Profesiku: Pre-sales Manager, Dimas Setyo

Dalam seri "Profesiku", kamu bisa kenalan dengan berbagai profesi, lewat cerita para senior yang menekuninya. Kali ini, yuk, kenalan dengan profesi Pre-sales Manager bersama Dimas Setyo dari PT. Acer Indonesia!

Mungkin sebagian besar dari kamu belum pernah mendengar tentang profesi Pre-sales Manager. That’s why kali ini Dimas Setyo, Pre-sales Manager di PT. Acer Indonesia akan berbagi mengenai pengalamannya selama menjalani profesi ini. Siapa tahu, profesi Pre-sales Manager cocok dengan passion kamu! Oya, Dimas adalah lulusan Teknik Elektro‍ di Sekolah Tinggi Teknik Surabaya.

Profesiku:

“Pre-sales Manager di PT. Acer Indonesia.

Secara garis besar, sih, saya menganggap divisi Pre-sales itu berperan sebagai konsultan perusahaan yang mengurusi aspek-aspek teknis.

Kenapa? Karena seorang staf atau manajer pre-sales harus mengerti betul produk suatu perusahaan sebelum produk tersebut siap untuk dipasarkan, mulai dari pengemasan dan bentuk fisiknya, sampai filosofis pembuatannya. Hal ini bertujuan untuk memahami betul suatu produk agar dapat dikomunikasikan dengan efektif oleh tim sales kepada pasar. Selain itu, Pre-sales juga harus memastikan bahwa suatu produk harus dapat memenuhi kebutuhan klien sebelum dilepas ke pasaran.

Karena saya bekerja di perusahaan teknologi, maka divisi Pre-sales bukan cuma harus tahu deskripsi produk dan tampilannya aja, tapi juga sampai detail-detail dan fitur produk yang bahkan nggak bakal kepikiran sama divisi lain. Misalnya, nih, ketahanan produk jika dibawa ke tempat dengan suhu atau ketinggian tertentu.

Nah, pengetahuan ini digunakan oleh divisi Pre-sales untuk menjembatani antara keinginan klien dengan pengetahuan detail produk yang kita punya. Kita bertanggung jawab untuk merancang produk dengan teknologi yang dibutuhkan dan menampilkan demo produk tersebut di depan klien, agar klien dapat mengetahui kualitas produk dan bisa mendapatkan customer experience yang baik.”

1

Tugasku sehari-hari:

“Karena divisi Pre-sales bertanggung jawab untuk memahami produk baru secara mendetail, kita akan melakukan “pembedahan” alias mempelajari tiap produk dan inovasi baru yang diproduksi oleh perusahaan. Walaupun nggak akan semua produk dan inovasi ini akhirnya akan dilepas ke pasaran dalam waktu dekat atau bahkan nggak sama sekali di Indonesia, tapi divisi Pre-sales tetap mendapatkan kewenangan nyobain produk baru dengan teknologi termutakhir. Seru banget, ‘kan?

Saya juga harus bisa work in tandem dengan teman-teman yang ada di divisi Sales. Kalau ada permintaan khusus dari klien, saya harus merancang sistem sesuai dengan apa yang klien butuhkan. Lalu, jika mereka butuh bantuan untuk mengoperasikan sistem tersebut, saya yang akan melakukan demo di depan klien. Karena divisi Pre-sales-lah yang memahami sistem dan produk tersebut luar-dalam.”

Alasan memilih profesi ini:

“Profesi ini bisa dibilang cukup unik, apalagi di dalam perusahaan teknologi seperti Acer. Kita dituntut untuk terus belajar setiap harinya, karena setiap harinya kita bersentuhan dengan produk baru dan teknologi-teknologi baru.

Apalagi untuk orang yang emang punya passion di bidang teknologi seperti saya, profesi ini rasanya kayak bermain tapi dibayar! Hahaha.”

Modal utama untuk menjalani profesi ini:

“Menurut saya, kalau kamu tertarik untuk menekuni profesi ini di masa depan, modalnya cuma satu. Yaitu: mau belajar.

Di Acer sendiri, saya sudah berada di divisi Pre-sales selama 3.5 tahun. Sebelumnya, saya sudah bekerja di beberapa perusahaan teknologi dengan job desc yang kurang lebih sama. Teknologi yang saya temukan pun terus terbaharui seiring berjalannya waktu, sehingga saya harus bisa keep up dengan cara terus mengikuti dan mempelajari perkembangan teknologi.

Kalau soal hard skill, saya rasa nggak ada satu aspek yang spesifik. Soalnya, pekerjaan ini akan lebih cocok untuk kamu yang emang punya passion yang besar di bidang teknologi, nggak peduli apa pun latar belakang pendidikan yang kamu miliki.

Ngomong-ngomong, saya adalah lulusan Sekolah Tinggi Teknik Surabaya jurusan Teknik Elektro. Emang, sih, apa yang saya pelajari selama berkuliah di jurusan tersebut banyak membantu saya dalam menjalani profesi ini. Tapi, saya merasa kalau passion saya-lah yang berperan besar sebagai modal utamanya.”

dimas setyo

Miskonsepsi paling umum mengenai profesi ini:

“Banyak, lho, yang masih ngerasa rancu sama arti Pre-sales itu sendiri. Banyak yang bilang kalau divisi ini kerjaannya jual-jualin produk, gara-gara ada kata ‘sales’-nya. Bahkan ada yang bilang kalau divisi Pre-sales itu seperti, “Oh, jadi yang kayak kalau mau PO (pre-order), ya?” Hahaha.

Jadi gini. Pre-sales itu fokusnya mendalami produk sebelum dilepas ke pasaran. Secara, pasti bakal technical banget, dong, ya. Nah, Pre-sales harus mampu menerjemahkan bahasa teknis ini menjadi bahasa pemasaran yang bisa digunakan oleh divisi Sales untuk mengkomunikasikan produk ke pasaran.

Tapi bukan berarti Pre-sales selalu bekerja di balik layar, lho, ya. Ingat, Pre-sales juga berfungsi sebagai konsultan untuk menjembatani kebutuhan klien dengan produk yang bisa kita tawarkan. Nah, dengan pengetahuan divisi Pre-Sales yang lebih mendalam mengenai suatu produk, saya juga dituntut untuk mampu bekerja di depan layar.”

Prospek kerja profesi ini di saat ini dan masa depan:

“Dunia teknologi, tuh, terus berkembang. Dan nggak cuma perusahaan teknologi, perusahaan-perusahaan dari industri lain juga sudah mulai mengadopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi kinerjanya.

Jika tren teknologi untuk efisiensi perusahaan ini terus meningkat, bisa dipastikan bahwa tenaga Pre-sales sebagai konsultan teknis akan turut meningkat dalam 5-10 tahun ke depan. Jadi, jangan takut untuk nggak kebagian lowongan di profesi ini,”

Tips untuk anak muda yang ingin menekuni profesi ini:

“Jangan pernah berhenti belajar. Apalagi jika kamu ingin menekuni dunia teknologi yang sangat dinamis, kamu harus siap untuk menjadi seorang life-long learner.”

(sumber gambar: dok. Youthmanual, sap.com, )

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 8 jam yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1