Nggak semua orang punya kebiasaan sarapan pagi. Alasannya bermacam-macam. Biasanya, selain karena jadwal yang sibuk, juga karena beberapa orang percaya dengan mitos-mitos negatif seputar sarapan. Tapi apakah mitos-mitos seputar sarapan tersebut sepenuhnya benar? Atau memang cuma karangan belaka? Cek, yuk!

1. Sarapan bikin gemuk

Ini dia, nih, mitos yang populer di kalangan wanita kantoran. Katanya, sarapan akan membuat badan jadi melar, karena pagi-pagi sudah ada asupan makanan ke perut. Ini adalah persepsi yang perlu diluruskan.

Menurut American Journal of Epidemiology, orang yang melewatkan sarapan cenderung 4,5 kali lebih beresiko mengalami obesitas daripada orang yang makan setiap hari. Nah lho, ternyata malah kebalikannya kan?

Data dari Nutrition Research and Practice juga menyebutkan bahwa orang yang jarang sarapan akan mengkonsumsi lebih banyak lemak tapi miskin nutrisi, dibandingkan orang-orang yang sarapan setiap hari.

Tapi kenyataannya, sarapan justru bisa menjaga berat badan, lho, karena kita nggak bakalan ‘kebablasan’ makan sepuasnya di siang hari, lantaran sudah kenyang karena sarapan. Jadi kalau ada yang bilang sarapan itu bikin gemuk, ketawain aja deh!

2. Sarapan bisa menurunkan berat badan

Di sisi lain, ada mitos yang mengatakan bahwa sarapan bisa bikin langsing. Mungkin logikanya, kalau udah sarapan di rumah, jadi nggak tergoda ngemil-ngemil sebelum makan siang, ya.

Tapi sebuah terbitan American Journal of Clinical Nutrition menjelaskan bahwa ternyata nggak ada hubungan antara sarapan dengan penurunan berat badan. Dengan kata lain, diet nggak ada terpengaruh oleh apa yang kita makan saat sarapan. Dengan menu yang rendah lemak dan rendah kalori, sarapan rutin baru bisa membuat berat badan turun.

3. Sarapan bisa membuat porsi makan siang lebih sedikit

Mungkin mitos ini adalah lanjutan dari mitos “sarapan bisa bikin berat badan turun” tadi, ya. Banyak orang beranggapan bahwa dengan menyantap sarapan, perut akan kenyang sehingga porsi makan siangnya nanti jadi lebih sedikit.

Kenyataannya nggak sesimpel itu, sob. Sarapan dengan menu yang tepat—misalnya, karbohidrat, protein, dan serat—nggak jadi mempengaruhi porsi makan siang, kok. Toh selama pagi dan siang hari, kamu banyak beraktivitas, misalnya sekolah dan kuliah. Jadi saat siang hari, tetap aja ujung-ujungnya lapar!

4. Sarapan bikin ngantuk

Nah, kalau mitos yang ini cukup santer di kalangan pelajar. Katanya, sarapan bisa bikin ngantuk saat beraktivitas di sekolah. Sebenarnya hal ini nggak sepenuhnya salah, namun yang memicu rasa kantuk bukan makan sarapan, tetapi menu sarapannya.

Pilihlah menu sarapan yang mengandung protein tinggi, serat, serta karbohidrat kompleks karena akan membuat kamu kenyang lebih lama rasa kenyang lebih lama. Contohnya, roti gandum dengan telur. Sejatinya, sarapan nggak bikin ngantuk, kok. Sarapan malah bisa bikin kamu lebih fokus saat melakukan aktivitas pagi, seperti belajar, karena sarapan yang tepat akan melancarkan suplai energi ke otak, sehingga konsentrasi pun meningkat.

***

Itu dia beberapa mitos yang umum berkembang di masyarakat tentang sarapan. Kesimpulannya, pilih menu sarapan yang tepat, bukan menyalahkan kegiatan sarapan sebagai penyebab naik (atau turun)nya berat badan, kurang fokus, dan sebagainya. Sarapan rutin justru menyehatkan dan menambah imunitas tubuh, sehingga kamu jadi lebih prima dan jarang sakit.

Jadi, sarapan apa, nih, besok?

(sumber gambar: eatthis.com, oneflatjack.blogspot.com)