Serba-Serbi Serunya Bekerja di Perusahaan Start-up Unicorn a la Alumni Universitas Prasetiya Mulya

Menjadi bagian dari industri startup di Indonesia merupakan dambaan sebagian besar milenial maupun gen Z. Gimana nggak? Industri yang identik dengan budaya kerja kasual, minim birokrasi, hingga jam kerja yang fleksibel ini menawarkan pengalaman berkarir yang youthful banget buat karyawannya. Apalagi, kalau kebetulan kalian berkesempatan untuk bekerja di perusahaan start-up yang sudah mendapat gelar unicorn—bukan, bukan kuda bertanduk satu itu—alias yang nilai valuasinya sudah lebih dari US$ 1 Miliar, pasti itu bakal jadi pengalaman berharga banget untuk kemajuan karir di masa depan.

Penasaran nggak sih gimana serunya pengalaman bekerja di perusahaan start-up unicorn serta apa aja tipsnya agar bisa survive berkarir di industri yang satu ini? Nah, kali ini Youthmanual mau berbagi cerita dari ‘petinggi-petinggi’ salah satu start-up unicorn terbesar di Indonesia aka Go-Jek! Simak baik-baik ya.

Tentang Budaya Kerja yang Santai dan Miskonsepsinya

Seperti yang sudah disinggung di atas, perusahaan start-up identik dengan budaya kerjanya yang kasual dan nyantai. Ketika kantor-kantor lain mewajibkan karyawannnya untuk selalu berpakaian necis dan datang ke kantor pagi-pagi setiap hari, perusahaan start-up nggak terlalu menekankan hal tersebut. Pegawainya dibebaskan mengenakan pakaian yang mereka suka dan bahkan nggak menerapkan jam kerja yang kaku seperti kantor pada umumnya.

Meski begitu, ternyata budaya ‘nyantai’ ini seringkali menimbulkan miskonsepsi lho di benak masyarakat maupun calon pegawainya. Pradana Pradipta yang merupakan People & Culture Innovation Analyst Go-Jek Indonesia dan juga alumni Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2007, mengungkapkan bahwa ada Ada kesalahan pemahaman mengenai cara orang memandang fleksibilitas kerja di perusahaan startup.

“Meski kerjanya terlihat santai, fasilitasnya bagus, dan minim birokrasi, kalian dituntut untuk dewasa, inisiatif, adaptif, dan mau berkontribusi bukan hanya bagi perusahaan, namun bagi masyarakat.” tuturnya.

Selain Dipta, Aldiansyah Ramadiputra (Alumni S1 Prasetiya Mulya 2010) juga punya pandangan mengenai tantangan selama ia berkarya di industri  startup. Go-Food Client Relations Supervisor ini mengatakan, “Pace kerja di startup cukup cepat. Karena terbilang progresif, maka challenge kerjaannya bisa berubah setiap hari, dan kalian harus siap menghadapi setiap perubahan yang ada,” imbuhnya.

Tapi serunya, konsep flat organization di perusahaan startup, membuat setiap karyawan punya kesempatan yang sama untuk menyampaikan gagasan briliannya secara langsung kepada para atasan.

“Bekerja di startup company jangan harap akan dituntun terus menerus. Belajar untuk percaya diri dengan gagasan kalian, jangan malu untuk proaktif bersuara jika ada suatu ide yang mau disampaikan,” jelas Amelia Callista, Alumni Prasetiya Mulya angkatan 2010, yang saat ini menjabat sebagai Go-Jek Brand Partnership Lead.

Meniti Karir di Perusahaan Startup

Terkait tips meniti karir di perusahaan startup, Youthmanual berhasil mendapat sedikit ‘bocoran’ nih dari Aldi, Amel, dan Tomy Bong (Alumni S1 Prasetiya Mulya angkatan 2009); punggawa punggawa lahirnya Go-Food, salah satu lini bisnis Go-Jek yang berfokus pada layanan pesan antar makanan. Mereka bertiga telah bergabung di Go-Jek sejak tahun 2015. Ketika mereka bergabung, Go-Jek belum se-populer sekarang dan Go-Jek kala itu masih beroperasi di rumah.

“Kami memulai dari awal banget. Dari yang tadinya hanya ada fitur transport, shop, dan courier di apps Go-Jek. Kemudian kami dipercaya mengembangkan Go-Food dari awal, ngerasain sortir restoran untuk jadi partner, jalanin peluncurannya, hingga akhirnya sekarang Go-Food sudah bisa dinikmati semua masyarakat,” jelas Aldi mewakili.

Meski dulu belum ada kepastian bahwa perusahaan tempat mereka bekerja akan berjaya seperti sekarang, modal semangat dan ketekunan dalam bekerja sangat penting dimiliki setiap individu yang memilih berkarier di perusahaan startup.

Bagi kalian yang sudah merasa ada kecocokan kultur di perusahaan startup, ada baiknya mulai membangun koneksi seluas-luasnya! Karena, selain melalui kemampuan diri, kekuatan koneksi juga menjadi faktor yang mendukung perkembangan karir di dunia startup.

“Saya semakin yakin kalau networking itu sangat penting. Kini, banyak perusahaan yang mencari karyawan berdasarkan referral. Kalau di kasus saya, saya direkomendasikan sama teman, kemudian saya melamar dan mengikuti rangkaian proses rekruitmen di Go-Jek. Luckily, saya resmi bergabung dengan Go-Jek pada pertengahan tahun 2016,” kisah Dipta.

Oh ya, para Go-Troops—panggilan akrab untuk karyawan Go-Jek—yang kesemuanya merupakan alumni Universitas Prasetiya Mulya ini juga mengaku bahwa apa yang dipelajari di bangku kuliah sangat membantu pengembangan karir mereka di Go-Jek.

“Beruntungnya, skills yang diperlukan di dunia kerja sudah kita latih sejak kuliah. Di Prasmul sendiri, hampir setiap project itu dikerjakan secara berkelompok. Sejak semester awal kita sudah dilatih untuk berpikir kritis, kerja tim, mengembangkan kemampuan presentasi, mengembangkan koneksi, hingga mengkaji studi kasus dari industri,” ungkap Aldi.

Gimana, gaes? Siap untuk terjun ke industri startup? Semoga cerita-cerita dari alumni Prasmul yang kini menjadi punggawa Go-Jek dapat membawa pencerahan buat kamu yang ingin memasuki dunia startup, ya!

Artikel ini merupakan hasil kerjasama Youthmanual dengan Universitas Prasetiya Mulya.

Baca juga:

(sumber gambar: twitter.com/gojekindonesia)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 17 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 28 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1