Hal-Hal yang Jangan Kamu Lakukan Ketika Baru Mulai Kerja
- Apr 01, 2016
- Dian Ismarani
Sebagai fresh graduate, momen pertama kali bekerja pastinya adalah momen yang exciting banget. Kamu pun pasti mempersiapkan diri sebaik mungkin, mulai dari penampilan sampai pengetahuan. Tapi sebetulnya ada satu hal penting lainnya yang harus kamu persiapkan—sikap.
Yes, sikap, tuh, penting! Jangan sampai kamu dianggap sebagai newbie yang punya attitude yang asal-asalan dan kurang aja ya, sob. Generasi Milenial bisa makin dicap jelek!
Jadi apa aja, sih, hal-hal yang sebaiknya nggak kamu lakukan di awal masuk kerja?
Kelewat sok tahu
Sebagai karyawan baru, mungkin kamu kepengen membuktikan bahwa kamu adalah karyawan yang oke, dengan bersikap sigap, aktif, dan penuh inisiatif. Masalahnya, sikap “sigap”, “aktif”, dan “inisiatif” kamu bisa meleset jadi sotoy alias sok tahu.
Misalnya, dalam sebuah diskusi kantor, kamu kelewat sering mengemukakan pendapat atau berbagi info yang mungkin kurang penting, kurang relevan, atau malah salah. Lebih parah lagi, kalau kamu jadi mendominasi jalannya diskusi. Meskipun kamu memang merasa menguasai topik diskusi tersebut, coba, dong, dengarkan pendapat rekan kerja atau atasan juga. Ingat pepatah padi ya, sob, makin berisi makin merunduk. Menghargai pendapat orang lain juga bikin kamu jadi team player yang menyenangkan.
Terlalu banyak ngeluh tentang kantor, apalagi sampai mem-post segala keluhan kamu tersebut ke media sosial
Kalau kamu baru masuk kantor baru, jangan berharap bisa langsung kerja dengan nyaman, sob! Kamu harus beradaptasi dan melewati banyak rintangan dulu.
Awal-awal bekerja, pasti ada banyak hal yang nggak sesuai dengan keinginan kamu, misalnya, kamu ditempatkan di meja yang posisinya nggak enak, atau dikasih komputer yang lemotnya naujubilah. Atau mungkin job description kamu nggak sesuai bayangan awal.
Tetapi kamu harus menghadapi semua itu dengan santai. Kalau ada hal-hal yang menghambat pekerjaan banget, komunikasikan ke atasan in private. Jangan sekali-kali, deh, nggosipin atau ngomongin kantor baru kamu di media sosial. Misalnya, “Kantor baru gue AC-nya dingin banget, deh!” atau “Aduh, orang-orang di kantor baru gue, kok, pada pendiam amat, sih?”.
Ingat, selama masa percobaan, HRD kantor masih memantau aktivitas media sosial kamu sebagai bahan pertimbangan, lho!
Terlalu sering main gadget
Kecuali kalau job description kamu memang berhubungan dengan gadget, sebaiknya kamu nggak terlalu sering pegang gadget di kantor baru. Lebih baik kamu perbanyak interaksi sosial, misalnya dengan berkenalan dan ngobrol dengan rekan kerja lainnya. Banyaklah bertanya kepada mereka, dan terimalah masukan-masukan dari para senior dengan rendah hati.
Tapi ingat, jangan sampai ganggu kerjaan mereka, ya!
Bersosialisasi juga penting supaya kamu lebih cepat paham dengan “politik kantor” dan—kalau ada—kubu-kubu yang berlawanan di kantor. But remember to stay neutral ya, gaes.
Kelewat santai atau sok asyik
Sekarang ini, ada banyak banget perusahaan yang budayanya santai, misalnya, para karyawan boleh ngantor pakai kaos, boleh kerja sampai memasang musik, dan nggak punya jarak dengan para bos. Biasanya, sih, kantor agensi dan start up punya budaya laid back kaya gini.
Meskipun begitu, sebagai newbie, kamu jangan langsung kelewat santai atau sok asyik. Jangan karena rekan kerja kamu memanggil bos kalian dengan nama panggilannya, lantas kamu bisa langsung ikut-ikutan. Pelan-pelan, sob! Kamu masih anak baru, lho.
As a newbie, kamu boleh bersikap santai, tapi tetap hormat. Jangan lupa selalu minta izin atas tindakan-tindakan kecil, seperti misalnya ketika kamu meminjam pulpen teman kerja.
Lemot atau terlalu banyak lupa atas hal-hal yang diajarkan
Jangan sampai bikin rekan kerja kamu kesel dengan sikap kamu yang minta briefing berulang-ulang. Bisa-bisa kamu dianggap lemot dan bikin mereka jengkel! Saat kamu diajarkan atau dikasih tahu sesuatu, perhatikan baik-baik, terutama tentang hal-hal yang harus kamu kerjakan. Kalau ada yang kurang jelas, tanya saat itu juga. Siapkan kertas dan catet, sob, cateeeeet…
Bolos dengan alasan yang nggak jelas
Coba pikir, deh. Perusahaan mempekerjakan kamu karena apa, sih? Selain karena kualifikasi cocok, ya, karena mereka butuh pekerja! You are there do WORK. Jadi jangan banyak bolos dengan alasan yang nggak jelas, ya. Kalau memang ada keperluan yang penting banget, bicarakan dengan atasan dan HRD jauh-jauh hari sebelum Hari-H.
***
Good luck with your new working life!
(sumber foto: businessnewsdaily.com, turner.com, rfeepik.com, tomleu.com)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus