Kunci Sukses Foto Instagram: Cropping!
- Dec 07, 2015
-
Laila Achmad
Kalau lagi scrolling feed Instagram, kepala saya selalu penuh pertanyaan yang kepengen saya tanyakan ke masing-masing selebgram atau Instagram user di feed saya:
"Itu bajunya gerah nggak, sih? Ribet nggak? Bikin keserimpet nggak?"
"Dandanannya paripurna seharian banget?"
"Are you guys real friends? Do you really enjoy each other's company?"
"Harus naik ke kursi dulu nggak, sih, buat motret makanan dengan gaya flatlay gitu? Ditegor pelayan nggak?"
"Itu makanannya beneran enak apa sekedar cantik?"
"Yang motretin kamu siapa, sih? Kok selalu ada aja yang motret?"
"Pas pose-pose gitu, disiulin abang-abang nggak?"
"Be honest: are you doing yoga to be healthy, or to be a circus acrobat?"
"Itu makanan sehatnya beneran enak nggak, sih? Beneran? Beneran yang bener-bener beneran? As in, cuangki-level delicious?"
"Sebentar... ini review-nya jujur, atau endorsement? Jujur, ya? Eh, endorsement, deng. Eh, katanya jujur. Tapi kayak endorsement! Aaaarghhh...."
***
Setelah sekian tahun melototin Instagram, saya berkesimpulan bahwa mayoritas foto-foto Instagram yang kece-kece bukannya fake, tapi nggak menampilkan the whole picture. Foto yang ditampilkan adalah foto dari sudut-sudut tertentu yang tampak kece dan presentable. Mengutip teman saya, "Rumah gue, sih, biasa-biasa aja. Tapi pengen, deh, punya satuuuu aja sudut di rumah yang Instagrammable. Kayak #bidibididongbong." Eaaa...
Jarang ada orang yang berani menampilkan kehidupannya di foto Instagramnya secara keseluruhan, flaws and all (kecuali kalau orangnya udah kece, kayak do'i), jadi kebanyakan postingan Instagram yang kece-kece itu heavily curated. Kadang heavily edited juga.
Ya, nggak apa-apa, siiih. Suka-suka orang, lah, yang penting nggak bikin dosa. Ya, nggak? Cuma menarik aja, gimana kalau foto-foto Instagram tersebut nggak di-crop, dan ditampilkan apa adanya?
Hal ini digambarkan oleh fotografer Thailand Champoo Baritone, lewat seri fotografinya berjudul "i'm slowlife?", dan oleh Limitless lewat seri fotografinya berjudul #BrokenIndia.
Kalau Champoo menggambarkan bahwa kehidupan Instagram yang cantik dan glamor itu sebenernya nggak glamor-glamor amat, Limitless menyatakan bahwa India punya dua sisi, beautiful dan broken, tergantung bagaimana penyajiannya.
Benang merah dari kedua seri fotografi ini adalah: dalam Instagram, cropping adalah TUHAN!
Champoo Baritone - "i'm slowlife?"
Limitless - #BrokenIndia
(sumber foto: Demilked)


Kategori
apakah ada solusi untuk bisa menyelesaikan proposal dengan cepat?
Timeline Pengerjaan Skripsi yang Baik dan Benar, Agar Skripsimu Bisa Selesai Dalam 6 Bulan!kak kalau ini bener ga pil 1 : adm bisnis USU pil 2 : ilmu&teknologi pangan USU
Strategi Menentukan Pilihan Program Studi Pertama, Kedua, dan Ketiga pada SBMPTNsangat bermanfaat kak
5 Pilihan Jurusan di Bidang Sosial Humaniora dengan Prospek Kerja Paling MenjanjikanDiuniv yang sama universitas tanjungpura
Strategi Menentukan Pilihan Program Studi Pertama, Kedua, dan Ketiga pada SBMPTNKak kalau gini bener ga ka
Strategi Menentukan Pilihan Program Studi Pertama, Kedua, dan Ketiga pada SBMPTN