Hal-Hal yang Pasti Bikin Kamu Kepengen Jadi Mahasiswa Jomlo!
- Mar 23, 2016
- Fatimah Ibtisam
Kamu jones alias jomlo ngenes? Jomlo abadi? Jomlo desperate? Lupakan semua ledekan teman-temanmu—atau bahkan jeritan batinmu—karena menjadi single selama kuliah is actually not bad at all. In fact, it’s awh-some!
Banyak, kok, mahasiswa menjomlo selama empat tahun kuliah. Bahkan ada mahasiswa yang nge-jomlonya lebih lama dari kuliah S1 extended version alias 12 semester. Biasanya mereka ini adalah korban bulan-bulanan teman, keluarga, dan meme di Internet. Tapi jangan rendah diri, gaes! Ada banyak hal yang bisa kamu syukuri dari status jomlo kamu ini.
Cek, nih, the perks of being a jomlo.
1. Minimal distraksi. Jangankan saat lagi ada “drama” sama pacar. Saat lagi berbunga-bunga aja, urusan pacar bisa bikin kamu nggak konsen. Nah, seorang jomlo nggak akan, tuh, mengalami distraksi seperti itu, karena dia nggak merasakan galau, kzl, mewek, bete, kangen, dan cemburu gara-gara pacar PAS lagi ada TUGAS PENTING atau menjelang UJIAN. Argh!
2. Punya lebih banyak waktu untuk diri sendiri. Kalau kamu berani pacaran, berarti kamu juga harus merawat hubungan kalian, salah satunya dengan meluangkan waktu dan perhatian untuk pasangan kamu. Duh, padahal waktu 24 jam aja kadang masih terasa kurang buat diri sendiri. *ciyeee, sibuk banget, nih?* Alhasil, berbagai agenda kampus, organisasi, hobi, sampai quality time bersama keluarga pun harus disesuaikan demi (jadi sopir) pacar.
Sebaliknya, para jomlo bisa leluasa mengatur waktu mereka, serta bisa punya banyak me-time. Diajakin jalan mendadak sama temen? Hayuk! Mau main game seharian pas wiken? Mari!
3. Bisa “tebar jala”. Katanya, saat masih kuliah, mahasiswa ‘kan sebaiknya mulai menjalin networking yang bermanfaat untuk masa depan karier. Nah, para mahasiswa jomlo bisa sekalian menjalin networking untuk masa depan percintaan, nih. Ihiy! Mereka bebas kenalan sama sebanyak-banyaknya orang sambil memprospek yang potensial. Pokoknya, para jomlo punya privileged untuk kenalan dan “membangun jaringan” yang luas, deh, tanpa takut dicemburuin pacar.
4. Terhindar dari “investasi sia-sia”. Investasi sia-sia, tuh, maksudnya begini: misalnya kamu pacaran selama kuliah (4 tahun), trus lanjut setelah lulus kuliah (4 tahun lagi), eeh, tapi ujung-ujungnya bubar jalan. Trus, mantan kamu ketemu sama orang lain, pacaran selama empat bulan, lalu langsung kawin. Beuh! Trus, kamu diundang ke perkawinannya, dan semua orang menatap kamu dengan iba. TIDAAAAK! *memekik tertahan a la sinetron*
Walaupun nggak ada pengalaman yang sia-sia, miris juga, sih, kalau udah invest waktu pacaran selama delapan tahun tapi ujung-ujungnya nggak jadi nikah. Padahal, waktu selama itu bisa kamu gunakan untuk bikin startup, nyicil mobil, bangun rumah, pergi haji, hingga menyelamatkan dunia!
5. Terbebas dari bayang-bayang masa lalu. Saya pernah bikin riset statistik ala-ala di kalangan teman-teman kuliah. Ternyata, sekitar 85% hubungan asmara di kampus berakhir gatot a.k.a gagal total. Hanya 15% kasus pacaran yang awet sampai ke pelaminan.
Banyak pula di antara mereka yang menyesal pernah jadian sama si A atau si B. Contohnya, nih, pas baru masuk kuliah, ada sepasang mahasiswa yang naksir-naksiran, trus langsung jadian setelah seminggu pedekate. Ekspres, nih, yeee.
Eeh, setelah jadian, mereka baru sadar bahwa sebenarnya mereka nggak cocok. Salah satu dari mereka bahkan menganggap pasangannya ternyata nggak banget. Alhasil, setelah sebulan-dua bulan pacaran, mereka pun putus. Tapi malunya, tuh, sampai empat tahun lho, gaes, karena mereka terus diledekin sepanjang masa kuliah. Nyeselnya ampun-ampunan!
On the other hand, si jomlo abadi nggak punya “beban masa lalu” kayak begitu. Palingan cuma punya beban pernah ditolak, ditikung temen, digantungin, dan di-friend-zone-in. Eh, lho, kok malah lebih berat?!
6. Nggak (terlalu) patah hati. Menjadi jomlo juga pasti ada masa down-nya. Seperti ketika ditolak, di-PHP-in, atau ketika gebetan jadian sama teman sendiri. Pe to the dih! Tapi percayalah, rasa galaunya lebih mending daripada galau karena hubungan yang kandas di tengah jalan, apalagi kalau kandasnya karena perselingkuhan. Dan biasanya, si jomlo bakal lebih cepat move on, kok. #jomlosetrong #pamerotot
7. Lebih mandiri. Biasanya, para jomlo lebih mandiri karena terbiasa sendiri. Bisa ngemol sendiri, ngafe sendiri, menikmati film sendiri, malam mingguan sendiri, chatting sendiri. #lho. Yang jelas, para jomlo nggak takut dengan kesendirian. Ciyeee! Asalkan kesendiriannya bukan pas jalan lewat kuburan malam-malam, ya.
8. Dikenal sebagai diri sendiri. Kalau kamu jadi pacarnya seseorang, kamu memang beresiko jadi dikenal sebagai “pacarnya si anu” di kampus. Sebelnya, predikat ini bisa tetap lengket saat kamu udah lulus, udah putus, udah move on, bahkan sampai reunian 10 tahun kemudian. Zzzz.
Nah, seorang jomlo biasanya dikenal sebagai dirinya sendiri, bukan sebagai “pacarnya si anu”.
(sumber gambar: pexels.com)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus