Ngobrol Bareng Michael Ratna Dwiyanti, Tentang Serba-Serbi Profesi Publisis Film

Kalau saya nanya kamu, apa aja, sih, profesi yang ada di indutri perfilman? Jawaban kamu pasti sutradara, penulis naskah, kameramen, atau aktor. Tapi ternyata, selain profesi-profesi yang tersebut, ada satu lagi profesi seru di dunia perfilman, yaitu publisis!

Di Indonesia, masih banyak orang yang nggak familiar profesi publisis film. Padahal pekerjaannya ternyata seru dan prospek karirnya sekarang juga besar, lho!

Beberapa waktu lalu, Youthmanual berkesempatan ngobrol dengan Michael Ratnadwijanti, seorang publisis film yang sekarang sedang menangani film Ada Apa dengan Cinta (AADC) 2. Lulusan jurusan Ilmu Politik di Universitas Indonesia ini pun bercerita seputar profesinya.

Michael Ratna - Youthmanual

Simak ceritanya, yuk. Gimana, sih, serba-serbi menjadi seorang publisis film?

Apa, sih, job description seorang publisis? Mungkin bisa jelaskan soal profesi ini buat kita-kita yang belum paham!

Job description seorang publisis adalah mempromosikan film dengan cara mengemas arah komunikasinya. Jadi publisis memberikan konsultasi kepada film maker tentang strategi komunikasi promosi sebuah film. Publisis membantu menentukan, bagaimana sebuah film dikemas. Siapa, nih, target masyarakat yang paling pas untuk film ini? Media mana aja yang harus diajak kerjasama untuk mempromosikan film ini? Makanya, publisis juga mengurus media relation.

Publisis juga membantu film maker melihat kekuatan sebuah film. Misalnya, dulu aku pernah menangani proyek adaptasi film Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Tema politik dalam film ini ‘kan sebenarnya kental banget, tapi kalau mau diadatapsi, tema politiknya nggak bisa plek ketiplek langsung diangkat, karena bisa-bisa terlalu sulit diterima penonton. Akhirnya, setelah diskusi dengan film maker-nya, ternyata film ini bisa juga diangkat sisi kisah cintanya.

Apa aja, sih, keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi seorang publisis?

Pertama, harus suka film dong, ya.

Kedua, harus punya keahlian dalam bidang komunikasi, karena seorang publisis harus bisa mengkomunikasikan sebuah film dengan baik ke masyarakat. Keahlian komunikasi ini termasuk kemampuan menulis, lho, karena seorang publisis harus menulis press release, bahkan klarifikasi berita terkait film yang dia handle. Misalnya, berita keterangan skandal antar pemain atau berita tentang pemain yang batal ikut terlibat dalam sebuah film, seperti aktor Ladya Cheryl di AADC 2, sehingga produk yang dipegang bisa terjaga dengan baik.

Publisis juga harus bisa membaca pemetaan media. Publisis harus tahu, film A harus berbicara lewat media mana, sedangkan film B harus berbicara lewat media mana. Kalau seorang publisis mempromosikan film keluarga, ya dia harus bekerjasama dengan media keluarga. Pendekatan kepada media keluarga pun berbeda dibandingkan pendekatan kepada media remaja, misalnya.

Terakhir, publisis  harus bisa menjaga hubungan baik dengan siapapun.

Apa miskonsepsi terbesar orang tentang profesi publisis?

Di Indonesia, profesi publisis film memang agak jarang kedengaran, sehingga banyak orang yang nggak paham tentang profesinya. Kalau ditanya orang, “Hah? Publisis? Ngapain, tuh, kerjanya?” aku sering jawab, “Yah, semacam humas, lah,” biar cepet. Padahal aku sendiri nggak tahu apakah publisis dan humas itu sama! Mungkin hal-hal yang dikerjakan publisis adalah bagian dari humas, ya?

Yang pasti, publisis biasanya duduk bareng film maker sejak awal sebuah proyek film dimulai, bahkan sebelum filmnya dibuat. Hal ini karena materi promosi juga harus sudah dijalankan sebelum filmnya mulai diproduksi.

Michael Ratna 2 - Youthmanual

Apa hal-hal yang paling Mbak Michael sukai dari profesi ini?

Yang paling menyenangkan adalah, ketika aku menerima sebuah proyek film, aku harus menganalisa bagaimana film itu harus diperlakukan. Perlakuan terhadap setiap film, tuh, berbeda-beda, lho.

Dengan demikian, media partner yang aku ajak kerja sama untuk setiap film juga berbeda-beda. Hal-hal yang aku kerjakan dan orang-orang yang aku temui juga berganti-ganti. Strategi dan tantangannya pun berubah-ubah. Misalnya, waktu itu aku pernah menangani film Selamanya Cinta yang mau mengangkat tema fashion. Berarti media yang aku ajak kerjasama untuk kepentingan film ini ya media di bidang fashion. Tetapi media yang aku ajak kerja sama untuk film lain tentunya beda lagi.

Nah, sesi brainstorm tentang hal ini di setiap awal proyek film, tuh, menarik banget. Aku jadi belajar mengupas value dan setiap lapisan sebuah film.

Bagaimana prospek karir publisis di Indonesia? Khususnya publisis film.

Menurut aku, profesi Publisis Film akan sangat banyak dibutuhkan di masa depan. Karena sebetulnya, promosi yang oke untuk sebuah film itu penting banget. Untungnya, sekarang ini para film maker sudah paham betapa pentingnya memasukkan budget promosi dalam pembuatan film mereka. Dulu, sih, saat merancang sebuah proyek film, para produser nggak memasukkan budget untuk promosi, lho. Atau kadang-kadang, budget-nya lebih banyak dialokasikan untuk proses produksi film dan distribusi. Begitu harus mempromosikan filmnya, budget­ yang tersedia seadanya aja.

Tapi sekarang, orang-orang di industri perfilman udah mulai sadar bahwa promosi film sangat memerlukan strategi yang terarah.

Apalagi ‘kan film sekarang kualitasnya makin bagus. Budget pembuatannya pun semakin besar. Sayang banget kalau film yang bagus dan ber-budget besar nggak didukung dengan publisitas yang bagus.

Sejauh ini, apa, sih, job yang paling berkesan buat Mbak?

Waktu aku ikut menangani film Yasmine, yang merupakan co-production antara Indonesia dengan Brunei Darussalam.

Publisis Film 1 - Youthmanual

Proyek ini berkesan banget karena aku jadi belajar banyak tentang etos kerja orang-orang perfilman di Brunei Darussalam. Aku jadi kayak punya teman-teman baru, dan hal ini menyenangkan banget. Sayangnya, filmnya nggak terlalu sukses di Indonesia. Tapi aku beserta tim di Indonesia dan Brunei Darussalam jadi belajar, apa, sih, strateginya yang kurang pas? Di mana kekurangan promosinya? Dan lain sebagainya.

Jurusan kuliah Mbak Michael ‘kan nggak nyambung, nih, dengan profesi sekarang. Tetapi ada nggak, sih, manfaat yang terasa dari jurusan kuliah tersebut untuk profesi Mbak ini?

Kalau ditanya apakah Ilmu Politik kepake di profesi aku sebagai publisis film, ya nggak, ya. Tapi aku percaya, jurusan kuliah apapun yang kita ambil, ujung-ujungnya bisa membuka pintu karir yang memang kita sukai kita.

Aku sendiri bisa terjun ke dunia perfilman gara-gara aku lulusan Ilmu Politik. Dengan background ilmuku, dulu aku diminta bantu ngurus film tentang Pemilu. Setelah itu, aku jadi terjun ke dunia media dan perfilman.

Apa skill yang Mbak pelajari di luar bangku sekolah, tapi bermanfaat untuk profesi sekarang?

Kemauan berkomunikasi dan bekerja sama sebagai tim.

Jaman kuliah dulu, aku ikut banyak kegiatan kampus dengan kepanitiaan yang berubah-ubah. Dari situ, aku jadi belajar cara berkomunikasi dan bekerja sama, dan ilmu ini nggak aku dapati di kelas.

Aku juga jadi belajar tentang time management dan kemampuan untuk menghadapi masalah. Ini pelajaran yang sangat penting, supaya kita nggak gampang kabur dari masalah dan gampang nyalahin orang lain.

Prinsip hidup Mbak Michael apa, sih?

Jangan pernah berhenti belajar. Kedengarannya klise, ya, tapi semakin dewasa, kita akan semakin merasa paling tahu segalanya, sehingga nggak mau belajar hal-hal baru lagi. Padahal, kalau kita mau membuka diri, ada banyak banget hal yang bisa pelajari dari generasi di bawah kita.

***

Gimana, gaes? Jadi tahu lebih banyak tentang profesi seorang publisis film, dong. Tertarik jadi publisis film nggak, nih? Atau tetap mau jadi pilot dan dokter aja? :D

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 18 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 28 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1