Saya Adalah Korban Begal—Inilah Hal-Hal yang Perlu Kamu Catat Dari Pengalaman Saya
- Mar 23, 2016
- Dian Ismarani
Dari kuliah sampai sekarang bekerja, saya adalah pengguna transportasi umum sejati. Saya nggak pernah keberatan, tuh, naik kereta, bis, taksi, angkot, ojek atau becak sekalipun untuk sampai ke tempat tujuan, karena menurut saya, naik transportasi umum itu banyak serunya, mulai dari nontonin kelakuan para sesama penumpang, sampai ngobrol sama Pak Supir (kalau mood si abang lagi bagus aja, sih, hehehe).
Saya juga suka cuek aja naik transportasi umum, meskipun langit Jakarta sudah gelap.
Pada suatu malam, saya pulang dari Depok menuju rumah di kawasan Jagakarsa. Karena buru-buru, saya memakai jasa ojek online yang saya pesan lewat smartphone.
Kebetulan, rute perjalanan menuju rumah saya memang melewati tempat agak gelap. Nah, di tempat gelap itulah tiba-tiba sebuah motor mendekati ojek yang saya tumpangi dari sebelah kanan, dan memecahkan kaca spion ojek saya! Karena kaget, abang ojek refleks mengurangi kecepatan motor.
Saat kecepatan ojek berkurang itu, tas saya ditarik oleh laki-laki berjaket hitam di motor tersebut! Saya sempat bertahan, sih, karena saya nggak mungkin begitu aja melepas barang-barang berharga yang ada di dalam tas itu. Tapi akibat tarik-tarikan, motor ojek jadi oleng. Karena ngeri jatuh, akhirnya tasnya saya lepas juga, deh. Mulai dari hape, dompet, sampai laptop ada di dalam tas itu. Hiks!
Saya sempet teriak ke abang ojek buat ngejar para begal itu, tapi tiba-tiba dari belakang, datang satu motor lain, dan pengendaranya mengacungkan senjata tajam ke arah kami. “Jangan kejar!” begitu teriak mereka. Karena dipepet dan diancam begitu, abang ojek spontan ngajak saya ke kantor polisi aja, daripada nekat ngejar rombongan begal tersebut.
Setelah kejadian tersebut, saya muntah di pinggir jalan. Bukan hanya shock karena kehilangan barang-barang, saya juga shock karena sempet tarik-tarikan tas sama sang begal. Sejak kejadian itu, saya trauma selama sebulan, dan nggak mau naik ojek kemana-mana. Kalaupun harus bepergian malam-malam, saya memilih naik taksi aja dan selalu minta ditemani seseorang.
Kejadian itu sudah hampir enam bulan yang lalu, tapi traumanya masih membekas. Entah akan sampai berapa lama. Sekarang saya sudah berani naik ojek lagi, sih, tapi masih kagetan kaget kalau ada motor nyalip dari sebelah kanan. Saya sadar, menjadi jagoan, tuh, ternyata nggak semudah di film-film Hollywood. Dulu saya merasa “kecil-kecil cabe rawit” banget, dan nggak takut naik transportasi umum kapan aja, kemana aja. Eh, sekarang malah parnoan banget!
Here some notes from my experience. Do take note, gaes, supaya kamu bisa terhindar dari hal-hal nggak diinginkan.
Jangan bengong kalau lagi di jalan
Naik ojek sambil menikmati angin sepoi-sepoi, atau duduk di bis ber-AC, memang enak banget. Bawaannya jadi pengen rebahan di bahu abang ojek karena kantuk pasti datang menyerbu. Nah, jangan sampai kamu keasyikan bengong atau bahkan ketiduran tanpa menjaga barang-barang kamu. Itu namanya kamu ngasih kesempatan bagi para kriminal untuk beraksi!
Gunakan tas yang nyaman dan nggak merepotkan
Demi penampilan, cewek sering bela-belain nenteng paper bag atau tas kedua, karena barang-barang mereka nggak muat dimasukkan semua ke dalam tas mereka yang kecil nan imut. Dulu saya juga gitu, kok. Tapi semenjak kejadian pembegalan itu, saya lebih memilih meninggalkan barang-barang yang nggak penting di rumah, atau pakai tas yang besar sekalian, agar semua barang yang mau saya bawa muat dalam satu tas saja.
Tas begini, sih, kece, tapi nggak praktis, gaes!
Intinya, kalau kamu naik transportasi umum, lebih baik gunakan satu tas yang agak besar (dan nggak gampang dijambret / dirogoh maling). Selain aman, rasanya pun jauh lebih nyaman. Bebas rempong!
Siapkan ongkos di tempat terpisah dan mudah kamu ambil
Sebaiknya, uang receh untuk ongkos transportasi dimasukkan ke kantong baju atau celana aja, ya, gaes. Jadi ketika mau bayar ongkos transportasi, kamu nggak perlu repot-repot membuka tas lalu membuka dompet di dalam tranportasi umum, atau di jalan raya.
Jangan naik transportasi umum malam-malam sendirian, kalau urusannya nggak penting-penting amat. Kalaupun harus , minta seseorang untuk mengantar kamu
Saya adalah pemegang prinsip “perempuan harus mandiri”, jadi saya merasa risih kalau diantar-antar. Sebisa mungkin, kemana-mana saya jalan sendiri, karena saya nggak enak kalau sampai nyusahin teman atau anggota keluarga.
Sekarang harus saya akui, saya nggak bisa ngotot memegang prinsip itu saat keluar malam hari dengan transportasi umum. Selain karena perempuan memang target empuk kejahatan, juga karena menurut data statistik Liputan6, lebih dari 70% dari kejahatan yang terjadi di jalan raya NGGAK BISA terselesaikan. Artinya, pihak berwajib sulit menyelesaikan kasus kriminal yang terjadi di jalan raya, apalagi kalau nggak ada bukti yang cukup, seperti yang terjadi pada kasus pembegalan saya. Punya plat motor para begal itu aja nggak. Wassalam, deh, kalau mau ngarep barang-barang saya bisa balik!
Sekarang ini, kehidupan makin keras, sob. Banyak orang makin kepepet dan nekat. So always be careful, ya!
(sumber foto: merdeka.com, pinterest.com, thesartorialist.com, mostlymistery.com, korannonstop.com, sigmalive.com)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus