Persiapan Kuliah
Panduan ini akan membantumu untuk menyusun rencana kuliah dari bangku sekolah, mengenali bidang-bidang program studi kuliah, serta memilih kampus yang paling tepat buatmu.
Salah satu bidang program studi yang populer di kalangan calon mahasiswa baru adalah kesehatan. Program studi serta pilihan profesi di bidang ini ternyata beragam banget, lho, yang tentunya nggak cuma Kedokteran dan Keperawatan aja. Kesehatan juga merupakan salah satu bidang ilmu yang terus berinovasi dari masa ke masa. Selain itu, industri kesehatan juga banyak mendapat pengaruh yang signifikan dari sektor ekonomi, sains, dan teknologi, sehingga memperbesar peluangmu untuk dapat berkarier di bidang kesehatan tanpa harus stuck mengejar profesi dokter atau perawat aja.
Cakupan Studi Bidang Kesehatan
Bidang kesehatan itu luas banget, gaes. Inti dari bidang ini adalah studi mengenai kesehatan, baik kesehatan individu maupun masyarakat, termasuk hal yang menunjang itu semua. Misalnya, kondisi lingkungan, obat-obatan, pusat pengobatan, teknologi kesehatan, dan lainnya. Tujuan utama ilmu bidang kesehatan adalah meningkatkan kualitas kesehatan manusia (dan hewan) serta mencegah dan mengobati penyakit.
Jadi, jangan dipikir program studi bidang kesehatan hanya Ilmu Kedokteran aja, ya. Ada banyak hal yang termasuk bagian dari bidang kesehatan, dari mulai bagian pelayanan dan administrasi medis, gizi, manajemen kesehatan, manajemen lingkungan, penyediaan obat-obatan, teknologi kesehatan, dan lainnya. Nggak heran jika pilihan jurusan yang termasuk bidang kesehatan cukup banyak serta mencakup beberapa fakultas.
Ilmu kesehatan sendiri selalu berkembang, di mana penelitian dan temuan terbaru seputar kesehatan terus bermunculan.Trus, karena subjeknya adalah makhluk hidup, maka yang dipelajari dalam ilmu kesehatan sangat dinamis. Misalnya nih, penanganan problem kesehatan individu A bisa beda banget dengan individu B meskipun gejalanya sama. Trus, solusi kesehatan untuk masyarakat di Indonesia beda dengan di Eropa atau Afrika.
Orang yang menekuni bidang kesehatan akan menemukan banyak tantangan dan hal baru setiap hari. Makanya, pengetahuan kesehatan harus terus di-upgrade!
Sejarah dan Perkembangan Bidang Kesehatan
Cikal bakal studi bidang kesehatan sudah ada dari praktek pengobatan di zaman sebelum Masehi di Mesir, Cina, hingga Yunani dan Romawi. Tokoh yang terkenal adalah Hippocrates, yang dianggap sebagai Bapak Ilmu Kesehatan di Barat. Kemudian, di akhir tahun 900 Masehi ada pula Avicenna dari timur tengah yang mendalami ilmu kesehatan. Pada abad ke-9, sekolah Kesehatan (Kedokteran) pertama berdiri di Italia. Ilmu kesehatan pun mulai berkembang.
Sejarah studi kesehatan di Indonesia sendiri dimulai sebelum zaman kemerdekaan, yaitu dengan berdirinya sekolah kedokteran, Dokter-Jawa tahun 1851 dan STOVIA di tahun 1902. Alasan Belanda mendirikan sekolah medis adalah untuk mengatasi berbagai wabah penyakit, sebab pengobatan tradisional dianggap tak mampu lagi mengatasinya.
Mulai sekitar tahun 1950-an, industri kesehatan berkembang di dunia, terutama produksi obat-obatan dan usaha rumah sakit. Industri ini pun terus maju seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan kemajuan teknologi.
Mungkin 10-15 tahun yang lalu, belum kebayang kalau manajemen rumah sakit dan terapi medis bakal banyak mengandalkan gadget, konsultasi kesehatan bisa dilakukan secara online, hingga munculnya medical tourism alias wisata dalam dengan agenda utama pemeriksaan kesehatan. Nah, kebayang nggak kecanggihan dan temuan apa lagi dalam 5 tahun ke depan?
Diprediksikan bahwa ke depannya, bidang kesehatan bakal makin banyak menggunakan teknologi. Data World Economic Forum menunjukkan bahwa penemuan dan inovasi teknologi terbaru dalam 2 tahun terakhir didominasi bidang kesehatan. Trus, smartphone juga mulai menjadi bagian penting dalam indsutri kesehatan. Dokter, pasien, perawat, dan pihak rumah sakit bakal memakainya, dan semua yang terkait dengan pelayanan kesehatan akan jadi serba digital. Wih!
Artinya, kamu-kamu yang ingin mengambil studi di bidang kesehatan harus mempelajari dan mengaplikasikan teknologi kesehatan. Lebih jauh ilmu yang disebut berkembang pesat di abad 21 adalah Teknogi Informatika, bioteknologi, dan nanoteknologi, dan ketiganya memberi pengaruh ke bidang kesehatan.
Akan banyak bermunculan jurusan kuliah yang merupakan gabungan antara Ilmu kesehatan dengan teknologi informasi, sains, teknik, bioteknik, hingga sosial ekonomi. Di antaranya adalah Biomedical Engineering, Biomedis, dan Prostethics. Penjelasan lengkapnya bisa kamu cek di sub judul jurusan kuliah.
Oya, secara umum menurut pemaparan World Economic Forum salah satu masalah kesehatan dunia adalah meningkatnya biaya kesehatan (berobat) secara signifikan, terutama di negara berkembang. Semestinya, yang ditingkatkan adalah proporsi pencegahan penyakit dan kampanye hidup sehat, sehingga taraf kesehatan masyarakat meningkat.
Gambaran Bidang Kesehatan di Indonesia
Gimana posisi Indonesia di tengah perkembangan kesehatan di dunia?
Berkembang juga, sih, khusunya selama 2 dekade ini. “Prestasi” Indonesia menurut laporan WHO antara lain berhasil menekan angka kematian bayi dan balita hingga 30-40 persen. Dari 41 kematian di usia bayi per 1,000 bayi yang lahir hidup, menjadi 26 per seribu nayi, dan dari 52 kematian per 1,000 balita menjadi 31 per seribu. Angka harapan hidup di Indonesia pun meningkat dari 63 tahun menjadi 71 tahun.
Sayangnya, masih banyak juga rapor merah, alias ketertinggalan Indonesia di bidang kesehatan. Proporsi dokter dan petugas medis serta kuota rumah sakit dan puskesmas masih di bawah standar WHO, dan termasuk tertinggal dibandingkan negara Asia Pasifik. Bahkan masih ada daerah yang langka bidan dan perawat, lho.
Problem kematian bayi baru lahir, penyakit menular, malnutrisi pun masih tetap ada. Muncul pula masalah penyakit tidak menular, seperti jantung dan kelebihan berat badan. Masalah bidang kesehatan lain di Indonesia adalah soal kesenjangan untuk mendapatkan akses dan layanan kesehatan. Misalnya nih, sudah ada Rumah Sakit super canggih yang mengaplikasikan teknologi dan pelayanan kelas satu. Namun masih untuk kalangan tertentu, dengan harga tinggi. Sedangkan di beberapa wilayah desa, fasilitasnya sangat minim. Trus, masih ada rakyat yang nggak mendapatkan layanan kesehatan.
Di samping itu, WHO juga menyoroti masyarakat Indonesia sebagai salah satu pemakai internet terbesar di dunia, yaitu peringkat ke 8 pengguna teknologi mobile. Tapi penggunaan teknologi tersebut belum menyentuh bidang kesehatan. Padahal pemanfaatan teknologi dan gadget untuk kesehatan menjadi tren dunia. Contoh sederhana yang cukup penting adalah soal medical records. Semestinya, catatan kesehatan masyarakat (per individu) dicatat dan disimpan secara digital. Tapi kenyataannya, hal ini masih belum diterapkan di Indonesia.
Pemerintah Indonesia menyadari kekurangan dan permasalahan di bidang kesehatan. Maka, Indonesia pun berusaha membenahi fasilitas dan layanan kesehatan dengan meningkatkan anggaran kesehatan (APBN) sebanyak 222 persen selama 8 tahun terakhir. Pemerintah juga mencanangkan Jaminan Kesehatan Nasional, melalui program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yang mulai beroperasi 2014. Targetnya, pada tahun 2019 mendatang seluruh masyarakat bisa merasakan layanan kesehatan. Di sisi lain, karena kebutuhan layanan kesehatan yang tinggi, pihak swasta pun berlomba-lomba meningkatkan kuantitas dan kualitas.
Dari segi pendidikan, sekolah untuk tenaga kesehatan (jurusan-jurusan bidang kesehatan) juga perlu ditingkatkan kuantitas serta kualitasnya, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan. Faktanya, hingga saat ini Indonesia masih kekurangan pekerja dan profesional bidang kesehatan.
Kenapa Harus Pilih Bidang Kesehatan?
Pastinya, alasan utama mengambil bidang kuliah ini adalah ketertarikan terhadap masalah kesehatan. Yup, ada kepedulian untuk membantu orang lain, populasi dan lingkungan, agar dapat hidup lebih sehat. Keinginan untuk mengabdikan diri untuk masyarakat juga menjadi faktor pendorong mengambil bidang ilmu kesehatan.
Hal ini juga didukung dengan tren dunia dan kondisi bidang kesehatan di Indonesia. Yup, dengan membaca penjabaran di atas, kamu bisa tahu kalau bidang kesehatan duni sedang berkembang pesat. Indonesia sendiri termasuk agak tertinggal dan membutuhkan banyak tenaga di bidang kesehatan. Artinya lulusan bidang kesehatan akan sangat dibutuhkan.
Industri kesehatan di Indonesia juga bakal makin dikembangkan, mengingat kebutuhannya besar sedangkan sumber dayanya masih sedikit.
Alasan lain yang mendorong mengambil kuliah di bidang ilmu kesehatan adalah minat untuk mendalami penelitian yang berhubungan dengan sains dan makhluk hidup.
Nggak sedikit pula yang memilih jurusan di bidang karena prestise atau disuruh orang tua, terutama untuk jurusan beken seperti Kedokteran. Nah, yang seperti ini agak merepotkan. Karena menekuni bidang kesehatan merupakan pelayanan, bukan soal gengsi-gengsian.
Dokter Fatima Sania, dokter lulusan UI pun mengingatkan, “Bagi yang ingin menekuni bidang Kedokteran , harus benar-benar meluruskan niat bahwa kita belajar buat kepentingan pasien. Bukan untuk sekedar mendapat nilai bagus atau supaya lulus kuliah Kedokteran." Menurut kami, prinsip ini juga berlaku untuk jurusan lainnya di bidang kesehatan.
Program Studi di Bidang Kesehatan yang Bisa Kamu Pilih
Dari data pilihan jurusan kuliah oleh pelajar SMA Indonesia yang masuk ke Youthmanual, terlihat kalau jurusan Ilmu Kedokteran adalah yang paling diminati. Sedangkan pada SBMPTN 2017, program studi Ilmu Kedokteran (Pendidikan Dokter) dan Farmasi masuk dalam 5 besar jurusan sains dan teknologi yang paling banyak dipilih. Sementara Dokter Umum, Dokter Anak, Dokter Gizi, dan Ahli Nutrisi termasuk dalam 10 besar profesi yang dipilih anak muda menurut survei Youthmanual.
Sebenarnya masih banyak lho, jurusan dan profesi bidang kesehatan yang bisa dieksplorasi. Selain jurusan yang “klasik” dan populer seperti tadi, banyak pula studi yang tergolong baru dan berpotensi di masa depan. Umumnya, jurusan ini merupakan penggabungan studi dengan sektor lain, terutama informatika dan bioteknologi.
Kamu-kamu yang tertarik kuliah di bidang kesehatan, mesti tahu berbagai jurusan berikut ini:
- Pendidikan Dokter: program studi ini mempelajari ilmu medis, bagaimana memelihara kesehatan, pencegahan, dan pengobatan penyakit. Studi Pendidikan dokter bisa diperdalam dengan mengambil spesialisasi, bisa di bagian Jantung, Kandungan, Anak, Kulit dan lainnya.
- Ilmu Kedokteran Hewan: di program studi ini, kamu akan mempelajari anatomi, fisiologi, dan siklus hidup hewan mulai dari hewan peliharaan, hewan ternak, hingga hewan liar.
- Paramedik Veteriner: merupakan program diploma yang mempelajari tentang manajemen kesehatan yang berhubungan dengan dunia hewan atau nama lainnya kesehatan hewan. Program ini hadir untuk mengakomodasi kebutuhan akan adanya tenaga ahli madya di berbagai bidang kesehatan hewan, produk asal hewan, dan bidang terkait lainnya.
- Pendidikan Dokter Gigi: program studi Kedokteran Gigi mempelajari tentang kesehatan di daerah gigi dan mulut, bagaimana menangani berbagai permasalahan di dalam mulut dan cara mengobatinya, juga seputar estetika gigi dan mulut.
- Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut: program studi ini mempersiapkan para perawat gigi dan mulut, yang akan membantu sang dokter gigi untuk menangani pasiennya. Keberadaan perawat gigi ini tidak bisa dipandang sebelah mata, perannya menjaga dan membantu masyarakat untuk memperhatikan kesehatan gigi dan mulut, sangat penting.
- Farmasi: Farmasi adalah program studi yang mempelajari tentang obat-obatan. Disini kamu akan belajar untuk mengenali struktur senyawa obat dan cara sintesisnya, kemudian mengolahnya menjadi obat yang layak dikonsumsi.
- Pendidikan Apoteker: pada jenjang S1 (Sarjana), program studi ini mempelajari tentang teori, pengembangan, dan praktik dalam bidang pembuatan, identifikasi, cara kerja, serta pemanfaatan produk obat-obatan. Lulusan dari jurusan ini diharapkan untuk bisa memahami, meracik, dan melakukan pengujian khasiat atas sebuah produk farmasi.
- Farmasi Klinik dan Komunitas: selain mempelajari seputar ilmu farmasi, program studi ini juga mempelajari pengetahuan tentang etika pemberian pelayanan kesehaatan berkaaitan dengan obat-obatan (Pharmaceutical Care).
- Pengobatan Tradisional: Di sini kamu akan mempelajari metode pengobatan tradisional yang menggunakan bahan-bahan yang didapat dari alam dan diolah sendiri
- Ilmu Keperawatan: mempelajari teori dan praktek seputar keperawatan, dengan tujuan merawat orang lain/masyarakat.
- Kebidanan: fokus utama program studi ini adalah kesehatan ibu dan anak berkaitan dengan proses kehamilan, kelahiran, hingga pasca melahirkan.
- Ilmu Gizi: mempelajari asupan gizi dan pola makan individu serta masyarakat dan hubungannya dengan kesehatan, kualitas hidup, dan produktivitas. Mahasiswanya juga mempelajari keterkaitan gizi dengan aspek tingkat ekonomi, pertanian,dan sosial budaya.
- Manajemen Pelayanan Rumah Sakit (Perumahsakitan): program studi vokasi yang mempelajari manajemen dan administrasi rumah sakit. Disini kamu akan mempelajari berbagai fungsi dalam manajemen rumah sakit dan klinik seperti bidang keuangan, rekam medik, sekretaris medik, personalia, humas, marketing, juga di industri farmasi dan asuransi kesehatan.
- Fisioterapi: program studi yang mempelajari tentang fungsi gerak tubuh manusia mulai dari cara gerak hingga bentuk otot, sendi serta tulang. Pada jurusan ini lebih mendalami tentang gerak tubuh manusia serta organ tubuh yang berperan didalamnya. Jurusan ini merupakan cabang dari jurusan kedokteran.
- Ilmu Keolahragaan: program studi ini tidak cuma mempelajari olahraganya aja, tapi juga ilmu-ilmu kedokteran dasar seperti anatomi, fisiologi, biokimia, fisioterapi olahraga, obat dan doping, serta biofisika.
- Psikiatri: Psikiatri tidak hanya mempelajari tentang kesehatan jiwa sesorang, tetapi juga mempelajari tentang aspek neurologi atau ilmu saraf dan ilmu penyakit.
- Okupasi Terapi: mempelajari bagaimana menghadapi dan menangani pasien dengan keterbelakangan mental atau kelainan fisik seperti autis, down syndrome, hiperaktif, kelainan pada tulang, dan sebagainya.
- Ortopedi dan Traumatologi: adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang tulang dan otot di dalam tubuh kita serta berbagai macam cidera maupun penyakit yang berhubungan dengan tulang dan otot seperti, cidera olahraga, artitritis dan lain lain.
- Kesehatan Masyarakat: program studi ini mempelajari ilmu tentang peningkatan taraf hidup dan kesehatan masyarakat dengan cara melakukan pengorganisasian di masyarakat. Jadi, di prodi ini kamu akan mempelajari ilmu medis ditambah dengan ilmu sosial.
- Kesehatan Lingkungan: mendalami kaitan lingkungan dengan kesehatan, termasuk usaha menangani masalah lingkungan intuk mencegah/mengatasi problem kesehatan.
- Kesehatan dan Keselamatan Kerja: adalah program studi yang mempelajari bahaya dan resiko berhubungan dengan kesehatan yang ada di tempat kerja. Pencegahan dan penanganan bahaya dan risiko lainnya yang dapat terjadi di lingkungan proyek ataupun tempat kerja.
- Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (Teknik Radiologi): Radiologi merupakan ilmu kedokteran untuk memindai dan mendiagnosis bagian dalam tubuh manusia dengan menggunakan sinar x, baik berupa gelombang elektromagnetik atau gelombang mekanik.
- Biomedicine: Biomedicine adalah program multidisplin yang mempelajari bidang science dan teknologi untuk diterapkan dalam memecahkan masalah kesehatan global seperti penyakit menular dan kanker, tujuannya untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan umat manusia.
- Teknologi Laboratorium Medik (Analisis Kesehatan): program studi yang mempelajari tentang bagaimana cara menjadi seorang tenaga kesehatan dan ilmuwan berketerampilan tinggi yang akan berkecimpung di sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
- Tasawuf Psikoterapi: program studi yang menggabungkan kedua ilmu ini untuk mengkaji topik-topik terkait masalah kejiwaan dengan pendekatan psikologis dan sufistik.
Metode Belajar yang Sesuai
Banyak yang bilang bahwa kuliah di bidang kesehatan mempelajari teori dan mengahafal. Sebab hal yang terkait dengan kesehatan manusia dan hewan memang kompleks. Hal tersebut memang benar, namun metode belajar yang lebih dominan adalah problem based learning, yaitu mahasiswa diberikan suatu persoalan/kasus, di mana mereka harus melakukan riset dan menganalisa persoalan tersebut.
Problem based learning ini dilengkapi dengan praktek. Praktek memegang peranan penting dalam studi bidang kesehatan. Makanya, proporsi praktek serta kegiatan lapangan juga besar. Bahkan untuk jurusan seperti Ilmu Kedokteran, Ilmu Kedokteran Gigi, Kedokteran Hewan, Keperawatan dan Kebidanan harus menjalani pendidikan profesi yang inti kegiatannya adalah belajar dengan cara praktek.
“Pertama kuliah kita dapat teori, tapi ada juga praktikumnya untuk latihan. Setelah lulus S1, ada fase pendidikan profesi di mana kita akan jadi dokter gigi muda di rumah sakit pendidikan,” jelas Sarjana Kedokteran Gigi Fathin Vania.
Kenapa praktek sangat penting? Sebab yang dipelajari di jurusan tersebut intinya adalah praktek. Bayangin aja sob, kalau mahasiswa kedokteran atau kedokteran gigi jago banget teori, tapi melempem pas praktek. Yah!
Metode problem based learning juga diimplementasikan dengan praktikum dan juga riset ilmiah, baik dengan di labotarium maupun turun langsung tengah masyarakat. Hasil risetnya antara lain berupa pengamatan masalah kesehatan di lingkungan tertentu atau berupa inovasi dan temuan terbaru di bidang kesehatan.
Jurusan di bidang kesehatan umumnya saling berkaitan. Maka, biasanya di dunia profesional lulusannya akan bekerja sama. Misalnya, antara lulusan jurusan Ilmu Kedokteran, Keperawatan, Kebidanan, dan Manajemen Perumahsakitan. Artinya, kalau kamu tertarik mengobati pasien, kamu bisa memilih salah satu jurusan tersebut. Sedangkan kalau kamu lebih tertarik berkutat dengan kandungan obat dan makanan, kamu bisa mengambil jurusan Farmasi, Ilmu Gizi, atau Teknologi Pangan.
Karakter Mahasiswa yang Sesuai dengan Bidang Kesehatan
- Tekun. Pelajar di bidang kesehatan mesti tekun karena banyak hal yang dipelajari di bidang ini, dari mulai teori yang seabrek hingga praktek, dan berbagai penelitian. Selain itu, tahapan yang harus dilalui mahasiswa kesehatan cukup panjang untuk menyelesaikan studinya. Setelah lulus dari jurusan Farmasi, Kebidanan, FK, FKG dan Keperawatan masih harus meneruskan kuliah profesi serta menjalani uji kompetensi.
- Memiliki kepedulian yang tinggi. Karena inti dari bidang kesehatan adalah membantu dan bukan meraih keuntungan.
- Suka membaca dan berwawasan luas. Selain membaca bahan pelajaran, juga membaca perkembangan terbaru dan berita seputar kesehatan. Sebab mahasiswa bidang kesehatan dituntut untuk memiliki pengetahuan luas dan update dengan perkembangan zaman.
- Suka mengamati dan memecahkan masalah. Cara belajar ilmu kesehatan adalah dengan menganalisa dan mencari penyelesaian dari masalah.
- Tertarik dengan riset. Diperlukan banyak riset dalam menekuni Ilmu bidang kesehatan yang dinamis dan terus berkembang, serta masalah kesehatan yang beragam dan kompleks. Bisa riset di laboratorium atau riset
- Teliti. perhatian terhadap detail dan cermat. Dalam beberapa hal yang sifatnya teknis, seperti studi pengobatan pasien, mencermati kandungan makanan, meramu obat dan bahan kimia, diperlukan ketelitian. Karena tindakan yang dilakukan atau takaran yang diberikan harus tepat.
- Bisa bekerja sendiri namun bisa juga berada dalam kelompok. Di perkuliahan bidang kesehatan, banyak proyek, penelitian dan praktek yang dilakukan secara berkelompok maupun individual.
Skill Pendukung yang Dibutuhkan Mahasiswa dan Lulusan di Bidang Kesehatan
- Kemampuan analisa dan penelitian. Kemampuan melakukan penelitian, mulai dari mengumpulkan bahan riset, mengumpulkan data, mewawancara, menyusun laporan dan sebagainya. Soalnya, mahasiswa kesehatan bakal banyak melakukan penelitian. Mahasiswa kesehatan juga harus bisa menganalisa hasil penelitian dengan baik.
- Menulis. Sertidaknya penulisan akademik, untuk menuliskan hasil penelitian, jurnal kesehatan, dan lainnya.
- Komunikasi. Salah satu bagian penting dalam ilmu bidang kesehatan adalah menyampaikan informasi atau hasil analisa ke pihak lain. Misalnya antara perawat/dokter dengan pasien. Drg. Iwan Setiadi pun berkomentar, “Menjadi dokter gigi itu nggak cuma bermodal pintar semata, tetapi harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan pasien.”
- Bahasa Inggris. karena banyak text book serta istilah dalam kesehatan yan g memakai.
- Adaptasi dan penggunaan teknologi. Dilarang gaptek, sebab bidang kesehatan terkait erat dengan teknologi dan makin banyak menggunakan gadget.
- Kreativitas. Penyuluhan dan pelayanan kesehatan harus dilakukan secara kreatif. Irna Herawati, ahli nutrisi dan diet juga merasakan pentingnya kreativitas. “Kita nggak boleh kehilangan ide dalam menginformasikan dan menjelaskan cara agar rencana diet yang sudah dibuat dapat diterima oleh pasien. Kita harus bisa muter otak untuk meyakinkan mereka (pasien) agar mau menerapkan rencana diet yang telah kamu susun.”
- Menyelesaikan masalah. Profesional dan pekerja di bidang kesehatan dituntut untuk bekerja dengan pendekatan problem-solving.
Profesi dan Karier di Bidang Kesehatan
Lulusan bidang kesehatan bisa bekerja di berbagai jenis usaha atau lembaga. Di antaranya:
- Departemen dan lembaga: Departemen Kesehatan membuka kesempatan besar bagi lulusan bidang kesehatan dari berbagai jurusan. Selain itu, bisa pula bekerja di Departemen Sosial, Kepolisian, Pemerintah Daerah, dan lainnya.
- Pusat Kesehatan Masyarakat, RSUD, dan fasilitas kesehatan masyarakat lain di bawah pemerintah: Yup, akan banyak dibutuhkan tenaga di bidang ini. Sebagai gambaran Per 2013, rasionya 1 Puskesmas melayani 25,730 penduduk dengan penyebaran yang belum merata.
- Organisasi international dan NGO: WHO, UNESCO, UNICEF, organisasi sosial, LSM, dan lain sebagainya. Pekerjaan ini terbuka untuk berbagai jurusan, terutama jurusan medis dan Kesehatan Masyarakat
- Perusahaan besar/perusahaan internasional: Produsen obat-obatan, jaringan rumah sakit, perusahaan internasional yang menjual produk kesehatan, dan lain sebagainya, perusahaan asuransi, dan lainnya.
- Usaha kecil menengah: Rumah sakit atau klinik, produsen obat lokal, dan sebagainya.
- Wirausaha: Banyak juga dokter, apoteker, bidan, ahli terapi yang membuka tempat praktek sendiri. Tentunya, harus melalui syarat dan prosedur khusus.
- Startup: Startup untuk pekerja dengan latar belakang bidang kesehatan, memang nggak sebanyak bidang teknologi, komunikasi, dan kreatif, namun tetap ada kesempatannya. Mulai bermunculan startup aplikasi dan situs kesehatan serta layanan konsultasi kesehatan online.
Umumnya, profesi di bidang kesehatan membutuhkan latar belakang pendidikan dan skill yang spesifik. Pekerjaannya nggak bisa dilakukan oleh orang dari jurusan non-kesehatan, terutama untuk profesi seperti dokter, perawat, bidan, apoteker, dan petugas analis laboratorium.
Profesi lainnya di bidang kesehatan adalah ahli gizi, konsultan diet, staf departemen kesehatan, manajer rumah sakit, terapis, ahli teknologi pangan, peneliti kesehatan, dan lainnya.
Prospek Bidang Kesehatan di Masa Depan
Orang yang bekerja di bidang kesehatan banyak dicari. Kalau menurut riset yang dilakukan Michael Page— perusahaan spesialis rekrutmen di Inggris— perawat, dokter, dan pekerja medis termasuk 10 besar profesi paling dibutuhkan di dunia. Apalagi, menurut WHO, dunia masih kekurangan sekitar 7.2 juta tenaga dokter, perawat, serta bidan.
Di Indonesia sendiri, menurut Kementerian Kesehatan terdapat sekitar 109,597 dokter, dan perbandingannya adalah 1 dokter untuk 2,270 orang. Rencananya pemerintah akan meningkatkan jumlah dokter hingga dua kali lipatnya. Jadi, masih dicari 110 ribu dokter lagi. Sementara saat ini kampus di Indonesia baru menghasilkan 8,000 dokter tiap tahunnya. Jadi kekurangannya cukup banyak. Di dalam laporan WHO tahun 2017, disebutkan pula bahwa Indonesia juga kekurangan tenaga bidan dan perawat.
Masalah lain yang terjadi di Indonesia adalah tenaga medis sangat nggak merata penyebarannya. Seperti yang ditulis harian Kompas dalam artikel Jumlah Dokter Berlebih pada 16 April 2016. Bayangin aja, di Sulawesi Selatan rasionya adalah 9,4 dokter : 100,000 penduduk. Trus masih ada 970 Puskesmas di berbagai daerah yang nggak memiliki dokter. Sementara di Jakarta rasionya adalah 16,4 dokter : 1,000 penduduk. Jomplang banget ‘kan, angkanya? So, untuk yang pengen jadi dokter kamu akan sangat dibutuhkan di daerah.
Dengan menerapkan program Jaminan Kesehatan Naional (JKN) dan BPJS kesehatan, pemerintah menargetkan di tahun 2019 seluruh masyarakat Indonesia akan mendapatkan akses dan layanan kesehatan. Untuk menjalankan program dan memenuhi target tersebut akan semakin banyak dibutuhkan tenaga kesehatan yang bekerja di bawah institusi dan badan pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun BPJS.
Industri farmasi juga rencananya bakal digenjot pemerintah. Bagian Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa saat ini ada 214 perusahaan di Indonesia. Padahal seharusnya ada ribuan. Trus, 90 persen bahan baku farmasi masih diimpor. Kedepannya, diharapkan Indonesia bisa membuat bahan baku sendiri. Nah, lulusan dan mahasiswa Farmasi bakal punya peranan penting di sini.
Sebagai negara berkembang yang penduduknya terbanyak ke-4 di dunia, industri kesehatan seharusnya sangat bisa maju. Sayang, Indonesia belum bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Salah satu faktornya adalah kualitas standar pelayanan yang masih rendah.
Menurut Ivan Sini, Komisaris Utama PT Bundamedik seperti yang dikutip dari beritasatu.com, hal ini menyebabkan sebagian masyarakat memilih berobat ke luar negeri. Biaya pengobatan yang mereka keluarkan mencapai 7,5 triliun pertahun. Beuh!
Supaya pelayanan kesehatan Indonesia bisa maksimal maka perlu modal, invesitasi. SDM dan teknologi tinggi. Yup, ini nih satu “PR” penting lainnya, yaitu soal aplikasi teknologi. Negara kita termasuk yang lambat dalam menerapkan teknologi di layanan kesehatan. Padahal negara lain banyak yang sudah sangat canggih. Ini akan menjadi salah satu tugas lulusan jurusan Manajemen Perumahsakitan.
Inspirasi Profesional di Bidang Kesehatan
Dokter Mesty Ariotedjo (alumni FK Universitas Indonesia). Founder WeCare.id situs penggalangan dana untuk biaya berobat para pasien di daerah terpencil. Mesty mendapatkan penghargaan Inspiring Young Leader dan Forbes 30 Under 30 Asia.
Dokter Gamal Albinsaid (alumni FK Universitas Brawijaya). Salah satu hal yang dilakukan dokter Gamal adalah nggak memungut uang dari pasien yang miskin, melainkan “dibayar” dengan sampah. Yup, ia mendirikan Insan Medika klinik asuransi premi sampah. Gamal pun meraih mendapatkan berbagai penghargaan, di antaranya Sustainable Entrepreneur Award dari pemerintah Inggris).
Nurhayati Subakat (alumni Farmasi ITB). Pendiri dan CEO perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia, PT Paragon Technology Innovation yang menaungi brand Wardah, Make Over, dan Emina.
Rekomendasi Perguruan Tinggi dengan Program Studi Bidang Kesehatan Terbaik di Indonesia
Berikut ini adalah daftar Perguruan Tinggi terbaik, yaitu yang mendapatkan akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Pendidikan Dokter
- Universitas Indonesia
- Universitas Padjadjaran
- Universitas Gadjah Mada
- Universitas Hasanuddi
- Universitas Brawijaya
- Universitas Diponegoro
- Universitas Sebelas Maret
- Universitas Islam Sultan Agung
- Universitas Atmajaya
- Universitas Andalas
- Universitas Udayana
- Universitas Tarumanagara
- Universitas Islam Indonesia
- Universitas Airlangga
- Universitas Negeri Lampung
Kedokteran Gigi
- Universitas Indonesia
- Universitas Gadjah Mada
- Universitas Padjadjaran
- Universitas Airlangga
- Universitas Trisakti
- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
- Universitas Hasanuddin
Kesehatan Masyarakat
- Universitas Indonesia
- Universitas Diponegoro
- Universitas Hasanuddin
- Universitas Airlangga
Ilmu Keperawatan
- Universitas Indonesia
- Universitas Gadjah Mada
- Universitas Hasanuddin
- Universitas Riau
- Universitas Muhammadiyah Jakarta
- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Farmasi
- Universitas Indonesia
- Institut Teknologi Bandung
- Universitas Gadjah Mada
- Universitas Hasanuddin
- Universitas Airlangga
- Universitas Sumatera Utara
- Universitas Andalas
- Universitas Pancasila
- Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
- Universitas Muhammadiyah Surakarta
- Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
- Universitas Khatolik Widya Mandala Surabaya
- Universitas Surabaya
Rekomendasi 10 Negara Terbaik untuk Mengambil Studi Kesehatan
Berikut ini adalah 10 negara dan kampus terbaik untuk kuliah bidang kesehatan pilihan Youthmanual. Rekomendasi ini berdasarkan daftar ranking perguruan tinggi dunia di versi QS World University Rankings.
- Amerika Serikat (Harvard University, John Hopkins University, Stanford University, UCLA, Yale University)
- Inggris (University of Oxford, University of Cambridge, University College London, Imperial College London)
- Swedia (Karolinska Institutes)
- Kanada (University of Toronto, McGill University)
- Australia (The University of Sydney, The University of Melbourne, Monash, The University of Queensland)
- Jepang (The University of Tokyo)
- Singapura (National University of Singapore)
- Hong Kong (University of Hong Kong)
- Belanda (University of Amsterdam)
- Jerman (Rupretch-Karls-Universiteit-Heidelberg, Ludwig-Maximilians-Universitat-Munchen)
Untuk program studi tertentu seperti Kedokteran dan Dokter Gigi (profesi), apabila kuliah di luar negeri maka harus mengikuti semacam proses adaptasi/penyesuaian untuk bisa praktek di Indonesia.
Pilih Bidang Kesehatan Nggak, Ya?
Dari hasil penelusuran Youthmanual tentang bidang kesehatan, kami menyimpulkan bahwa bidang kesehatan adalah bidang yang sangat potensial. Alasannya antara lain:
- Industri kesehatan bakalan makin berkembang, gaes. Baik di dunia maupun di Indonesia. Kita masih kekurangan tenaga dan fasilitas kesehatan,baik secara kualitas maupun kuantitas.
- Menurut World Economic Forum (weforum.org), biaya kesehatan di negara berkembang bakalan besar banget. Hal ini perlu diantisipasi dengan tepat, supaya nggak bikin rakyat dan negara terbebani, dan justru memperbesar potensi industri kesehatan.
- Salah satu kuncinya adalah sumber daya manusia. Dengan tenaga kesehatan yang semakin banyak dan semakin berkualitas, diharapkan masyarakat jadi makin sehat.
- Sementara bagian manajemen rumah sakit dan kesehatan masyarakat perlu memberikan perhatian ekstra untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan. Jadi, dana sebesar 7,5 triliun per tahun yang dipakai orang buat berobat ke luar negeri bisa masuk ke dalam negeri.
- Apoteker, ahli obat-obatan, serta pekerja laboratorium terbaik juga diperlukan, lho. Ingat, perusahaan obat di Indonesia baru 200an, padahal yang diperlukan ribuan.
- Jurusan yang terkait sama kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja juga penting, sob! Soalnya, banyak masalah kesehatan yang disebabkan pencemaran lingkungan. Menurut Center of Disease Control and Prevention, climate change akan meningkatkan risiko penyakit, seperti penyakit asma, pernafasan, penyakit mental dan lain sebagainya.
- Tren bidang studi kesehatan yang berkaitan dengan teknologi informasi dan bioteknologi berkembang pesat.
Agar bisa maju Industri kesehatan Indonesia memerlukan penggunaan teknologi yang tepat. Namun ini belum banyak dieksplorasi di Indonesia dan sayangnya jurusan yang mendukung teknologi kesehatan belum banyak tersedia.
Sebagai calon mahasiswa, kamu perlu eksplorasi berbagai jurusan bidang kesehatan, terutama jurusan yang tergolong baru dan belum banyak diekspos seperti bioteknologi kesehatan, biomedis, biomedical engineering dan lainnya.
Kamu pun bisa menyesuaikan bidang kesehatan sesuai minat dan bakatmu. Kalau kamu tertarik kesehatan dan komunikasi, kamu bisa memilih jurusan seperti Kesehatan Masyarakat, yang berminat kesehatan dan teknologi atau IT bisa mengambil jurusan Teknologi Informasi Medis, atau Biomedical Engineering. Kamu juga bisa memilih Manajemen Perumahsakitan, Manajemen Nustrisi, Farmasi, Kebidanan, dan banyak lainnya.
Yang juga penting kamu perhatikan adalah kualitas institusi pendidikan. Teliti kredibilitas perguruan tinggi, eksplorasi sistem perkuliahan, fasiltas, tenaga pengajar hingga alumninya. Jangan asal mengambil bidang kesehatan di sembarang perguruan tinggi. Kenapa? Karena masih ada perguruan tinggi dengan akreditasi dan kualitas yang belum baik. Misalnya, saat ini ada 75 perguruan tinggi yang memiliki program studi ilmu Kedokteran dan akan dibuka 8 lagi sehingga jumlahnya 83. Sayang, menurut penilaian Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) hanya 15 yang terakreditasi A, sedangkan yang dominan malah akreditasi C.
Secara keseluruhan, kuliah di bidang kesehatan merupakan pilihan yang menantang dan menjanjikan jika itu pas dengan dirimu. Tanda bahwa bidang kesehatan nggak cocok untuk kamu adalah.
- Melakukannya hanya demi gengsi, bukan passion.
- Beorientasi pada keuntungan bukan pelayanan kepada pasien.
- Tidak sabar dengan proses jurusan yang diincar. Misalnya, untuk jurusan Farmasi, setelah menyelesaikan Sarjana, harus melanjutkan ke pendidikan profesi dan mengikuti tes agar bisa menjadi apoteker.
- Malas belajar. Karena bidang ini selalu berkembang dan menuntuk kamu untuk selalu belajar, bahkan ketika sudah bekerja. Makanya, pekerja bidang kesehatan sering ikutan seminar dan workshop serta melakukan riset untuk upgrade pengetahuan.
- Nggak suka segala sesuatu yangberhubungan dengan teknologi. Karena kedepannya, bidang kesehatan bakal makin banyak memanfaatkan teknologi.
Sumber:
http://www.wpro.who.int/asia_pacific_observatory/hits/series/hits_ino_0_executive_summary.pdf?ua=1
http://www.jkn.kemkes.go.id/faq.php
https://www.topuniversities.com/courses/engineering-biomedical/guide
http://www.bestdegreeprograms.org/degrees/top-10-degrees-for-the-future
https://www.rit.edu/overview/chst
http://www.kemkes.go.id/
http://reports.weforum.org/outlook-global-agenda-2015/top-10-trends-of-2015/10-growing-importance-of-health-in-the-economy/
http://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/3336321/baru-ada-214-industri-farmasi-di-indonesia-kemenkes-harusnya-ribuan
http://www.beritasatu.com/kesehatan/393503-industri-kesehatan-lambat-adopsi-teknologi-baru.html
http://jurnal.kebijakankesehatanindonesia.net/
https://www.weforum.org/agenda/2015/04/five-global-health-trends-you-just-cant-ignore/
http://www.humanosphere.org/global-health/2016/01/guest-post-10-global-health-issues-to-follow-in-2016/