banget dengan si pemerkosa.

Hal yang paling penting adalah membuat mereka ilfil duluan untuk menyerang kamu, sehingga kamu nggak dijadikan target.

Caranya gimana? Tunggu artikel berikutnya, ya!

(sumber gambar: pojoksatu.id, gettyimages.com, urbanfitandfearless.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 28 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1