6 Teknik Presentasi Dasar yang Harus Kamu Kuasai

Pastinya udah pada paham, ya, kalau kemampuan public speaking yang jempolan udah jadi harga mati untuk dimiliki anak muda yang berdaya saing tinggi. Salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mengasah kemampuan ini sejak bangku sekolah adalah dengan membawakan suatu presentasi.

Apalagi kalau kamu udah menginjak bangku kuliah, presentasi bakalan jadi makanan kamu sehari-hari, sob! Agar kamu nggak sering “kesandung” dalam menguasai skill satu ini, kuasai dulu enam teknik dasar dalam membawakan suatu presentasi di bawah ini.

1. Singkat, padat, dan jelas

1

Ketika membawakan presentasi di kelas, sesungguhnya yang ingin didengar oleh audiens adalah bel tanda jam pelajaran berakhir, bukan presentasi kamu. That’s the sad truth we all have to understand!

Makanya, akan lebih baik jika kamu menyusun materi presentasi kamu seringkas mungkin. Coba, deh, terapkan teknik 10/20/30 versi Guy Kawasaki yang dijamin bakal membuat presentasi kamu semakin efisien. Semakin singkat, padat, dan jelas presentasi yang kamu bawakan, audiens pun akan semakin semangat dan jauh dari kata bosan, hihihi.

2. Jaga tempo bicara

Untuk menyingkat waktu presentasi, bukan berarti kamu harus ngomong secepat kereta shinkansen, lho, ya. Apa gunanya kamu mempresentasikan materi kalau nggak ada satu audiens pun yang ngerti kamu ngomong apa?

Tempo bicara yang normal adalah 120 kata per menit, maka usahakan untuk menjaga tempo bicara kamu di rentang 100-130 kata per menit ketika membawakan presentasi.

Biasanya, rasa gugup sebelum tampil dapat mempengaruhi tempo bicara kamu menjadi lebih cepat. Biar gugupnya nggak keterusan dan malah mempengaruhi performa presentasi kamu, boleh banget, lho, intip tips public speaking buat para introvert ini.

3. Perhatikan intonasi

3

Nggak cuma tempo bicara, nada atau intonasi suara kamu juga harus diperhatikan! Soalnya, intonasi suara tertentu dapat mempengaruhi audiens untuk dapat lebih engaging dengan kamu dan apa yang kamu sampaikan.

Yang jelas, haram banget, deh, hukumnya kalau kamu presentasi sambal baca slide PowePoint. Selain ketahuan banget kalau kamu nggak menguasai materi, kamu tentunya nggak bisa menarik perhatian audiens dengan intonasi datar kamu yang sibuk sendiri bacain poin-poin presentasi dibanding menyampaikan kefaedahaan materi kepada mereka.

Dengan menguasai materi, kamu akan dapat mengatur alur presentasi dan intonasi yang kamu gunakan agar dapat menarik perhatian audiens dengan mudah.

4. Gunakan clue card hanya jika diperlukan

Masih banyak yang mengira bahwa “contekan” atau clue card yang boleh dibawa selama presentasi berisi isi materi secara keseluruhan. Kalau gitu ceritanya, sih, yang ada kamu malah ngerepotin diri sendiri.

Clue card nggak selalu diperlukan, apalagi kalau kamu sudah dapat menguasai materi dengan baik. Agar memudahkan (dan nggak ngerepotin) tulislah hanya kata kunci yang terpenting dalam tiap-tiap poin yang akan kamu sampaikan di dalam clue card. Jangan sekali-sekali menyalin ulang materi, apalagi bawa-bawa buku teks!

5. Jangan fokuskan pandangan ke satu titik

5

Ketika berbicara satu-lawan-satu, kontak mata memang menjadi kunci penting dalam mendapatkan perhatian lawan bicara sepenuhnya. Beda cerita dengan presentasi, kontak mata malah bisa bikin kamu jadi tambah canggung. Nggak heran, sih, kalau kamu mendadak nge-blank ketika nggak sengaja melakukan kontak mata ke salah satu audiens, hihihi.

Untuk menghindari awkward moment seperti di atas, jangan fokuskan pandangan kamu ke satu titik selama presentasi. Apalagi memberikan pandangan kosong ke pojok ruangan. Yang ada audiens kamu bakal pada bubar ketakutan!

Selama membawakan presentasi, edarkan pandangan kamu ke sekelilig ruangan. Alih-alih mata, sejajarkan pandangan kamu dengan puncak kepala para audiens. Dengan begitu, “insiden kontak mata” pun bisa kamu hindari demi fokus yang lebih baik.

6. Pancing reaksi audiens

Presentasi yang baik rasanya nggak afdol jika kamu nggak mendapatkan reaksi dari audiens. Reaksi ini pun dapat kamu peroleh tergantung dengan bagaimana pembawaan dan cara kamu mendapatkannya dari mereka. Apakah presentasi kamu membosankan? Atau malah membuat audiens semakin bersemangat?

Agar lebih engaging, pancinglah reaksi audiens ke arah yang positif. Misalnya, ketika presentasi mulai terasa datar, kamu boleh melemparkan lelucon atau cerita pribadi yang berhubungan dengan materi agar audiens merasa lebih relatable.

Perhatikan bahasa tubuh mereka agar kamu paham apakah audiens merasa bosan atau sudah paham dengan apa yang kamu sampaikan. Kamu boleh banget, lho, “mengundang” audiens untuk menyampaikan opininya jika kamu merasa hal itu diperlukan demi kefaedahan materi yang kamu sampaikan.

(sumber gambar: amazonaws.com, tech.co, hbr.org, wikihow.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 19 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 29 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1