Buat kamu yang masa kecilnya suka dengan lagu “Naik kereta api, tut tut tut… siapa hendak turut?” berita gembira, sob!

Kabarnya, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti)  sedang mempersiapkan sejumlah politeknik negeri untuk membuka program studi (prodi) bidang perkeretaapian pada tahun 2017.

"Ditargetkan pada 2017 ada dua politeknik negeri yang membuka prodi perkeretaapian," kata Direktur Pembelajaran Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Paristiyanti Nurwardani di Bandung, Selasa, 1 November 2016 lalu, dikutip dari Okezone.

Sayangnya, belum ada berita apa dua politeknik negeri tersebut.

Pembukaan prodi ini adalah salah satu usaha untuk memperkuat kesiapan SDM bidang perkeretaapian Indonesia. Menurut Bapak Paristiyanti, politeknik adalah lembaga yang tepat untuk menyiapkan SDM perkeretaapian dengan terintegrasi dan bersinergi.

Apalagi pemerintah punya rencana pembangunan jangka panjang  untuk mendorong transportasi massal menjadi transportasi utama negeri ini.

Pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan Tiongkok terkait pengembangan program studi perkeretaapian ini. Kenapa Tiongkok? “Karena negara itu telah berhasil mengembangkan tranportasi kereta api,” kata Pak Paristiyanti Nurwardani.

Jadi, Indonesia akan membahas kurikulum prodi ini dengan Tiongkok. Selain itu, rencananya, Tiongkok akan memfasilitasi mahasiswa jurusan perkeretaapian dari Indonesia, untuk melakukan pertukaran pelajar ke Tiongkok, untuk program magister (S2) atau doctoral (S3).

"Semuanya akan ditanggung oleh Tiongkok, termasuk biaya hidupnya. " lanjut Pak Paristiyanti.

Nggak hanya Tiongkok, kok. Menurut Pak Paristiyanti, pihaknya juga akan menggandeng sejumlah negara di Eropa dalam pengembangan kurikulum prodi perkeretaapian, antara lain Jerman dan Prancis.

Sebenarnya, sekolah tinggi dengan prodi kereta api bukan hal baru di Indonesia.

Di kawasan Industri Cibitung, Bekasi, ada perguruan tinggi Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) yang dikelola oleh pengelolaan Kementerian Perhubungan, dan mereka punya jurusan kereta api. Jurusan ini merupakan kerjasama antara Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM Perhubungan), Direktorat Jenderal Perkeretaapian, serta PT Kereta Api Indonesia.

Oya, STTD ini perguruan tinggi kedinasan, ya, tetapi nggak memberikan ikatan dinas. Artinya, lulusan STTD belum tentu bekerja di Departemen Perhubungan.

Trus, di Madiun juga ada Sekolah Tinggi Ilmu Kereta Api (STIKA) yang berada di bawah naungan Badan Pengembangan SDM Perkeretaapian Perhubungan. STIKA ini dibentuk sebagai pengembangan Program Studi Diploma III Perkeretaapian yang ada di STTD (Sekolah Tinggi Transportasi Darat) Bekasi.

Kalau lulusan STIKA mau bekerja di PT Kereta Api Indonesia, mereka tetap harus ikut tes masuk dengan persyaratan tertentu. Cuma memang, mereka lebih mendapatkan prioritas.

Di jurusan teknik perkeretaapian STTD, para mahasiswa akan memperoleh berbagai ilmu teknik perkeretaapian, seperti teknik sarana perkeretaapian, teknik persinyalan, teknik pelistrikan, perencanaan operasi dan GAPEKA (Grafik Perjalanan Kereta Api) serta perundang-undangan perkeretaapian.

Sementara lulusan Diploma III Perkeretaapian nggak terlalu mendalami ilmu teknik, karena mereka lebih dipersiapkan menjadi karyawan kantor pemerintahan (PNS), atau karyawan perusahaan yang bergerak dibidang perketaapian, seperti PT KAI atau PT INKA.

Kalau benar pemerintah akan membuka program studi bidang perkeretaapian di politeknik negeri, kamu yang berminat berkarier di bidnag transportasi jadi punya lebih banyak pilihan. Konon, jenjangnya akan mencapai S3 pula. Hore!

By the way, masih ingat bedanya sekolah tinggi dengan politeknik nggak? Kalau lupa, jangan lupa baca artikel ini, ya.

(sumber gambar: isigood.com, twitter.com, wikipedia.com)