Profesiku: Desainer Interior, Devita Mira Witani
- Apr 16, 2017
- Dian Ismarani
Wawancara oleh: Laila Achmad
Dalam seri "Profesiku", kamu bisa kenalan dengan berbagai profesi, lewat cerita para senior yang menekuninya. Kali ini, yuk, kenalan dengan profesi interior designer bareng Mia!
Devita Mira Witani atau yang akrab disapa Mia, adalah seorang Desainer Interior di Benoy. Benoy merupakan perusahaan arsitektural berskala internasional berbasis di Inggris, dan punya salah satu cabang di Singapura. Mia adalah lulusan Universitas Katolik Parahyangan jurusan Arsitektur angkatan 2006. Setelah lulus, Mia sempat bekerja sebagai freelancer dan desainer interior di Indonesia, masing-masing selama satu tahun. Setelah itu, Mia melanjutkan studi S2 di Belanda dengan jurusan Architecture and Retail Design.
Yuk, simak cerita Mia dalam mengikuti passion-nya di dunia desain interior dan arsitektur!
Profesiku:
"Saat ini aku masih berstatus sebagai freelancer. Tapi sebentar lagi aku akan mulai bekerja sebagai asisten desainer interior di Singapura.
Bisa dibilang, profesi desainer interior mirip dengan arsitektur, cuma berbeda skala. Kalo arsitektur mulai dari nol. Maksudnya, dari sebuah tempat kosong, arsitektur merancang struktur bangunan. Nah, kalo desainer interior bertugas merancang atau menggubah sebuah ruang, sampai ruang tersebut berfungsi sesuai dengan kebutuhannya. Ruang itu juga harus punya fungsi emosional buat penghuninya."
Tugasku sehari-hari:
"Kalo dilihat sekilas, mungkin kerja desainer interior cuma duduk depan komputer dan bikin gambar. Padahal, sebetulnya desainer interior punya banyak banyak kegiatan. Misalnya, ketemu klien untuk ngobrolin keinginan dan kebutuhan mereka, membuat gambar kerja, mengecek furniture dan bahan bangunan, ketemu kontraktor, sampai mengecek hasil ruang.
Karena jenis pekerjaan ini adalah client-based, jadi kita harus bisa berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk mewujudkan keinginan klien.
Biasanya kalau ada project, kegiatanku adalah:
- Cek email untuk memastikan komunikasi berjalan dengan baik. Misalnya, klien minta ganti desain atau bahan di ruangan tertentu. Kita harus segera tahu sebelum item pekerjaan tersebut terlanjur dikerjakan.
- Membuat gambar kerja 3D.
- Ketemu vendor yang nawarin bahan, yang mungkin bisa kita pakai di project tersebut.
- Ke toko bangunan atau furniture untuk mengecek kebutuhan.
- Ke lapangan mengecek lokasi project.
Biasanya di awal, kita ketemu sama klien dan mendengarkan keinginan serta kebutuhannya. Terus kita buatkan gambar perspektif. Setiap gambar perspektif pasti akan ada revisi. Kalau gambar perspektif sudah revisi, baru kita buat gambar kerja. Selanjutnya, kita serahkan ke kontraktor untuk dikerjakan. Tapi tentu aja, kita tetap mengawasi minimal seminggu dua kali."
Alasan kenapa memilih profesi ini:
"Dari dulu aku memang pengen jadi arsitek. Setelah lulus aku kerja di biro arsitektur yang banyak mengerjakan project interior. Dari sana malah keterusan mengerjakan desain interior dan ternyata seru!"
Modal yang dibutuhkan untuk menekuni profesi ini:
"Sebetulnya, karakter ekstrovert atau introvert bisa jadi seorang desainer interior. Yang paling penting, kita bisa berkoordinasi demi kelancaran sebuah project. Soalnya, dalam satu project, kita akan berhadapan dengan berbagai macam orang.
Seorang desainer interior juga harus detail oriented. Kalau kamu bukan orang yang suka memperhatikan detail, mungkin kamu bisa memilih jadi arsitektur yang agak less detail.
Nah, banyak yang bertanya apakah seorang desainer interior harus jago gambar? Sebetulnya nggak harus jago. Tapi paling nggak kamu mengerti gambar dan bisa menjelaskan sketsa. Soalnya, komunikasi yang kita lakukan akan banyak menggunakan gambar. Aku sendiri nggak jago-jago banget menggambar dan lebih suka berdiskusi soal mood board dengan klien.
Selain itu, software yang bermanfaat adalah Autocad dan Sketch Up untuk menggambar 3D. Kalo ketemu klien, dua softwares itu akan memudahkan kita. Kamu juga akan membutuhkan kamera untuk memotret ruang. Tapi zaman sekarang kamera smartphone juga udah ok, kok."
Tahap untuk mencapai posisi ini:
"Setelah lulus, biasanya kita akan bekerja sebagai junior designer, designer, dan lanjut sebagai senior designer. Setelah itu, kamu bisa menjadi associate dan principle. Principle itu ibaratnya kepala project yang membawahi beberapa orang dalam satu tim.
Profesi desainer interior itu prospeknya bagus banget, lho. Kota dan bangunan terus berkembang. Selain itu, gaya hidup setiap orang berbeda-beda dan terus berganti sesuai zaman.
Contohnya, dulu dalam merancang ruang kerja, kita tinggal taro aja meja kerja di tempat tersebut. Sekarang, gaya kantor terutama start up, jauh lebih dinamis."
Pengalaman yang paling berkesan:
"Sepanjang pengalaman menjadi desainer interior, aku sadar networking itu penting banget. Banyak kesempatan mengerjakan project yang aku dapat dari para kenalan. Misalnya, boss lama aku mengenalkan aku sama adiknya, terus setelah membantu adiknya, aku bisa dikenalkan dengan teman-teman adiknya. Akhirnya, project terus menerus datang.
Buat aku, yang paling penting itu bukan cuma kemampuan untuk menggambar yang oke, tapi juga kemampuan untuk bisa menangkap apa yang klien mau."
Miskonspsi umum tentang profesi ini:
"Banyak yang minta desainer interior untuk mempercantik ruang. Misalnya, memilihkan gorden atau wallpaper. Padahal itu tugasnya decorator. Desainer interior lebih ke arah membantu finishing sebuah bangunan, mengubah ruang, tapi tetep menyesuaikan dengan struktur bangunan yang udah ada. Kami menentukan lantai, cat dinding, dan lain sebagainya."
Tips buat anak muda yang ingin menekuni profesi ini:
"Tipsnya mungkin jangan terlalu idealis. Gimanapun juga, kita harus open minded, supaya punya banyak referensi yang bisa ditawarkan. Selain itu, coba lebih kritis dalam melihat gambar yang indah. Misalnya, ngeliat kursi cantik jangan asal ambil. Tapi berpikir dulu apakah kursi ini sesuai nggak sama ruangnya atau nggak.
Oh iya, mata kuliah yang paling bermanfaat buat profesi desainer interior adalah Studio.
Di mata kuliah ini, kita diminta mengerjakan sebuah site dan ini membantu untuk melatih pola pikir. Soalnya, mata kuliah Studio udah kayak mengerjakan project beneran. Aku aja nggak lulus tiga kali. Hahaha! Mata kuliah ini memang paling berat tapi paling berguna."
***
Terima kasih, Mia! Semoga makin banyak anak muda yang terinspirasi untuk menekuni profesi desainer interior.
(Sumber gambar: Laila Achmad)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus