Profesiku: Spesialis Konservasi Terumbu Karang, Rizya Legawa Ardiwijaya

Dalam seri “Profesiku”, kamu bisa berkenalan dengan berbagai profesi berdasarkan cerita para senior yang menekuninya. Kali ini, yuk, kenalan dengan profesi Spesialis Konservasi Terumbu Karang bersama Bapak Rizya Legawa Ardiwijaya.

Rizya Legawa Ardiwijaya adalah lulusan S1 jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Sekarang ia bekerja sebagai Spesialis Konservasi Terumbu Karang (Coral Reef Conservation Specialist) di lembaga swadaya masyarakat The Nature Conservancy. Wah, dari nama profesinya aja sudah keren ya, gaes. Yuk, kenali lebih lanjut!

Tugas sehari-hariku:

"Tugas sehari-hari saya adalah memonitor dan mengevaluasi sumber daya terumbu karang di kawasan konservasi perairan. Spesifiknya, saya melakukan survei kondisi biologis terumbu karang. Ada tahapan-tahapan dalam melakukan survey ini, yaitu mulai dari perencanaan/desain survei, pelaksanaan operasional survei, pengambilan data, pengolahan dan analisis data, dan penulisan laporan."

Modal yang perlu dimiliki untuk pekerjaan ini:

"Karena pekerjaan ini melibatkan aktivitas penyelaman, hard skill yang harus dimiliki adalah skill menyelam, lengkap dengan sertifikasi selam yang diakui secara internasional. Untuk posisi saya—yang seringkali harus memimpin sebuah tim survey—minimal harus punya sertifikasi selam Divemaster.

Soft skill yang dibutuhkan, antara lain, kemampuan mengidentifikasi biota laut. Seorang staf monitoring biasanya memiliki spesialisasi khusus, misalnya spesialis karang, spesialis ikan karang, spesialis makro-benthos (biota yang menempel di dasar perairan), dan sebagainya. Skill ini tidak hanya didapat di universitas, tetapi juga melalui berbagai pelatihan khusus dan pengalaman survei di lapangan.

Soft skill lain yang diperlukan adalah kemampuan mengoperasikan perangkat komputer dan perangkat lunak untuk pengolahan data, analisis statistik, dan penulisan laporan."

Tangga karier untuk mencapai posisi sekarang:

"Dimulai dari menjadi staf monitoring dulu, lalu rutin mengikuti berbagai kegiatan survei biofisik terumbu karang, kemudian memimpin sebuah tim survei, sampai memimpin keseluruhan tim monitoring evaluasi."

Hal-hal yang disukai dari profesi ini?

“Saya hobi scuba diving (menyelam dengan alat bantu pernafasan). Saya ingin menyelam di banyak tempat, apalagi Indonesia dikenal sebagai negara dengan terumbu karang paling beragam di dunia. Maka saya senang bekerja di NGO lingkungan seperti ini, karena saya jadi berkesempatan menyelam di tempat-tempat dengan terumbu karang yang beraneka ragam.”

Apa tantangan bekerja di profesi ini?

“Yang pasti, salah satu tantangannya terkait penyelaman. Misalnya faktor alam, seperti cuaca serta arus dan kondisi perairan yang tidak mendukung.

Tetapi tantangan terbesar pekerjaan ini sebenarnya adalah menyelamatkan terumbu karang yang terancam oleh berbagai macam faktor.

Faktor utama kerusakan terumbu karang adalah metode penangkapan ikan yang merusak lingkungan, sepeti metode yang menggunakan bom, racun, dan pukat harimau. Faktor lain kerusakan terumbu karang adalah pemanasan global, yang bisa menyebabkan pemutihan karang secara massal.

Ancaman yang tidak kalah berbahaya adalah faktor antropologis, seperti pembangunan di pesisir, lahan resapan yang beralih fungsi sehingga menyebabkan sedimentasi, banyaknya limbah cair dan padat, baik dari pabrik maupun rumah tangga.

Kita harus mencari solusi untuk mengurangi atau menghilangkan dampak yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut terhadap kelestarian terumbu karang.”

Tips untuk anak-anak muda yang mau bekerja di profesi ini?

“- Belajar dan berusaha untuk selalu peduli terhadap lingkungan. Jangan membuang sampah sembarangan, rutin reduce-reuse-recycle, dan terus mengurangi penggunaan plastik, styrofoam dan bahan-bahan yang tidak mudah hancur lainnya.

- Sedari kecil harus belajar berenang, karena ini adalah modal dasar menjadi seorang penyelam scuba.

- Saat kuliah, pilihlah jurusan Biologi, Kelautan, atau Perikanan.

- Profesi seperti ini tidak hanya ada di lembaga swadaya masyarakat, lho. Profesi peneliti kelautan juga bisa dijumpai di lembaga-lembaga penelitian (LIPI, BPPT, KKP, KLHK), universitas, atau swasta (di perusahaan jasa wisata, fotografi, dan sebagainya)

- Banyak membaca atau mencari informasi di berbagai media.”

(sumber gambar: dok. pribadi Rizya Legawa Ardiwijaya)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 1 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1