Profesiku: Community Editor, Septa Mellina

Dalam seri "Profesiku", kamu bisa kenalan dengan berbagai profesi, lewat cerita para senior yang menekuninya. Kali ini, yuk, kenalan dengan profesi community editor bareng Septa Mellina!

Septa Mellina (Septa) bekerja di Tech in Asia Indonesia sebagai community editor / Editor (artikel/tulisan)‍. Septa merupakan lulusan S1 jurusan Jurnalistik‍ di Universitas Indonesia. Cewek yang hobi menulis ini baru aja bergabung di perusahaan ini, gaes.

Profesiku:

Community editor di Tech in Asia Indonesia, Sesuai dengan namanya, aku bertanggung jawab untuk mengedit tulisan di community post. Community post itu seperti citizen journalism-nya Tech in Asia.”

Tugasku sehari-hari:

"Tulisan yang masuk ke community post banyak banget. Jumlahnya bisa ratusan. Beberapa layak dimuat, beberapa nggak. Jadi, biasanya aku pilih-pilih dulu tulisan yang kira-kira oke lalu aku ajukan ke Editor in Chief. Kalau disetujui, tulisan bisa aku edit. Kalau nggak, aku harus ajukan judul tulisan lain. Posisi sebagai community editor juga memungkinkan aku untuk berkenalan dengan banyak orang di komunitas.

Selain menyunting artikel dari community post, aku juga diperbantukan untuk menyunting artikel dari kontributor dan penulis tetap di Tech in Asia. Seru banget sih bisa dapat banyak ilmu tentang dunia tulis-menulis dan teknologi."

Jalan untuk mencapai profesi yang ditekuni sekarang:

"Tahapan rekrutmen untuk jadi editor sebenarnya standar aja sih, seperti tes menulis, tes editing, dan wawancara. Aku sebenarnya nggak terlalu yakin bisa diterima di sini karena proses rekrutmennya cukup ketat! Hahaha...

Sebelum aku bekerja sebagai editor, aku sudah mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari untuk menjalani profesi ini. Menjadi editor dan penulis itu mimpi masa kecilku, jadi untuk mewujudkannya pun butuh persiapan matang.

Dari umur 7 tahun, aku udah nulis cerpen dan puisi walaupun ceritanya random dan banyak draft tulisan yang nggak selesai. Saat SMP dan SMA, aku ikut ekskul mading dan jurnalistik. Aku juga sering ikutan lomba nulis, walaupun lebih sering kalah daripada menang. Hahaha...

Tahun 2010, aku mulai bikin blog, meskipun nggak tau ada yang baca atau nggak, but I keep writing, nonetheless. Karena aku suka sastra dan segala yang puitis, jadi isi blog aku nggak jauh-jauh dari situ. Beberapa tahun belakangan, blogku pun mulai berkembang. I am so excited to see “my baby” growing up.

Cerita sedikit, ya. Sebelum jadi editor, kisahku menekuni bidang tulis menulis cukup panjang. Aku pernah kegirangan saat cerpen-cerpenku dimuat di majalah sastra Horison. Tapi, sering juga ditolak media, hehaha. Mereka nggak mau publish tulisanku karena berbagai alasan. Waktu masih jadi reporter magang, aku juga pernah kecakar atau keinjak reporter lain saat kita rame-rame ngerubungin narasumber. Kejedot kamera dari media lain itu udah biasa.

Saat jadi penulis lepas, aku juga pernah menghadapi  klien yang banyak mau atau membayar jasaku dengan harga sangat murah.

Itu kisah pahitnya. Kisah happy pun nggak kalah banyak. Misalnya, saat dapat proyek tulisan yang besar, karyaku dipuji dan menginspirasi, atau tulisanku dimuat di media. Tapi menurutku, semua itu nggak bisa ngalahin senangnya ketika aku direkomendasikan teman untuk mengerjakan suatu proyek tulisan dari orang lain. Trust is priceless.

Semua pengalaman, pahit dan manis, jadi bekal aku untuk bekerja di bidang ini secara profesional. Sampai hari ini pun, aku merasa belum jadi editor yang baik. Proses belajarnya masih panjang. Masih banyak yang harus aku kembangkan."

Skill yang dibutuhkan untuk menekuni profesi ini:

"Menurutku, kemampuan menulis itu nomor kesekian sih. Menulis itu bisa dilatih, tata bahasa juga bisa dipelajari. Yang terpenting adalah feeling kita harus jalan. Ada orang-orang yang bisa menulis, tapi tulisannya terasa “kering", nggak mengalir, atau terkesan menggurui.

Nah, di sinilah gunanya feeling untuk menangkap dan mencerna semua materi yang ada. Setelah feeling, baru deh kita belajar untuk menyusun semuanya dengan logika. Menulislah  dengan pikiran yang jernih dan sistematis. Aku percaya kok cara berpikir orang bisa dilihat dari bagaimana dia menulis."

Tantangan menekuni profesi ini:

"Aku baru saja bergabung dengan tim editorial Tech in Asia. Aku belum banyak tahu soal seluk-beluk teknologi. Ini tantangan terbesarnya. Tapi kalau zaman sekarang sih, ini bisa diatasi dengan banyak baca, browsing, dan ngobrol. Yang membuat aku senang, teman-teman di Tech in Asia semuanya membantuku dalam belajar. Mereka nggak pelit ilmu dan bersahabat."

Hal yang disukai dari profesi ini:

"Sebagai editor, tentunya yang bikin happy adalah ketika tulisan hanya perlu sedikit suntingan. Bukan cuma mempermudah pekerjaanku, tapi ini juga membuktikan kalau tulisan si penulis sudah “matang”. Aku juga senang banget bisa ngobrol bareng teman-teman kantor soal teknologi. Banyak hal yang bisa aku pelajari di sini. Jadi, pengetahuanku nggak hanya sebatas sastra, puisi, dan prosa. 

Tapi, terlepas dari profesi yang aku jalani, I have keen interest in writing. Menulis mengajarkan aku bagaimana berempati, bermimpi, dan berkomunikasi. Menulis memberi aku ruang untuk berkisah dan didengarkan."

Pesan untuk anak muda yang baru mau memulai profesi ini:

"Rajin nulis dan membaca itu wajib. Sering-sering berdiskusi, ngobrol, atau dengerin curhatan orang. Dari situ kita bisa belajar untuk mendengarkan, belajar perspektif yang berbeda, memahami perasaan orang dan bagaimana berempati. Ini modal utamaku sih dalam menulis. Karena, pada dasarnya, tulisan kita harus bisa dipahami pembaca. Therefore, we have to see things from their perspective, walk in their shoes."

(Sumber gambar: Iyank)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 18 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 28 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1